Advertorial

Fokus pada Segmen UMKM dan Umi, Analis Rekomendasikan Saham BBRI

Kompas.com - 29/05/2024, 20:33 WIB

KOMPAS.com – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI terus mempertahankan posisinya sebagai bank dengan portofolio pembiayaan segmen usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) terbesar di Indonesia.

Pencapaian positif tersebut tecermin dari pencapaian pertumbuhan kredit perseroan dengan total kredit mencapai Rp 1.308,65 triliun per Maret 2024. Angka ini tumbuh sebesar 10,89 secara year-on-year (yoy).

Dari jumlah tersebut, sebesar 83,25 persen atau Rp 1.089,41 triliun di antaranya disalurkan untuk segmen UMKM, termasuk segmen ultramikro (Umi).

Dalam analisis terbarunya, analis di Sucor Sekuritas Edward Lowis menerangkan bahwa pencapaian BRI itu tak terlepas oleh dukungan penuh dari seluruh jaringan cabang yang tersebar luas dan upaya pemberdayaan yang dilakukan perseroan.

Hasilnya, BRI dapat mencetak return on equity (ROE) yang atraktif di industri keuangan Tanah Air.

Tak hanya itu, bank dengan kode emiten BBRI itu juga secara konsisten mampu menghasilkan margin bunga bersih (net interest margin/NIM) yang unggul dengan angkat rata-rata di atas 7 persen dalam 10 tahun.

Angka tersebut tergolong bagus karena rata-rata NIM perusahaan di berbagai industri hanya ada di kisaran 6 persen atau lebih rendah.

“Dengan demikian, kami memproyeksikan ROE dapat dipertahankan di atas angka 20 persen. Angka ini relatif sejalan dengan rata-rata bank-bank besar lain,” ujar Edward dalam risetnya.

Pada riset tersebut, Edward juga menyebutkan bahwa portofolio Umi BRI yang dilakukan melalui Pegadaian dan PNM juga sudah on-track dan berada dalam tren pertumbuhan.

Segmen kredit Umi itu sendiri menyandang margin yang lebih tinggi dan secara konsisten memberikan pertumbuhan yang kuat melebihi pertumbuhan kredit bank only.

“Total kontribusi aset anak perusahaan ini telah mencapai hampir 10 persen dari total pada kuartal I 2024. Angka ini lebih tinggi jika dibandingkan pada 2020 yang mencapai 6 persen. Sementara, kontribusi laba bersih juga tumbuh menjadi 14 persen dari total. Anga ini juga lebih tinggi ketimbang periode 2022 yang mencapai 10 persen,” kata Edward.

Meski sukses meraih capaian positif, Edward tak menampik bahwa BRI menemui sejumlah tantangan dalam mengelola kualitas aset.

Dengan melihat kondisi saat ini, Edward secara konservatif memproyeksikan bank hanya akan memberikan pertumbuhan pendapatan moderat di kisaran 5 dan 10 persen secara yoy pada 2024 serta 2025.

Namun, Sucor Sekuritas secara tegas menyatakan posisi dominan BBRI di segmen pinjaman mikro akan terus menghasilkan NIM dan tingkat pertumbuhan yang di atas rata-rata industri, baik itu pada jangka menengah maupun panjang.

“Kami juga percaya bahwa cakupan kerugian pinjaman yang memadai dan posisi modal yang kuat akan memungkinkan bank untuk mengatasi tantangan dalam jangka pendek,” jelasnya.

Atas perkiraan tersebut, analis dari Sucor Sekuritas tersebut merekomendasikan pembelian saham BBRI dengan target harga saham mencapai Rp 6.400 per lembar. Harga ini menyiratkan 2,8 kali lipat price to book value (PBV) untuk tahun penuh 2024.

“Target tersebut didukung oleh asumsi tingkat pengembalian ekuitas (ROE) berkelanjutan mencapai 23 persen dengan biaya ekuitas (cost of equity) sebesar 12 persen,” terang Edward.

Sementara itu, berdasarkan analisis Jayden Vantarakis yang merupakan analis dari Macquarie, ia justru menargetkan harga saham BBRI lebih tinggi, yakni di angka Rp 7.100 persen saham.

Saham BBRI direkomendasikan oleh sejumlah analis ternama. Dok. BRI Saham BBRI direkomendasikan oleh sejumlah analis ternama.

Tak hanya itu, Victoria Venny selaku analis di MNC Sekuritas pun juga memberikan rekomendasi untuk membeli saham BRI dengan target Rp 6.300 per saham.

Adapun konsensus para analis yang dihimpun Bloomberg dengan melibatkan 35 analis menghasilkan target harga saham BBRI di angka Rp 6.175 per saham dalam 12 bulan ke depan.

Sebanyak 33 analis dari total tersebut kompak merekomendasikan untuk beli saham BBRI dengan pandangan bullish.

Pada kesempatan terpisah, Direktur Keuangan BRI Viviana Dyah Ayu RK menjelaskan bahwa fokus manajemen adalah memastikan perseroan dapat tumbuh dengan lebih baik dan sehat dalam jangka panjang.

Hal itu coba dicapai BRI, meskipun memerlukan koreksi-koreksi kecil di perjalanan jangka pendek.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com