KOMPAS.com – Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tertua di Indonesia, PT Pos Indonesia (Persero) atau PosIND, menjalin kerja sama dengan PT Asabri (Persero) dalam penyaluran dana sosial.
Asabri adalah BUMN yang ditugaskan oleh pemerintah sebagai pengelola program asuransi sosial bagi prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI), anggota Kepolisian Republik Indonesia (Polri), dan pegawai aparatur sipil negara (ASN).
Anggota Asabri terdiri dari pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) dan pegawai negeri sipil (PNS) yang ada di lingkungan Kementerian Pertahanan (Kemenhan) dan Polri.
Adapun PosIND memiliki salah satu pilar bisnis yang menjalankan pekerjaan penyaluran dana, yaitu Direktorat Bisnis Jasa Keuangan.
Catatan apik dalam penyaluran berbagai dana sosial menjadi salah satu pendorong bagi Asabri untuk memulai kerja kolaboratif bersama PosIND.
Dalam kerja sama tersebut, kedua belah pihak akan memastikan bahwa dana pensiun yang dikelola Asabri dapat diterima oleh para pensiunan secara tepat waktu dan efisien.
Peran PT Pos Indonesia dalam penyaluran dana pensiun Asabri
Direktur Bisnis Jasa Keuangan PosIND Haris mengatakan, pihaknya menerima amanah dari Asabri untuk membayarkan manfaat pensiun bagi penerima pensiun.
Sejauh ini, lanjutnya, terdapat sekitar 100.000 dana pensiun yang sudah dibayarkan melalui PosIND.
“Seperti yang disampaikan oleh Presiden terpilih, negara berjanji dan berkomitmen untuk memberikan layanan yang terbaik kepada para pensiunan. Kalau selama ini orangtua-orangtua kita ini datang ke Kantorpos, sekarang kita bantu (penyalurannya). Sebab, mereka sudah lanjut usia (lansia) dan mungkin ada yang sakit. Jadi, kami yang datang ke lokasi-lokasi penerima pensiun,” ujar Haris dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa (21/5/2024).
Haris menambahkan, pengantaran secara langsung dana pensiun bagi para pensiunan yang berusia 65 ke atas atau lansia merupakan arahan langsung dari Asabri.
Meski begitu, Haris menyebutkan bahwa program pengantaran secara langsung bukanlah hal asing. Sebab, upaya tersebut sesuai dengan peran PosIND yang fokus untuk mengantarkan barang.
Pada program itu, Haris juga terlibat mengantarkan dana pensiun bagi lansia yang mengalami gangguan kesehatan.
“Seperti ini contohnya. Ibu ini sudah berusia 70-an tahun. Jadi, kami antar dan itu sudah biasa. Artinya, kami sudah melakukan program (penyaluran dana) ini cukup lama. Pensiunan yang sudah sepuh, sakit, dan difabel itu kami antar uang pensiunnya ke rumah masing-masing. Itu merupakan bentuk peningkatan pelayanan PosIND kepada para pensiunan,” jelas Haris.
Berkat itu, Haris pun yakin dengan kiprah PosIND yang selalu menorehkan rapor bagus dalam kinerja penyaluran dana.
Ia juga selalu meminta kepada jajarannya agar bisa meminimalisasi kesulitan atau kendala tantangan di lapangan pada proses penyaluran dana pensiun agar proses pengantaran lebih efisien.
"Seperti saya bilang, DNA kami itu kan mengantar. Jadi, secara umum itu tantangannya hampir tidak ada. Terlebih, dana pensiun ini berbeda dengan penyaluran bansos. Kalau pensiunan sudah jelas, alamat dan semua ada sehingga relatif tidak ada tantangan dalam proses penyerahannya," kata Haris.
Terkait upaya pengantaran dana pensiun secara langsung ke penerima lansia, Haris mengaku bahwa upaya ini cukup mendapat tanggapan yang positif. Pasalnya, para penerima kini tak perlu lagi repot untuk pergi ke Kantorpos.
"Tadi sama-sama kita dengar, Ibu Wainem ini berbahagia karena kondisi fisiknya yang sakit. Beliau sangat senang dana pensiunnya diantar. Sebab, selama ini beliau harus berjuang untuk datang ke Kantorpos. Beliau bilang butuh dana untuk berobat. Jadi, program ini cukup bagus karena pasti sangat membantu. (Berangkat) ke Kantorpos saja ibu ini sudah susah. Ada pula biaya dan sebagainya,” tutur Haris.
Komunikasi PosIND dengan para pensiunan
Menurut Haris, mekanisme penyaluran dana pensiun sudah sesuai dengan arahan dari Asabri.
Ke depan, PosIND akan melakukan sosialisasi hingga ke juru bayar. Hal ini dilakukan agar pihak PosIND bisa semakin mudah dalam mengomunikasikan perihal pengantaran dana kepada para pensiunan.
"Saya pikir ini memang layanan positif. Kalau tadi saya sampaikan ada sekitar 100.000 yang dibayarkan di Kantorpos, mungkin di tempat-tempat lain seperti mitra-mitra bayar Asabri juga banyak. Kami berharap bisa bersinergi di bawah koordinasi Asabri tentunya," ucap Haris.
Sementara itu, Direktur Hubungan Kelembagaan Asabri Khaidir Abdurrahman menjelaskan bahwa pihaknya punya dua kategori penerima dana, yakni aktif dan pensiun.
Pengantaran dana pensiun ke rumah merupakan bentuk peningkatan layanan Asabri. (Dok. PosIND)
“Untuk yang aktif saya kira tidak ada masalah, tapi yang pensiun itu ada yang sudah sepuh. Bahkan, ada yang pakai kursi roda. Ini sesuatu yang memprihatinkan. Maka itu, sesuai arahan Pak Menteri Pertahanan (Menhan), para pensiun yang tadinya semua pejuang kebangsaan kita harus diberi pelayanan yang lebih,” jelas Khaidir.
Khaidir menambahkan, upaya pengantaran dana pensiun ke rumah adalah salah satu upaya Asabri untuk memberikan pelayanan yang maksimal dengan bantuan dari dari 13 Mitra Asabri, termasuk PosIND.
"Pesan kami secara khusus, Asabri ini bermitra dengan 13 pihak, di antaranya Bank Fosra, pemerintah, bank pemerintahan, dan PosIND. Kami akan terus berupaya untuk amanah. Kalau masih ada kekurangan, itu bisa jadi catatan bagi kami agar semua yang dilakukan bisa sempurna, baik, dan memuaskan para penerima pensiun," kata Khaidir.
Terkait sinergi dengan PosIND, upaya tersebut dilakukan dalam rangka memberi pelayanan terbaik kepada para abdi negara.
Menurut Khaidir, perwujudan kehadiran negara adalah melayani warga negara. Utamanya, bagi mereka yang sudah memasuki lansia.
“Itu adalah janji dan kewajiban negara untuk melayani seluruh lapisan masyarakat. Namun, hari ini negara baru mampu melakukan kepada yang sepuh-sepuh dulu. Untuk tahap pertama, kami akan lakukan layanan antar ke seluruh negeri dan akan dievaluasi lagi kalau ini berjalan baik,” ujar Khaidir.
Khaidir mengaku bahwa pihaknya tidak menutup kemungkinan untuk menurunkan angka usia penerima dana pensiun dari 65 tahun ke 60 tahun. Meski begitu, ia masih akan mengkaji kebijakan tersebut.
“Tidak menutup kemungkinan juga bahwa bapak-bapak kita atau ibu yang sudah sepuh itu masih ingin bertemu, baik di kantor Asabri maupun Kantorpos. Kami juga senang melihat beliau-beliau ini datang,” katanya.
Apresiasi dari pensiunan Asabri
Sebagai salah satu penerima dana pensiun, Wainem, mengaku gembira karena dirinya dikunjungi langsung jajaran PosIND dan Asabri.
"Alhamdulillah, senang sekali didatangi semua orang. Senang bisa ditengok. Pokoknya, senang sekali saya," ujar Wainem.
Di usianya yang ke-80 tahun, Wainem mengaku sudah tidak bisa melakukan banyak aktivitas berat. Bahkan, dirinya juga sudah kesulitan untuk berjalan.
Untuk beraktivitas sehari-hari, ia dibantu oleh saudara laki-lakinya dalam melakukan banyak hal.
"Terima kasih PosIND dan Asabri. Uang pensiunnya sudah saya terima. Terima kasih karena sangat bermanfaat untuk saya. Alhamdulillah diantar ramai-ramai juga. Saya senang," tutur Wainem.
Senada dengan Wainem, penerima dana pensiun lainnya, Suminem (85), merasa bersyukur dan senang karena dana pensiunnya diantar langsung ke rumah.
Berkat itu, Suminem kini tidak perlu lagi repot-repot naik bajaj atau kendaraan umum untuk mengambil dana pensiunnya ke Kantorpos.
Ia pun merasa sangat terbantu, apalagi kondisi fisiknya yang sudah tidak memungkinkan untuk berjalan jauh.
"Dananya buat kebutuhan saja. Kasih cucu kadang-kadang atau bantu bayar listrik. Saya ucapkan terima kasih kepada Asabri, uangnya sudah saya terima setiap bulan. Mudah-mudahan bermanfaat. Terima kasih buat PosIND dan Asabri,” ujar Suminem.
Mekanisme penyaluran dana pensiun
Dalam mengantar dana pensiun langsung ke rumah penerima, petugas pengantar atau juru bayar PosIND memiliki peranan penting karena menjadi penyambung antara pemberi dan penerima.
Salah satu petugas pengantar yang punya jasa besar itu adalah Endy Husein. Menurutnya, tantangan dan kendala dalam pengantaran selalu ada.
"Tantangannya mungkin ketika pensiunan tidak ada di rumah atau sedang bepergian. Namun, secara umum, kami senang bisa membantu dan memberikan pelayanan antar yang memudahkan penerima pensiun. Terlebih, jika mereka sedang sakit atau sudah sulit berjalan. Pertama, anaknya dulu diminta datang ke kantor. Namun, jika pensiunan tidak bisa datang, kami wajib mengantar,” kata Endy.
Saat mengantar langsung, para petugas sudah menyiapkan buku pensiunan Asabri dan meminta melakukan autentikasi di rumah.
Autentikasi tersebut dilakukan menggunakan aplikasi dari Asabri untuk validasi penerima dana pensiun ini.
"Pesan dan harapan untuk penyaluran dana pensiun ini adalah semoga pensiunan Asabri selalu sehat agar kita bisa bertemu lagi bulan depan. Semoga pelayanan ini selalu memuaskan dan bermanfaat bagi mereka," tutur Endy.
Penyaluran dana pensiun oleh Asabri melalui PosIND tidak hanya memudahkan para penerima manfaat, tetapi juga memastikan mereka dapat menerima haknya dengan tepat dan tanpa hambatan. Tak heran, program ini mendapatkan apresiasi tinggi dari penerima manfaat.
Program pengantaran dana pensiun pun diharapkan dapat terus berlanjut demi memberikan pelayanan terbaik bagi para pensiunan.