KOMPAS.com - Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) menyelenggarakan kegiatan Seminar Internasional Digital & Risk Management in Insurance (DRiM) Ke-7 bertema "Insuring Tomorrow: Navigating The Digital Frontier in Life Insurance" di Bandung, Jawa Barat (Jabar), Rabu (15/5/2024) hingga Jumat (17/5/2024).
Seminar tersebut dihadiri 360 peserta yang terdiri dari komisaris, direksi, dan jajaran manajemen di industri asuransi.
Pada seminar tersebut, para pemangku kepentingan di industri asuransi membahas berbagai aspek digitalisasi yang mengubah lanskap industri asuransi pada era digital.
Ketua Dewan Pengurus AAJI Budi Tampubolon mengungkapkan, total tertanggung dalam industri asuransi mengalami pertumbuhan sebesar 5,47 persen selama lima tahun terakhir atau pada 2019-2023.
Untuk menjaga pertumbuhan tersebut, pelaku industri asuransi harus menjaga kepercayaan nasabah. Bagaimanapun, lanjut Budi, kepercayaan masyarakat menjadi fondasi utama industri asuransi pada era digital.
Pelaku industri bisa menjalankan amanah tersebut dengan terus berinovasi, salah satunya melalui inovasi digital.
“Pada era digital, industri asuransi memasuki babak baru yang menjanjikan melalui penerapan teknologi,” kata Budi dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Senin (27/5/2024).
Meski demikian, tidak bisa dimungkiri pula bahwa digitalisasi mendatangkan tantangan yang perlu dimitigasi oleh pelaku industri asuransi agar tidak mengganggu pertumbuhan bisnis di masa depan.
Beberapa tantangan tersebut meliputi ancaman keamanan cyber hingga perubahan perilaku pelanggan yang dipengaruhi oleh teknologi. Tantangan-tantangan ini perlu dimitigasi melalui pendekatan inovatif dalam manajemen risiko.
Karena itulah, AAJI menghadirkan seminar DRiM yang diadakan tiap tahun. Melalui seminar ini, lanjut Budi, AAJI berupaya menghadirkan ahli yang memiliki strategi dan inovasi terbaru dalam industri asuransi.
Seminar tersebut menghadirkan berbagai inovasi, mulai dari penggunaan big data untuk analisis risiko, penerapan kecerdasan buatan, pengembangan aplikasi mobile untuk peningkatan pengalaman pelanggan, hingga integrasi teknologi untuk meningkatkan keamanan dan transparansi.
“Seminar DRiM membahas berbagai hal menarik untuk mengembangkan industri asuransi,” imbuhnya.
Data center
Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (IKNB) Ogi Prastomiyono mengimbau perusahaan asuransi untuk memiliki data center pemegang polis terintegrasi. Hal ini sesuai amanah Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor70/POJK.05/2016 dan POJK Nomor 28/ POJK.05/2022.
Berdasarkan peraturan tersebut, perusahaan asuransi harus melakukan transformasi pada berbagai aspek, mulai dari operasional, layanan, hingga pengalaman pelanggan.
“Kemudian, industri asuransi diharapkan memiliki insurtech, insurance hub, serta aggregator pada digitalisasi sistem perasuransian,” ujar Ogi.
Pada seminar tersebut, Presiden Direktur PT Prudential Life Assurance Tony Benitez menyampaikan pentingnya inovasi digital, penggunaan data, dan keamanan data pemegang polis.
Hal tersebut disampaikan dalam seminar DRIM “Data Driven Personalization: The Future of Customer Experience”.
Tony menjelaskan, Prudential terus melakukan inovasi digital untuk meningkatkan pengalaman nasabah. Inovasi ini juga dilakukan guna memprioritaskan perlindungan terhadap nasabah melalui penerapan praktik keamanan siber yang kuat.
“Pengintegrasian artificial intelligence dalam proses klaim dan pencegahan praktik penipuan akan memberikan hasil yang lebih cepat, akurat, serta memberikan pelayanan yang lebih personal bagi nasabah,” ucap Tony.
Sebagai informasi, seminar DRiM 2024 menghadirkan berbagai tema dan narasumber ternama. Berikut adalah rinciannya.