Advertorial

Cerita UMKM Binaan BRI yang Kini Jadi Rekomendasi Kuliner Asal Pekalongan bagi Pemudik

Kompas.com - 13/04/2024, 20:51 WIB

KOMPAS.com - Perkataan ide usaha bisa datang dari mana saja tampaknya tidak berlebihan. Ini karena banyak pengusaha telah berhasil membuktikannya. Salah satunya adalah Tatiek Indah Purwanti Handayani. Ia merintis usaha ayam dan bebek ungkep dengan merek Ummu Ayya. Usaha ini berlokasi di Tengengwetan, Kecamatan Siwalan, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah.

Ide usaha ini muncul setelah ia sempat mengalami kerepotan menyiapkan makanan sehat tanpa tambahan monosodium glutamate (MSG) untuk keluarganya. Ia kesulitan untuk memasak sendiri semua hidangan karena kesibukan bekerja sebagai tenaga kesehatan.

Tatiek mengatakan, merek Ummu Ayya sendiri diambil dari sebutan untuk dirinya. Tatiek memiliki anak bernama Ayya. Ummu Ayya memiliki arti “Ibunya Ayya”.

Ayam dan bebek ungkep Ummu Ayya merupakan masakan setengah jadi frozen yang dikemas secara higienis. Tatiek mengatakan produknya dapat disimpan dalam jangka waktu lama di kulkas.

"Jika ingin menyajikannya tinggal digoreng, dibakar, dimasak semur, opor dan lainnya, tanpa butuh waktu lama. Rupanya, banyak teman-teman yang penasaran dengan ayam dan bebek ungkep buatan saya. Mereka coba pesan dan ternyata menyukainya. Dari situlah saya kemudian secara resmi membuka usaha Ummu Ayya pada November 2016,” cerita Tatiek melalui siaran pers yang diterima Kompas.com, Sabtu (13/4/2024).

Bantuan modal dari BRI

Dalam menjalankan usahanya, Tatiek mengakui bahwa ia dan suami membutuhkan peralatan yang memadai. Oleh karena itu, mereka memutuskan untuk mencari pinjaman modal usaha melalui Kredit Usaha Rakyat Bank Rakyat Indonesia (KUR BRI).

“Untuk membuat ayam dan bebek ungkep frozen yang berkualitas dan higienis, diperlukan alat khusus yang tidak murah. Saya dan suami yang mengawali usaha ini bersama akhirnya memutuskan meminjam KUR BRI secara bertahap pada 2017,” ujar Tatiek.

Modal tersebut digunakan untuk membeli alat vakum yang berkualitas, freezer, serta membeli bahan baku. Ia mengatakan, dengan hadirnya fasilitas tersebut, kini Ummu Ayya bisa menjual ratusan bahkan ribuan ekor per pack tiap bulan, yang awalnya hanya menjual 3 ekor per pack.

Lebih lanjut, ia menjelaskan, awalnya hanya dilakukan di dapur rumah saat menjual dan memproduksi usahanya. Namun, seiring dengan berkembangnya usaha, Tatiek sudah dapat mendirikan rumah produksi sendiri dan mempekerjakan beberapa orang pegawai.

Produk Ummu Ayya

Produk Ummu Ayya sendiri memiliki keunggulan tanpa tambahan kimia 5P, yakni pengawet, pewarna pengenyal, pemanis, dan perasa kimia (MSG) buatan. Meski begitu, cita rasanya tetap lezat dan gurih.

Setiap satu pack berisi satu ekor ayam dan bebek ungkep dalam kemasan frozen yang bisa bertahan hingga 6 bulan penyimpanan.

Kualitasnya pun semakin terjamin, karena produk Ummu Ayya telah mengantongi izin edar Makanan Dalam Badan Pengawas Obat dan Makanan (MD BPOM) dan sertifikat halal.

“Dalam sehari Ummu Ayya bisa menjual sekitar 35 pack yang terdiri dari ayam dan bebek ungkep frozen. Namun, penjualannya bisa mencapai ribuan ekor per pack saat bulan Ramadhan dan menjelang Lebaran seperti sekarang. Bahkan, ada beberapa pelanggan yang pesan sebagai hamper Lebaran,” ujarnya.

Sementara untuk omzet, Tatiek menyebut, Ummu Ayya bisa menghasilkan Rp 30 juta sampai Rp 40 juta per bulan. Omzet tersebut bisa naik empat hingga lima kali lipat di bulan Ramadhan.

Sebagai informasi, harga ayam ungkep per pack dimulai dari Rp 40.000. Sementara harga bebek ungkep, dimulai dari Rp 75.000.

Selain bebek dan ayam ungkep sebagai produk utamanya, Ummu Ayya juga menjual ayam broiler ungkep, ayam kota ungkep, dan ayam crispy.

Saat ini, kata Tatiek, Ummu Ayya sudah memilih 70 agen dan reseller yang tersebar di beberapa kabupaten di Jawa Tengah, yakni di Pekalongan, Batang, Pemalang, Brebes, Tegal, Semarang, Yogyakarta, Bandung, dan Jakarta. dan lainnya.

Ke depan, Tatiek berharap usahanya dapat dukungan pelatihan dan pendampingan usaha serta bantuan pemasaran dengan skala yang lebih luas agar Ummu Ayya dapat berkembang dan produknya semakin banyak dinikmati oleh pelanggan di luar Pulau Jawa.

Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengatakan, selain memberikan dukungan permodalan bagi pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), BRI akan terus memberikan pendampingan kepada nasabah dalam pengembangan produk hingga upaya digitalisasi pelaku UMKM.

“Kisah Ibu Tatiek ini menjadi salah satu contoh bagaimana pembiayaan yang diberikan serta pendampingan usaha yang BRI berikan dapat mendorong dan manaikkelaskan kapasitas usaha pelaku UMKM,” ucap Supari.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com