Advertorial

Harga Saham Masih "Undervalued", BRI Lakukan "Buyback" Maksimum Rp 1,5 Triliun

Kompas.com - 01/05/2024, 18:49 WIB

KOMPAS.com – Pascapublikasi Laporan Keuangan Kuartal I Tahun 2024, harga saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) terpantau mengalami koreksi signifikan. 

Dengan mempertimbangkan respons pasar tersebut, BRI kembali melakukan proses buyback saham BBRI. 

Seperti diketahui, melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 13 Maret 2023, BRI mendapatkan persetujuan pemegang saham untuk melaksanakan buyback saham BBRI maksimum sebesar Rp 1,5 triliun.

Proses buyback tersebut dilaksanakan dalam kurun waktu 18 bulan sejak disetujuinya buyback lewat RUPST.

Terkait hal tersebut, Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan, pihaknya melakukan buyback untuk memberikan sinyal bahwa kondisi perusahaan jauh lebih baik dibandingkan dengan apa yang dipersepsikan market.

Sementara itu, Direktur Keuangan BRI Viviana Dyah Ayu RK menyampaikan, fokus manajemen adalah memastikan perusahaan dapat tumbuh dengan lebih baik dan sehat dalam jangka panjang.

Meskipun begitu, pihaknya memerlukan koreksi-koreksi kecil di perjalanan jangka pendek. 

“Bagi long-term shareholders, penyempurnaan dan perbaikan yang kami lakukan saat ini, seharusnya memberikan benefit lebih tinggi,” katanya dalam siaran pers, Rabu (1/5/2024).

Hal tersebut diungkapkan Sunarso dalam konferensi pers Kinerja Keuangan BRI Triwulan I-2024 di Jakarta pada Kamis (25/4/2024).

Dari sisi kinerja, di tengah dinamika kondisi ekonomi dan geopolitik global yang penuh dengan tantangan, BRI mampu membukukan pertumbuhan laba positif.

Hingga akhir Triwulan I-2024, BRI secara konsolidasian berhasil mencetak laba sebesar Rp 15,98 triliun. 

Sementara itu, hingga akhir Maret 2024, BRI berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp 1.308,65 triliun atau tumbuh double digit sebesar 10,89 persen year on year (YoY).

Dari penyaluran kredit tersebut, sebesar 83,25 persen di antaranya atau sejumlah Rp 1.089,41 triliun merupakan portofolio kredit untuk segmen usaha mikro kecil menengah (UMKM). 

Penyaluran kredit yang tumbuh double digit tersebut berdampak terhadap meningkatnya aset perseroan. Aset BRI kini mencapai sebesar Rp 1.989,07 triliun atau tumbuh 9,11 persen yoy.

Sunarso mengatakan, BRI meyakini pemberdayaan yang terus dilakukan perseroan kepada segmen UMKM memiliki impact terhadap daya tahan ekonomi nasional.

“Ini mengingat UMKM berperan terhadap sekitar 97 persen job creation (penciptaan lapangan kerja) di Indonesia dan menyumbang pendapatan domestik bruto (PDB) di kisaran 61 persen,” jelas Sunarso.

Dia juga menyebutkan, dengan pijakan kinerja yang positif pada tiga bulan pertama 2024 tersebut, BRI optimistis dapat terus tumbuh secara berkelanjutan dengan mengedepankan prinsip-prinsip prudential banking serta risk management yang baik di tengah dinamika kondisi perekonomian dan geopolitik global yang perlu dicermati. 

“BRI akan lebih fokus merespons tantangan domestik, terutama melalui pemberdayaan UMKM,” tegas Sunarso.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com