Advertorial

Kliring Berjangka Indonesia Gandeng BRI sebagai Bank Penyimpan Dana Margin

Kompas.com - 27/05/2024, 13:25 WIB

KOMPAS.com – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI terus berkomitmen menghadirkan produk terkini yang aman, nyaman, dan inovatif serta memberikan layanan terbaik bagi masyarakat. Komitmen ini, salah satunya diwujudkan melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara BRI dan PT Kliring Berjangka Indonesia (PT KBI) guna memperkenalkan sistem transaksi bursa berjangka melalui BRI.

Dalam kerja sama tersebut, BRI berperan sebagai bank penyimpan dana margin (BPDM), sedangkan PT KBI berperan dalam menyediakan layanan terbaik atas penjaminan penyelesaian transaksi kontrak berjangka, resi gudang, pasar fisik komoditas, serta layanan informasi komoditas secara terintegrasi.

Penandatanganan ini dihadiri langsung oleh Direktur Retail Funding dan Distribusi BRI Andrijanto dan Direktur Utama (Dirut) PT KBI Budi Susanto yang berlangsung di Innovation Center Gedung BRI Jakarta, Rabu (22/2/2024).

Direktur Retail Funding dan Distribusi BRI Andrijanto mengatakan, kerja sama ini merupakan sebuah terobosan yang menandai langkah BRI menuju inovasi dalam melakukan transaksi bursa berjangka yang mudah, nyaman, dan inovatif kepada nasabahnya.

“Kerja sama ini tidak hanya menjadi momentum penting bagi BRI dan PT KBI, tetapi juga memperlihatkan dedikasi BRI untuk memberikan layanan terbaik kepada nasabahnya. Dengan menjadi BPDM, kerja sama BRI dan PT KBI ini merupakan perwujudan kehadiran BRI untuk mempermudah segala transaksi khususnya transaksi bursa berjangka,” ujar Andrijanto melalui siaran persnya, Senin (27/5/2024).

Andrijanto menyebut, keberadaan BRI sebagai BPDM berfungsi sebagai tempat penyimpanan dana margin. Dana tersebut akan digunakan sebagai jaminan atau margin untuk melakukan transaksi.

“Keberadaan BRI sebagai BPDM juga mematuhi peraturan dan regulasi yang berlaku terkait dengan pengelolaan dana margin, termasuk persyaratan modal minimum dan perlindungan investor,” ujarnya.

Dengan hadirnya BRI sebagai BPDM, Andrijanto berharap dapat semakin menciptakan peluang alternatif dana pihak ketiga bagi BRI serta memperkuat industri perdagangan komoditi berjangka yang lebih terpercaya, transparan, dan berdaya saing di tingkat nasional maupun global.

“Dengan kerja sama yang akan berlangsung, perseroan berharap dapat menjawab tantangan dengan lebih baik, memberikan solusi yang tepat untuk nasabah, memberikan inspirasi yang positif bagi pihak-pihak lainnya, serta senantiasa dapat memberi makna untuk Indonesia,” ujar Andrijanto.

“Saya harap, BRI dan KBI memiliki komitmen untuk senantiasa menghadirkan produk terkini yang tentunya aman, nyaman, dan inovatif,” lanjutnya.

Seperti diketahui, BRI juga menjadi pilar penting dalam sektor perbankan di Indonesia. Pasalnya, BRI berdedikasi untuk meningkatkan inklusi keuangan serta menyediakan solusi perbankan inovatif kepada beragam nasabahnya.

Dengan warisan yang kaya dan komitmen terhadap keunggulan, BRI terus menjadi pelopor dalam industri keuangan yang layanannya dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat.

Pada kesempatan yang sama, Budi Susanto mengungkapkan, dengan adanya kerja sama ini, ekosistem perdagangan komoditi berjangka menjadi lengkap dan tentunya akan memberikan lebih banyak opsi layanan transaksi bagi masyarakat.

Ia mengatakan, sebagai lembaga kliring, KBI bertanggung jawab memastikan bahwa setiap transaksi berjalan sesuai dengan regulasi yang berlaku.

Seperti diketahui, selama 2023, PT KBI telah melakukan kontrak berjangka dan derivatif lainnya sebanyak 7.830.098 lot di luar transaksi kontrak single stock sebesar 218.853 lot.

Sementara itu, volume transaksi harian termasuk di dalamnya CFD atau tercatat sebesar 30.115,8 lot, sedangkan untuk volume rata-rata harian di luar CFD atau single stock sebesar 29.293,2 lot.

"Kerja sama ini merupakan bukti nyata komitmen kami dalam memperkuat ekosistem perdagangan komoditi berjangka di Indonesia. Kami yakin dengan dukungan BRI sebagai BPDM akan semakin banyak masyarakat yang dapat merasakan kemudahan dan keamanan dalam bertransaksi. Ini adalah langkah penting untuk memastikan bahwa industri perdagangan komoditas berjangka di Indonesia semakin terpercaya dan berdaya saing di tingkat nasional maupun global," ucap Budi.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com