Advertorial

Berikan Wadah Berkarya, BRI Dorong Kesejahteraan Wanita melalui Program BRInita

Kompas.com - 23/04/2024, 20:49 WIB

KOMPAS.com - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI melalui aktivitas corporate social responsibility (CSR) mengambil bagian dalam mendukung peran wanita dengan berbagai program pemberdayaan yang mampu mendorong kesejahteraan wanita Indonesia. Salah satunya melalui penyelenggaraan program BRI Bertani di Kota (BRInita).

Dalam program ini, BRI mengambil bagian dalam pemberdayaan masyarakat, terutama kaum wanita dengan membuat ekosistem urban farming yang berkelanjutan di daerah kota padat penduduk agar dapat mengambil nilai di sisi sosial, ekonomi, dan lingkungan.

Saat ini, program BRInita telah diimplementasikan di 21 lokasi yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. Sebagian besar pengelolaannya dijalankan oleh kelompok usaha wanita.

Wakil Direktur BRI Catur Budi Harto mengungkapkan, sasaran dari program ini adalah lokasi padat penduduk dan pemukiman kumuh yang memiliki penggiat lingkungan setempat (local heroes) yang merupakan anggota kelompok, seperti Kelompok Wanita Tani, Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), atau ibu-ibu.

“BRInita tidak hanya melakukan pembangunan sarana fisik saja, melainkan juga pelatihan berkelanjutan yang diharapkan dapat menjaga kelestarian tanaman dan kelangsungan hidup ekosistem sekitar,” ucap Catur melalui siaran persnya, Selasa (23/4/2024).

Dalam pelaksanaannya, BRI melakukan pembinaan bagi anggota kelompok atau penerima manfaat melalui pelatihan pengelolaan urban farming dengan menggandeng tenaga ahli atau instansi terkait.

Di samping itu, BRI juga melakukan monitoring kegiatan dan pengembangan hasil urban farming sehingga mampu menambah nilai ekonomis seperti penjualan, pengelolaan, packaging dan pemasaran.

Kegiatan pengelolaan urban farming oleh ibu-ibu melalui program BRI Peduli BRInita.DOK. Humas BRI Kegiatan pengelolaan urban farming oleh ibu-ibu melalui program BRI Peduli BRInita.

“Kegiatan ini diharapkan dapat mereduksi polusi lingkungan, menambah keasrian, serta mengurangi sampah rumah tangga. Di sisi lain, hal ini sekaligus menjadi perwujudan kontribusi positif masyarakat bagi keseimbangan lingkungan,” sambungnya.

Sejak 2022, program BRInita telah menjalankan 49 kali pelatihan bagi penerima manfaat, yang terdiri dari pelatihan budi daya hidroponik, perawatan tanaman hias, pembuatan eco enzyme, pencegahan dan pengendalian hama tanaman, serta pemakaian alat-alat hidroponik.

Program ini juga tercatat melibatkan 615 orang yang terdiri dari kelompok usaha wanita atau PKK dan telah melakukan panen perikanan, seperti ikan lele dan nila mujair sebanyak 348 kilogram (kg).

Selain itu, program ini juga menghasilkan 3.982 kg pupuk organik cair vegetatif dan kompos, 80 kg ulat maggot black soldier fly (BSF), serta 112 jenis tanaman obat-obatan keluarga (tanaman toga), seperti kencur, jahe, lengkuas, dan sebagainya.

Pertegas komitmen pemberdayaan wanita

Catur menjelaskan, BRInita adalah program pemberdayaan wanita untuk dapat mengambil peran besar, tidak hanya di lingkungan keluarga saja, tetapi juga di lingkungan sosial dan masyarakat luas.

Pada akhirnya, BRInita dapat membantu wanita untuk terus bersinar, percaya diri, dan pantang menyerah dalam menempatkan diri sebagai bagian dari pentingnya pembangunan ekonomi serta percontohan di lingkungan masyarakat.

“Sama seperti kisah Kartini sebagai sosok wanita inspiratif, program BRINita mendorong kaum wanita di berbagai wilayah di Indonesia untuk terus berkarya, kreatif, dan berusaha. Program BRInita merupakan wadah bagi kaum wanita untuk menyalurkan potensi dan kreativitas yang mampu memberikan nilai ekonomi,” jelas Catur.

Pada program BRInita, terdapat beberapa potensi yang dapat dimanfaatkan oleh anggota kelompok, di antaranya mengembangkan akuaponik, pengolahan hasil panen tanaman menjadi olahan makanan, mengembangkan agrowisata melalui kolaborasi dengan stakeholder, serta potensi untuk mengembangkan jaringan pemasaran produk.

“Ini menjadi wadah positif tentunya, terutama beberapa pelatihan dan program pemberdayaan di dalamnya yang diharapkan dapat mendorong kesejahteraan kaum wanita,” tegas Catur.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com