Advertorial

“Kak Wulan” Jadi Harapan Baru bagi Petani Mawar Nganjuk

Kompas.com - 17/05/2024, 15:30 WIB

KOMPAS.com - Selangkah lagi, harapan petani mawar di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, bakal menjadi kenyataan.

Sejak lama, mereka bermimpi untuk bisa mengembangkan budi daya bunga mawar di wilayahnya. Setelah berjuang sendiri selama bertahun-tahun, petani mawar di wilayah tersebut kini mulai berkelompok untuk bertukar pengetahuan demi kemajuan bersama.

PT Permodalan Nasional Madani (PNM) Cabang Kediri baru-baru ini menginisiasi pembentukan sekaligus memberikan pendampingan kepada klaster petani bunga mawar di Desa Ngliman, Kecamatan Sawahan, Kabupaten Nganjuk.

Pimpinan PNM Cabang Kediri Mizan Saroni memutuskan untuk menjadikan wilayah tersebut sebagai klaster bunga mawar. Ini lantaran letak geografis Desa Ngliman yang berada di dataran tinggi sangat cocok untuk budi daya bunga mawar.

“Oh iya, Kak Wulan ini maksudnya Klasterisasi Kelompok Mekaar Unggulan. Pada program ini, kami mendampingi mereka satu per satu hingga populasi petani mawar terus bertambah,” ujar Mizan dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Jumat (17/5/2024).

PNM membentuk klaster petani mawar yang saat ini telah berjumlah 30 orang. Melalui program Kak Wulan, para petani mawar di Desa Ngliman mendapat program pengembangan usaha yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka.

“Seperti hari ini, mereka dihadirkan untuk mendapat ilmu pengetahuan tentang budi daya bunga mawar secara benar oleh petugas Dinas Pertanian Kabupaten Nganjuk. Mulai dari teori pengelolaan tanah hingga pengetahuan tentang keasaman tanah untuk lokasi penanaman bunga mawar,” kata Mizan.

Ia menambahkan kegiatan ini akan dilaksanakan dalam tiga tahap dengan materi berbeda, yakni pengetahuan dasar pengelolaan tanaman bunga mawar, teknik pengemasan, serta teori dan strategi pemasaran yang efektif.

“Untuk tahap awal ini, para petani diajari tingkat keasaman dan kualitas tanah yang bagus untuk tanaman mawar, seperti mengetahui nilai pH tanah. Para petani yang juga nasabah PNM dapat menambah wawasan mereka tentang budi daya bunga mawar hingga ke sektor bisnis,” ujar Mizan.

Salah satu petani mawar yang merupakan anggota program Kak Wulan, Fitri Hariyani, merasa senang dengan program ini. Baginya, menanam bunga mawar bukanlah pekerjaan baru.

Sejak kecil, ia telah terlibat dalam budi daya tanaman mawar yang dilakukan orangtuanya. Di Desa Ngliman tempatnya dilahirkan, menanam bunga mawar telah menjadi profesi bagi sebagian penduduk.

Sayangnya, pertumbuhan industri itu tidak berjalan dengan optimal. Jangankan mendapatkan bantuan modal, pengetahuan tentang budi daya mawar yang benar tidak pernah mereka dapatkan.

“Saya menanam bunga mawar sejak kecil, tapi belum mengetahui teknik budi daya yang lengkap, termasuk mengukur keasaman tanah seperti yang diajarkan dalam pelatihan tadi,” kata Fitri.

Fitri mengaku telah bergabung menjadi nasabah PNM Mekaar tujuh tahun lalu. Saat itu, ia bertemu dengan Accounting Officer PNM dari Unit Berbek yang datang ke desanya untuk menawarkan program PNM Mekaar. Karena persyaratannya cukup mudah, Fitri memutuskan untuk bergabung.

“Sudah tujuh tahun menjadi nasabah PNM, saya sangat terbantu, terutama dalam hal permodalan dan pengelolaan bunga mawar,” kata Fitri.

Hal sama dialami Gemi Nuryanti. Petani mawar yang telah menjadi nasabah Mekaar selama delapan tahun ini tidak pernah menduga bahwa hanya dengan menyerahkan selembar Kartu Tanda Penduduk (KTP), dirinya bisa mendapatkan modal usaha hingga Rp 2 juta.

“Sulit untuk meminjam di lembaga lain. Alhamdulillah, dengan adanya PNM Mekaar ini, sangat membantu usaha saya. Dengan Kak Wulan, kami memiliki harapan baru,” kata Gemi.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com