Advertorial

Berdiri Sejak 1962, Usaha Bakpia Penerima KUR BRI Ini Jadi Tempat Oleh-oleh Favorit di Yogyakarta

Kompas.com - 31/05/2024, 13:15 WIB

KOMPAS.com - Konsistensi menjadi kunci penting dalam menjalankan sebuah usaha. Tidak semua pelaku usaha bisa konsisten dalam mengelola sebuah usaha hingga berpuluh-puluh tahun. Butuh ketekunan dan kerja keras hingga usaha bisa terus berjalan agar produknya melekat di hati konsumen.

Salah satu pelaku usaha yang bisa terus konsisten adalah Riyanto. Pelaku sekaligus pemilik usaha Bakpia Kurnia Sari ini mengatakan, usahanya didirikan sejak 1962 oleh kedua orangtuanya.

Ia mengaku, dahulu usaha bakpia yang dirintis orangtua tak berjalan dengan baik. Sebelum punya toko sendiri, dirinya dan keluarga hanya menjajakan bakpia ini dengan berkeliling dari satu tempat ke tempat lainnya.

"Untuk karyawan sendiri juga masih belum punya. Jadi untuk produksinya ya masih sendirian, mulai dari bikin adonan bakpia sampai menambahkan isiannya,” ujar Riyanto melalui siaran persnya, Jumat (31/5/2024).

Kemudian, di tahun 1985, Riyanto mengatakan bahwa dirinya mengambil alih usaha ini dan melakukan sejumlah perbaikan, salah satunya dengan membuat pembaruan resep bakpia agar rasanya bisa lebih diterima oleh lidah masyarakat sekitar.

Berkat ketekunan dan kerja keras yang dilakukan Riyanto, usaha bakpia yang dimilikinya selalu kebanjiran konsumen terutama ketika musim liburan.

“Saat ini, saya sudah memiliki 10 outlet Bakpia Kurnia Sari yang berlokasi di Yogyakarta semua. Bahkan, karyawan yang memproduksinya sudah ada kurang lebih 200 orang,” ujar Riyanto.

Riyanto menambahkan bahwa usahanya lebih berfokus dalam memproduksi aneka macam varian bakpia, mulai dari varian rasa kacang hijau, kacang merah, keju, cokelat, tiramisu, ubi ungu, green tea, dan Oreo.

“Untuk penjualan juga masih di Yogyakarta. Tetapi, ada pula konsumen dari luar kota yang minta dikirimkan ke daerah mereka. Ada yang memesan dari Jakarta, ada pula dari Surabaya untuk dijadikan oleh-oleh,” ucapnya.

Meski kini sudah sangat berkembang, tetap saja usaha yang dijalani oleh Riyanto masih perlu pendanaan dalam jumlah yang tak sedikit. Apalagi, saat ini ia harus membayar biaya produksi bakpia untuk ke-10 outletnya dan menggaji seluruh karyawan yang dipekerjakan.

Oleh karena itu, ia memutuskan untuk mengajukan pinjaman kredit usaha mikro (KUR) dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI.

Menurutnya, bunga KUR di BRI sangat terjangkau bagi pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) sepertinya.

“Bunga KUR dari BRI ini murah sekali menurut saya. Saya bisa meminjam uang sebanyak Rp 500 juta untuk usaha saya,” tuturnya.

Adapun pinjaman yang ia terima digunakan untuk operasional usaha secara keseluruhan, termasuk membeli bahan-bahan untuk pembuatan bakpia dan mesin-mesin pendukung yang diperlukan. 

“Saya berharap ke depannya BRI bisa memberikan pinjaman KUR dalam jumlah yang lebih besar, agar usaha Bakpia Kurnia Sari bisa semakin berkembang, menambah outlet lagi, dan semakin diminati oleh para konsumen,” ujar Riyanto.

Sebagai informasi, bagi pelaku UMKM yang membutuhkan modal untuk pengembangan usaha, bisa langsung mengajukan dana KUR di Bank BRI.

Pasalnya, KUR BRI sendiri diperuntukkan bagi calon nasabah yang memiliki usaha produktif dan layak serta belum pernah menerima kredit, pembiayaan investasi, ataupun modal kerja komersial. Pada 2024, penerimaan KUR BRI bahkan mencapai Rp 165 triliun.

Direktur Bisnis Mikro BRI Supari optimistis target tersebut dapat tercapai dengan adanya percepatan graduasi atau upaya untuk membuat nasabah eksisting naik kelas.

“Untuk tahun ini, kami akan salurkan KUR kepada lebih dari 3,7 juta nasabah dari pipeline sebanyak 7 juta. Kami juga sudah siapkan nasabah-nasabah lama kami kurang lebih 2 juta kita naikkelaskan,” ujar Supari.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau