Advertorial

Cerita Desa Ledokombo Jadi Desa BRILiaN berkat Trofi Resin dan Bakso Goreng

Kompas.com - 02/04/2024, 11:23 WIB

KOMPAS.com – Membawa perubahan untuk desa memang bukan perkara mudah. Pendekatan khusus dibutuhkan agar masyarakat desa bisa ikut beradaptasi dan memajukan perekonomian lokal.

Kepala Desa Ledokombo, Jember, Jawa Timur, Ipung Wahyudi menyadari hal tersebut. Semula, desa seluas 6,7 kilometer persegi ini masuk kategori berkembang pada 2020. Dari 4.542 penduduk—berdasarkan data Badan Pusat Statistik (2020)—sebagian besarnya berprofesi petani dan buruh tani.

Perlahan tapi pasti, Ipung mengubah pola pikir warga Desa Ledokombo agar potensi desa bisa dikembangkan dan tak sekadar mengandalkan pertanian.

“Proses itu tidaklah mudah. Dengan pendekatan yang tepat, kami bisa mengajak warga dan para santri untuk bisa berkembang dan terlibat pada pembangunan desa,” kata Ipung kepada Kompas.com, Senin (25/3/2023).

Ledokombo memang dikenal sebagai desa santri. Di wilayah ini, banyak terdapat pesantren dan madrasah.

Kebetulan pula, ada salah satu warga Desa Ledokombo yang pulang kampung dari perantauan akibat pandemi Covid-19. Ia punya kemahiran membuat kerajinan trofi resin dan membangun usaha mikro kecil menengah (UMKM).

Melihat potensi tersebut, Ipung pun menggandengnya untuk membuka pelatihan ke sejumlah pesantren yang ada di desa. Pelatihan ditujukan untuk mencari santri berbakat agar bisa berkontribusi dalam produksi trofi resin yang sudah semakin banyak peminatnya.

Tak hanya itu, Ipung juga menghidupkan kembali Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Harapan Sejahtera yang sempat mati suri. Di BUMDes ini, Ipung mengajak warga untuk belajar dan ikut bekerja.

Ipung bercerita, keunikan trofi resin buatan Desa Ledokombo terletak pada kustomisasi sesuai keinginan pembeli. Jadi, pembeli bisa memesan trofi sesuai desain dan preferensi mereka.

“Sejauh ini, kebanyakan pelanggan trofi resin berasal dari instansi pemerintah atau perkantoran,” ujar Ipung. 

Potensi itu pulalah yang dibawa Ipung saat Desa Ledokombo masuk 15 besar Desa BRILiaN 2023 Batch 3 yang diselenggarakan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI. Meski termasuk kerajinan baru, trofi resin tersebut berhasil menarik perhatian BRI.

Ipung menyadari, saat ini pengrajin trofi resin masih sedikit di desanya. Kendati demikian, peluang dan pangsa pasar trofi resin masih sangat besar.

“Jadi, sangat berpeluang untuk dikembangkan sebagai UMKM oleh-oleh khas Desa Ledokombo,” jelas Ipung.

Potensi Desa Ledokombo tak sebatas trofi resin. Desa ini juga memiliki produk andalan bakso goreng. Dalam satu minggu, setidaknya 1.000 karton bakso goreng dijual ke daerah-daerah, bahkan hingga ke Malaysia dan Singapura.

Desa Ledokombo juga memiliki wisata andalan bernama Tanoker Ledokombo. Tempat wisata segala usia ini telah dikelola dengan sangat baik sehingga bisa berkembang dan semakin diminati wisatawan.

“Tanoker Ledokombo menjadi destinasi wisata andalan kami. Konsepnya seperti taman belajar yang bisa dinikmati semua umur, mulai dari anak-anak hingga lansia,” ucap Ipung.

Tanoker Ledokombo, cerita Ipung, dulunya adalah tempat belajar anak-anak yatim dan tidak mampu yang tinggal di desa. Didirikan pada 2009, pengelola Tanoker Ledokombo, yakni Komunitas Tanoker, terus berinovasi dan berbenah sehingga tempat ini menawarkan wisata aktivitas yang lengkap dan menarik.

“Tanoker Ledokombo menjadi media masyarakat untuk bisa ikut memajukan potensi wisata desa,” ujar Ipung.

Melihat daya tarik wisata di Desa Ledokombo yang potensial, Ipung berencana membangun sebuah sentra yang dapat menghimpun semua sektor pariwisata dan UMKM. Rencananya, tempat tersebut akan menyediakan pusat informasi, galeri desa, area penjual produk UMKM, dan area berkegiatan.

Menurutnya, masyarakat desa sudah sangat produktif, tapi masih kekurangan tempat yang layak untuk memasarkan produknya. Terlebih, warga masih terbatas berjualan di depan rumah sehingga pemasarannya tidak optimal.

“Konsepnya seperti pasar yang terfokus pada satu titik. Saat ini, industrinya masih terpisah-pisah, yaitu berada di rumah-rumah warga,” jelas Ipung.

Butuh dukungan lebih banyak

Ipung menyadari, pengembangan potensi di desanya butuh dukungan dari pihak. Karena itulah, ia dan perangkat desa lain mengikutkan Desa Ledokombo di program Desa BRILiaN 2023. Selain trofi resin, Desa Ledokombo memamerkan bakso goreng sebagi Produk Unggulan Kawasan Perdesaan (Prukades)

Desa BRILiaN merupakan program pemberdayaan desa dari BRI yang bertujuan menghasilkan role model dalam pengembangan desa. Upaya ini dilakukan melalui implementasi praktik kepemimpinan desa yang unggul serta semangat kolaborasi guna mengoptimalkan potensi desa berbasis Sustainable Development Goal (SDGs).

Ipung menilai, penyelenggaraan program Desa BRILiaN penting bagi desa agar produk lokal bisa mendapatkan perhatian. Dengan begitu, peluang kerja sama untuk memajukan potensi Desa Ledokombo pun semakin terbuka, tidak hanya dari BRI, tetapi juga dari berbagai pihak.

“Dari momentum itu, kami membuka berbagai bentuk support agar dapat mengembangkan desa di sektor UMKM dan wisata,” jelas Ipung.

Produksi trofi resin, misalnya, membutuhkan modal untuk mengadakan pelatihan kepada masyarakat. Modal tersebut, kata Ipung, dipergunakan untuk membeli bahan-bahan trofi yang cukup mahal.

Sementara, untuk mendongkrak potensi bakso goreng, Ipung berharap, BRI dapat membantu memperluas pasar penjualan. Sebab, menurutnya usaha yang bakso goreng di Desa Ledokombo sekadar ada dan berjalan begitu saja, meski sudah ekspor hingga Malaysia.

“BRI memberikan pelatihan terkait pemasaran dan pengemasan produk agar lebih menarik. Jadi, pelatihan yang diberikan juga mencakup seluruh tahapan produksi, termasuk penjualan,” tegas Ipung.

Pada pelaksanaan Desa BRILiaN, BRI memberikan apresiasi kepada pelaku usaha. Menurutnya, apresiasi tersebut dapat memberikan motivasi bagi penerima dan dipergunakan dengan baik.

“Terima kasih telah mengapresiasi usaha kami. Selanjutnya, kami berharap, BRI dapat membantu pengembangan di Desa Ledokombo dari berbagai sisi,” tutur Ipung.

Misalnya, lanjut Ipung, dengan memberikan kemudahan pengajuan kredit dan pinjaman modal bagi masyarakat yang memiliki usaha.

Bersamaan dengan pengembangan potensi desa, Ipung juga berharap, BRI dapat mendorong pemahaman keuangan di kalangan masyarakat.

Saat ini, Desa Ledokombo sudah terdapat AgenBRILink. Kehadiran AgenBRILink membantu banyak warga dalam bertransaksi. Masyarakat tidak perlu ke bank untuk bayar tagihan dan pajak, cukup datang ke AgenBRILink yang ada di desa.

Desa mana pun bisa mendaftarkan diri untuk mengikuti Desa BRILiaN seperti Desa Ledokombo. Dapatkan kesempatan yang sama dengan mengikuti program Desa BRILiaN 2024.

Informasi terkait pendaftaran bisa didapatkan dengan mengunjungi dan hubungi kantor BRI dan mantri BRI terdekat yang ada di desa. Wujudkan inovasi dan kembangkan desa bersama BRI lewat Desa BRILiaN.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com