Hasil Uji FT Universitas Indonesia: AC LG Hemat Konsumsi Listrik Harian

KOMPAS.com – Produk penyejuk udara atau air conditioner (AC) LG membuktikan kemampuannya sebagai perangkat hemat energi.

Hal itu merujuk pada pengujian yang dilakukan Unit Pelayanan dan Pengabdian Masyarakat Departemen Teknik Elektro (UP2M DTE) Fakultas Teknik (FT) Universitas Indonesia (UI) terhadap konsumsi listrik AC LG Dualcool New Eco.

Hasilnya, AC yang dirilis pada 2024 dan berkategori inverter itu memiliki konsumsi listrik harian sekitar 1,04 kWh untuk model dengan kapasitas pendinginan ½ PK. Artinya, konsumsi listrik tersebut sebanding dengan biaya sebesar Rp 1.500.

Kepala UP2M DTE FTUI Dr Ing Budi Sudiarto, ST, MT, mengatakan, sebagai merek yang telah dikenal masyarakat luas, pengujian itu menjadi contoh baik dan merupakan bentuk tanggung jawab industri untuk memberikan informasi akurat kepada masyarakat. Terlebih, saat ini, banyak perangkat elektronik, termasuk AC, yang membawa jargon “hemat energi” sebagai strategi promosi.

“Seiring dengan gerakan hemat energi yang terus digaungkan pemerintah, pengujian dari lembaga independen diperlukan untuk menghindari klaim sepihak yang justru membingungkan masyarakat,” ujar Budi dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Rabu (17/4/2024).

Hal senada disampaikan Product Director of Air Solution at LG Electronics Indonesia Mike Kim. Menurutnya, pengujian di lembaga pendidikan dengan reputasi baik, seperti UP2M DTE FTUI, dapat menjaga independensi sehingga memberikan hasil dengan tingkat kepercayaan tinggi.

“LG membangun reputasi di atas inovasi dan pengembangan teknologi. Tak hanya klaim di atas kertas, kami juga dapat dibuktikan lewat hasil pengujian dari lembaga independen yang jelas,” ujar Mike Kim.

Mike Kim menjelaskan, untuk mendapatkan perhitungan konsumsi energi harian yang benar-benar menggambarkan penggunaan masyarakat, pengujian dilakukan dalam rentang satu bulan.

Dok. LG AC LG Dualcool New Eco didesain khusus untuk kenyamanan dan kesehatan pengguna.

Sepanjang masa tersebut, tim penguji melakukan serangkaian skenario dan pemantauan pada AC yang diletakkan pada ruang khusus dengan dimensi 7,75 meter persegi yang beroperasi 8 jam per hari.

Head of Product Marketing Air Solution at LG Electronics Indonesia Abhinyano mengatakan bahwa hasil pengujian dengan hasil baik itu tak lepas dari kehadiran fitur Watt Control yang dimiliki AC LG Dualcool New Eco.

Pengaktifan fitur itu memungkinkan pengguna untuk dapat memilih empat opsi pengaturan konsumsi daya listrik AC, yakni 100 persen, 80 persen, 60 persen, dan 40 persen, dari kebutuhan konsumsi listrik normal.

“Fitur pengaturan daya listrik dapat menghemat listrik sesuai kebutuhan tanpa mengorbankan kenyamanan pengguna,” tambah Abhinyano.

Penggunaan fitur itu, lanjut dia, juga berguna pada dua kondisi berbeda, yakni saat suhu lingkungan sekitar cenderung dingin, seperti malam hari, dan saat terdapat kebutuhan untuk menggunakan lebih banyak perangkat elektronik lain tanpa harus mematikan AC.

Abhinyano menjelaskan, sebagai varian pembaru, AC LG Dualcool New Eco dirancang khusus untuk mendukung kenyamanan dan kesehatan pengguna.

Varian itu menghadirkan inovasi berupa perangkat motor dan kompresor dengan tingkat kebisingan hanya mencapai 18 desibel. Tingkat kebisingan ini hanya separuh dari tingkat kebisingan ruang perpustakaan dalam kondisi tenang yang mencapai 36 desibel.

Untuk menjaga kesehatan pengguna, AC LG Dualcool New Eco juga dilengkapi pre-filter yang berfungsi menyaring partikel debu besar. Komponen ini pun dapat dilepas dan dipasang sehingga dapat dibersihkan secara mudah.

Kemudian, AC LG Dualcool New Eco juga menghadirkan fitur Auto Cleaning yang bekerja dengan cara mengeringkan embun. Selain menjaga performa kinerja, fitur ini juga mencegah pertumbuhan jamur dan bakteri.

Mike Kim menambahkan, AC LG Dualcool New Eco juga merupakan salah satu produk yang membanggakan karena diproduksi di dalam negeri.

“Tak hanya menawarkan keunggulan performa, produk kami juga turut aktif dalam peningkatan pembangunan Indonesia dengan kandungan komponen dalam negeri,” imbuh Mike Kim.