Advertorial

Digitalisasi Pasar lewat QRIS Mudahkan Kegiatan Ekonomi Masyarakat Desa

Kompas.com - 26/04/2024, 21:10 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com – QRIS menjadi salah satu upaya pemerintah lewat sektor perbankan untuk mengakselerasi digitalisasi pasar dan sekaligus meningkatkan inklusi keuangan.

Upaya itu juga dilakukan oleh BRI dengan membantu pelaku usaha yang tergabung dalam BRI Merchant mendapatkan kode QRIS sebagai salah satu metode pembayaran. Keberadaan pilihan pembayaran QRIS turut memudahkan kegiatan ekonomi masyarakat desa.

Di Desa Cikaso, Kuningan, Jawa Barat (Jabar), juara dua Nugraha Karya Desa BRILiaN 2023, misalnya, QRIS mendukung kemudahan transaksi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

“QRIS sudah digunakan di pintu loket wisata, restoran di area wisata, unit-unit usaha (yang dikelola) Badan Usaha Milik Daerah (BUMDes), dan pasar tradisional,” ujar Hidayat kepada Kompas.com, Kamis (11/1/2024).

Hal serupa juga terjadi di Desa Bansari, Temanggung, Jawa Tengah (Jateng), juara utama Nugraha Karya Desa BRILiaN 2023. Kepala Desa Bansari Herlan menjelaskan bahwa desa tersebut memiliki sejumlah destinasi wisata yang diberdayakan BUMDes Tirta Sembada.

“Semua pelaku usaha wisata di sana sudah pakai QRIS sebagai metode pembayaran demi memudahkan wisatawan,” ujar Herlan.

Salah satu destinasi andalan di Bansari yang telah menggunakan QRIS sebagai metode pembayaran adalah kawasan Wisata Alam dan Camping Groud Embung Bansari.

Kemudahan transaksi dengan QRIS juga ditemukan di Pasar Kuliner Jajanan Ndeso Minggu Pon dan Pahing yang digelar di Desa Lerep, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah (Jateng), juara ketiga Nugraha Karya Desa BRILiaN 2023.

Pasar tersebut dikelola BUMDes Gerbang Lentera untuk menjajakan hasil panen petani Desa Lerep.

“Kadang, supply dan demand (hasil pertanian) tidak terkendali. Petani bisa menjual hasil panennya di sana,” tutur Kepala Desa Lerep Sumariyadi.

Menurut dia, kehadiran QRIS memudahkan masyarakat yang kini tak lagi mengandalkan uang tunai sebagai metode pembayaran.

Tumbuh pesat

Tren penggunaan QRIS sebagai metode pembayaran terus tumbuh. BRI sendiri mencatat, hingga akhir November 2023, jumlah transaksi QRIS mencapai 103,3 juta transaksi. Angka ini tumbuh lebih dari 400 persen secara tahunan jika dibandingkan November 2022.

Kemudahan dan keamanan yang ditawarkan transaksi nontunai tersebut menjadi alasan peningkatan tersebut.

Peningkatan transaksi QRIS juga disokong oleh penetrasi internet dan transformasi digital di masyarakat, khususnya masyarakat desa.

“(Bantuan untuk mendapatkan kode) QRIS (bagi pelaku usaha) menjadi salah satu upaya BRI untuk mendukung transformasi digital dalam kegiatan ekonomi masyarakat desa,” ujar Direktur Utama BRI Sunarso.

Seperti diketahui, pengembangan desa memang menjadi salah satu fokus utama BRI dalam mendorong peningkatan perekonomian nasional.

Untuk itu, BRI menginisiasi program Desa BRILiaN guna menghasilkan role model dalam pengembangan desa. Penyelenggaraan Desa BRILiaN telah memasuki tahun keempat.

Hingga 2023, program Desa BRILiaN telah diikuti sebanyak 3.178 desa yang aktif berinisiatif serta berkomitmen maju melalui program-program yang telah direncanakan.

Pada 2023, program Desa BRILiaN terbagi menjadi tiga batch peserta desa dari seluruh penjuru Indonesia.

Pada tiap batch program Desa BRILiaN kali ini, setiap desa mengikuti pelatihan daring yang berlangsung selama dua bulan.

Pelatihan tersebut meliputi leadership dan penguasaan kompetensi serta kelembagaan desa dan BUMDes. Selain itu, ada pula entrepreneurship, inovasi desa, digitalisasi desa, teknik komunikasi, dan materi tematik sesuai kebutuhan desa.

Desa BRILiaN fokus pada pengembangan empat aspek yang terdapat dalam desa. Pertama, BUMDes sebagai motor ekonomi desa. Kedua, digitalisasi dalam implementasi produk dan aktivitas digital di desa.

Ketiga, sustainability, yakni ketangguhan dan kontinuitas membangun desa. Keempat, innovation guna mendorong desa menjadi kreatif dalam menciptakan inovasi.

Sunarso mengatakan bahwa pihaknya akan terus memperkuat kualitas program Desa BRILiaN dengan memfokuskan pada pendalaman kompetensi, inklusi, literasi, dan pembentukan ekosistem keuangan desa.

“Kami berharap, semakin banyak desa yang bergabung ke dalam program Desa BRILiaN. Dengan begitu, hal ini dapat berdampak pada pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan,” ucap Sunarso.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com