Advertorial

Terus Berkembang, Holding Ultra Mikro dorong Peningkatan Inklusi Keuangan dan Pemberdayaan Perempuan

Kompas.com - 30/04/2024, 22:10 WIB

KOMPAS.com - Sebagai bank yang memiliki fokus bisnis pada segmen usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk memiliki target inklusi keuangan sebesar 90 persen dengan target porsi pinjaman untuk UMKM mencapai 85 persen pada 2025. 

Hal tersebut diungkapkan Direktur Bisnis Mikro BRI Supari pada acara Konferensi Pers Perkembangan Holding Ultra Mikro dan Nasabah Mekaar dalam Rangka Pemberdayaan Perempuan di Media Center Kementerian Badan Usaha Milik Negara, Selasa (30/4/2024).

Direktur Utama PT Permodalan Nasional Madani (PNM) Arief Mulyadi dan Direktur Bisnis PNM Prasetya Sayekti turut menghadiri acara tersebut.

Supari mengungkapkan, salah satu strategi untuk mencapai target tersebut adalah memanfaatkan sumber pertumbuhan baru yang berasal dari segmen ultramikro menjadi enabler melalui Holding Ultra Mikro.

Sejak Holding Ultra Mikro dibentuk pada 2021, BRI bersama PNM dan Pegadaian berfokus untuk menjangkau masyarakat yang belum memiliki akses terhadap layanan keuangan. 

Saat ini, kata Supari, sebanyak 18 juta dari total 45 juta usaha ultra mikro masih belum terlayani. 

“Melalui ekosistem Holding Ultra Mikro, BRI bersama PNM dan Pegadaian dapat berfokus pada core business masing-masing dengan menyediakan journey nasabah yang berkelanjutan dan bermanfaat, baik dari aspek ekonomi maupun aspek sosial,” kata Supari dalam siaran tertulis yang diterima Kompas.com, Selasa.

Supari memaparkan, BRI memiliki peran strategis di Holding Ultra Mikro, khususnya dalam mendukung peningkatan kapabilitas nasabah mikro dan ultramikro di Indonesia. 

Peran tersebut meliputi kepemilikan kanal, produk, tenaga pemasar, basis konsumen yang besar, dukungan infrastruktur yang luas, serta implementasi kebijakan yang berpihak pada nasabah mikro dan ultramikro.

Pembentukan holding tersebut pun berhasil memberikan dampak positif. Tercatat, jumlah nasabah yang belum mendapatkan akses layanan keuangan formal turun dari 14 juta usaha pada 2022 menjadi 9 juta nasabah pada 2024.

Progress inklusi keuangan juga telah mengalami peningkatan 3,3 persen menjadi 87,30 persen secara nasional diukur dari penggunaan produk dan layanan keuangan.

Sementara itu, literasi keuangan di Indonesia mencapai 42,7 persen dengan peningkatan indeks pengetahuan produk keuangan, kemampuan berhitung, dan tujuan pengelolaan keuangan.

“Dimulai pada 2021, Holding Ultra Mikro berfokus pada pemberdayaan berskala penuh. Performa keuangan BRI Mikro dan Ultra Mikro pada kuartal I-2024 telah mencapai 617,9 triliun dengan jumlah debitur sebanyak 36,8 juta,” tambahnya.

Pertumbuhan nasabah PNM Mekaar telah mencapai 15 Juta nasabah pada 2023 berkat kehadiran Holding Ultra Mikro. Sebanyak 1,3 juta nasabah PNM Mekaar juga telah berhasil naik kelas ke BRI dan Pegadaian.

Berdayakan perempuan

Sinergi Holding Ultra Mikro pada kuartal I-2024 telah menumbuhkan 16.404.300 nasabah PNM Mekaar dan pembukaan 199.988 rekening Simpedes UMi. 

Ketua kelompok PNM Mekaar juga sudah mendapatkan penghasilan tambahan dengan menjadi Agen BRILink Mekaar.

Selain itu, sebanyak 4.843 nasabah sudah membuka tabungan emas dari Pegadaian. Integrasi aplikasi antarlembaga tersebut juga sudah mempermudah 7.961.136 nasabah yang melakukan pembukaan simpedes UMI melalui aplikasi Mekaar DIGI.

Reaktualisasi budaya gotong royong

Arief Mulyadi menekankan fungsi PNM dalam mereaktualisasi budaya bangsa dengan bergotong-royong.

Sebelum Indonesia merdeka, lanjutnya, masyarakat sudah terbiasa dengan budaya gotong-royong yang tecermin dalam kebiasaaan arisan. Budaya ini menjadi dasar gerak PNM dalam membentuk kelompok produk yang disebut Pertemuan Kelompok Mingguan (PNM).

Arief menjelaskan, PNM terus mendampingi seluruh perempuan pelaku usaha ultra mikro. Hingga Desember 2023, nasabah aktif PNM Mekaar sudah mencapai 15,1 Juta nasabah.

Angka tersebut tumbuh 9,42 persen secara tahunan ketimbang Desember 2022. Dari sisi jumlah penyaluran pembiayaan, PNM telah menyalurkan Rp 71,2 triliun per 31 Desember 2023. Adapun jumlah pembiayaan aktif sebanyak 15,1 juta nasabah. Sementara, jumlah pembiayaan aktif telah tersalurkan kepada 15,1 juta nasabah.

“Jumlah kantor layanan pada periode tersebut tercatat sebanyak 4.552 kantor dengan cakupan wilayah pembiayaan 35 provinsi, 435 kabupaten/kota, dan 6.165 kecamatan,” papar Arief.

Selain modal usaha, lanjut Arief, PNM juga memberikan berbagai pelatihan untuk meningkatkan kapasitas usaha nasabah. Hingga saat ini, terdapat 15,2 juta nasabah PNM di seluruh Indonesia.

“PNM bekerja untuk memberdayakan nasabah melalui pembiayaan dan pendampingan. Pembiayaan dan pendampingan merupakan dua sisi mata uang yang tidak boleh dipisahkan satu dengan lainnya,” tuturnya.

Arief menekankan bahwa fokus PNM adalah mengangkat kepercayaan diri nasabah untuk menjadi pelaku usaha yang memiliki mental untuk maju.

“Kebanyakan nasabah Mekaar merupakan ibu-ibu yang tidak berani memimpikan kesuksesan. Setelah diberikan wawasan usaha melalui pengembangan kapasitas usaha, mereka punya keberanian untuk semakin naik kelas,” tukasnya.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com