Advertorial

Mulai dari Pariwisata hingga Potensi Alam, Desa Tejakula Jadi Desa BRILiaN dengan “Paket Lengkap”

Kompas.com - 28/05/2024, 17:12 WIB

KOMPAS.com — Berada di ujung utara Pulau Bali, Desa Tejakula, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng, berbatasan langsung dengan Laut Bali. Letak geografis ini membuat Desa Tejakula menjadi salah satu destinasi wisata populer yang dikunjungi wisatawan lantaran memiliki keindahan pantai.

Selain pantai dan laut yang indah, Desa Tejakula juga diberkahi dengan tanah yang subur. Kekayaan alam Desa Tejakula ini seperti paket komplit yang menghidupi masyarakat desa.

Kepala Desa Tejakula Gede Diarsa mengatakan, masyarakat desa memanfaatkan seluruh potensi desa sedemikian rupa. Di wilayah pantai, masyarakat setempat membuka usaha snorkeling dan diving serta tur wisata lumba-lumba.

Berbagai vila dan resor pun didirikan guna menunjang sektor pariwisata di area pantai.

“Selain pariwisata, laut kami juga jadi mata pencaharian petani garam. Garam kami dibeli oleh kelompok usaha, diolah menjadi garam piramid, serta diekspor hingga ke Jepang dan Eropa,” kata Diarsa ketika diwawancarai Kompas.com, Senin (27/3/2024).

Selain itu, lanjutnya, Desa Tejakula juga memiliki kelompok nelayan yang sudah terorganisasi. Nelayan-nelayan tersebut sudah melaut menggunakan rumpon dan memasarkan ikan tangkapan mereka ke luar desa.

Hal menarik dari Desa Tejakula adalah sumber perekonomiannya ternyata 60 persen bergantung pada sektor perkebunan, alih-alih pariwisata laut.

“Pendapatan terbesar kami itu dari perkebunan. Kami punya tanah yang subur. (Hasil kebun) kami berupa durian, rambutan, mangga, dan sebagainya,” jelas Diarsa.

Sebagian besar komoditas durian, lanjutnya, diborong oleh saudagar dan sebagian kecil dijual di supermarket. Untuk komoditas rambutan, ia mengaku sudah dijual hingga ke Jawa dan Lombok.

“Selain itu, kamu juga punya hutan desa. Hutan tersebut sebenarnya milik negara, tapi dikelola oleh desa. Sekitar 10 persen lahan juga kami kelola menjadi ladang perkebunan yang dibatasi penanamannya sehingga tidak rusak,” katanya.

Berkat hutan terpelihara itu pula, lanjut Diarsa, jumlah mata air murni dalam hutan tetap terjaga. Para pengelola kebun pun memakai air murni tersebut untuk mengairi sekitar 300 ha kebun-kebun di Desa Tejakula.

Keberadaan hutan tersebut juga dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai potensi wisata trekking untuk melihat matahari terbit.

“Kami juga punya usaha madu kele-kele. Madu ini terkenal karena memiliki kandungan vitamin yang lebih tinggi daripda madu lebah,” ujar Diarsa.

Di samping memiliki potensi alam yang berlimpah, Desa Tejakula juga menarik wisatawan dengan keindahan seni. Salah satu usaha seni yang terkenal adalah seni ukir.

“Kami punya usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) seni ukir yang cukup populer. Barang-barang ukir kami biasa digunakan untuk bangunan sembahyang umat Hindu,” ujarnya.

Lalu, ada pula seni ukir kayu yang biasa dibeli oleh wisatawan sebagai oleh-oleh. Karya seni ukir ini juga sudah dikirim ke Kalimantan dan Jawa.

“Kami juga menarik wisatawan dengan pertunjukan wisata budaya, yakni Wayang Wong. Ada yayasan seni yang mengelola. Wayang Wong ini sudah diakui sebagai warisan budaya sejak 2000-an,” ujar Diarsa.

Terdapat pula situs bersejarah, yakni tempat pemandian kuda warisan Belanda yang kini digarap oleh masyarakat menjadi pemandian.

“Dengan kekayaan yang berlimpah tersebut, kami juga lengkapi dengan inovasi. Kami membuat pelayanan jasa air minum yang sumbernya dari pegunungan,” kata Diarsa.

Ke depan, ia mengaku berencana untuk mengelola potensi pariwisata secara masif. Upaya ini dilakukan dengan membuat berbagai paket wisata.

“Kami menyadari bahwa banyak potensi pariwisata desa bisa digarap, tapi memang pelaksanaannya belum terorganisasi. Rencananya, kamu akan buat pertunjukan rutin untuk wayang wong dan dibarengi publikasi wisata dengan bahasa Inggris. Rencana ini sudah dalam pengerjaan,” jelas Diarsa.

Terbantu permodalan BRI

Di balik roda perekonomian di Desa Tejakula, terdapat peran Bank Rakyat Indonesia atau BRI. Sebagai salah satu Desa BRILiaN, Desa Tejakula juga menggandeng BRI dalam perputaran pendapatan masyarakat.

Desa BRILiaN sendiri merupakan program pemberdayaan desa dari BRI yang bertujuan menghasilkan role model dalam pengembangan desa. Upaya ini dilakukan melalui implementasi praktik kepemimpinan desa yang unggul serta semangat kolaborasi guna mengoptimalkan potensi desa berbasis Sustainable Development Goal (SDGs).

Diarsa mengatakan, BRI berperan besar dalam keberlangsungan desa melalui akses permodalan dari program kredit usaha rakyat (KUR). Program ini disosialisasikan oleh BRI kepada pengurus Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Tejakula. Pengurus kemudian menyampaikan kepada masyarakat.

“Penyaluran dana KUR dilakukan oleh para AgenBRILink ke BUMDes. Sebab, BUMDes sendiri mengelola simpan pinjam. Dana ini kemudian disalurkan ke kelompok-kelompok yang didampingi pemasarannya oleh BUMDes,” jelasnya.

Selain itu, Diarsa juga mengaku bahwa keberadaan AgenBRILink juga meningkatkan inklusi keuangan. Sebab, para agen memudahkan masyarakat dalam menerima dan mentransfer uang.

“Mantri-mantri yang diberikan BRI juga sangat membantu. Sebab, para mantri selalu mendampingi masyarakat untuk mengakses permodalan hingga cair. Bahkan, para mantri juga proaktif dalam mengedukasi masyarakat terkait permodalan,” ujar Diarsa.

“Kami berharap, ke depan, BRI bisa membantu kami dalam menggali potensi yang belum tergarap dengan memberikan permodalan. Kami juga berharap, BRI memberikan pembinaan kepada masyarakat agar usaha yang dijalankan dapat lebih menambah penghasilan,” harap Diarsa.

Tertarik untuk meningkatkan potensi desa Anda agar lebih maju dan kreatif di masa depan dan sekaligus mengikuti jejak desa-desa yang menjadi pemenang Program Desa BRILiaN? Segera raih kesempatan jadi peserta Desa BRILiaN untuk periode 2024.

Untuk mendapat informasi terkait pendaftaran, segera kunjungi atau hubungi kantor BRI dan mantri BRI yang ada di desa Anda. Jadikan desa Anda sebagai Desa BRILiaN selanjutnya.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com