Advertorial

Suku Bunga Naik Jadi 6,25 Persen, BRI Optimistis Penyaluran Kredit Tumbuh "Double Digit" pada 2024

Kompas.com - 26/04/2024, 14:12 WIB

KOMPAS.com - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk menyambut baik kebijakan Bank Indonesia (BI) yang menaikkan BI-7 Day Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 basis poin menjadi 6,25 persen.

Direktur Utama BRI Sunarso mengungkapkan bahwa kenaikan suku bunga tersebut merupakan keputusan yang logis dan rasional dari BI di tengah tantangan ekonomi global.

“Kami akan mengikuti kebijakan BI. Situasi global dan domestik yang menantang pada akhirnya memaksa pelaku industri untuk dapat merespons dengan baik dan bijak,” ujar Sunarso saat mengikuti Press Conference Kinerja Triwulan I-2024, di Jakarta (25/4/2024).

Sunarso menilai kenaikan BI Rate tidak akan berdampak signifikan terhadap likuiditas BRI secara umum.

Seperti diketahui, hingga akhir kuartal I-2024 tercatat loan to deposit ratio (LDR) bank pada akhir Maret 2024 tercatat 83,28 persen. BRI sendiri dari sisi permodalan mampu menjaga rasio permodalan yang kuat dengan capital adequacy ratio (CAR) sebesar 23,97 persen.

“Saat ini kami tidak memiliki isu likuiditas karena masih longgar. Kami akan terus mempertahankan likuiditas tersebut secara sehat dan mempertahankan pertumbuhan kredit double digit,” ujar Sunarso melalui siaran persnya, Jumat (26/4/2024).

Sunarso menegaskan bahwa BRI optimis pertumbuhan kredit pada 2024 dapat tercapai sesuai target yang ditetapkan pada awal tahun, yakni double digit di kisaran 10-12 persen year-on-year (YoY).

Pada kuartal I-2024, BRI mampu membukukan pertumbuhan laba yang positif, yakni berhasil mencetak laba sebesar Rp 15,98 triliun. Kemudian, penyaluran kredit sebesar Rp 1.308,65 triliun atau tumbuh double digit mencapai 10,89 persen YoY.

Dari penyaluran kredit tersebut, sebesar 83,25 persen atau sejumlah Rp 1.089,41 triliun merupakan portofolio kredit untuk segmen usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

Penyaluran kredit tersebut, berdampak terhadap meningkatnya aset perseroan, Pasalnya, hingga saat ini, aset BRI sudah mencapai Rp 1.989,07 triliun atau tumbuh 9,11 persen YoY. 

Sunarso mengatakan, BRI mampu menjaga kualitas kredit yang disalurkannya. Terbukti, hingga akhir kuartal I-2024 tercatat rasio non performing loan (NPL) BRI terkendali di kisaran 3,11 persen dengan rasio loan at risk (LAR) yang membaik, dari 16,39 persen pada kuartal I-2023 menjadi 12,70 persen di akhir kuartal I-2024.

Sementara itu, dari sisi liabilities, perseroan mampu menghimpun dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp 1.416,21 triliun atau tumbuh 12,80 persen YoY hingga akhir Maret 2024. Sedangkan untuk current account savings account (CASA) atau biasa dikenal dana murah masih mendominasi portofolio simpanan dengan pertumbuhan 7,80 persen secara YoY.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com