Advertorial

KUR BRI Dorong Kemajuan Klaster Jambu Kristal di Purworejo

Kompas.com - 03/06/2024, 13:12 WIB

KOMPAS.com – Sebagai bank yang fokus pada usaha mikro kecil menengah (UMKM), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) (BRI) Tbk terus berkomitmen memperkuat sektor pertanian.

Dalam upaya memperkuat pemberdayaan sektor pertanian, BRI memiliki pembinaan pada klaster pertanian, salah satunya pada produk usaha makanan, yakni buah-buahan jambu kristal.

Jambu kristal merupakan varietas jambu biji yang tengah dicari banyak konsumen karena memiliki manfaat menurunkan kolesterol dan mempertahankan gula darah.

Salah satu nasabah BRI Unit Ketawangrejo Kutoarjo, Saryanto berhasil membudidayakan jambu kristal di Purworejo dengan merek Jambu Kristal Tanwidjie.

Lelaki berusia 46 tahun asal Munggangsari, Grabag, Purworejo tersebut mengungkapkan, nama “tanwidjie” berasal dari akronim bahasa Jawa “tanpa wiji”, atau tanpa biji dalam bahasa Indonesia.

Dalam membudidayakan jambu kristal, pria yang akrab disapa Pak Yanto itu mengaku terbantu dengan Kredit Usaha Rakyat (KUR) BRI.

“Berkat KUR BRI, tanaman jambu yang dulu panennya bisa dihitung dengan jari, kini mencapai 700 pohon. Luasan tanahnya sendiri sekira 6.000-6.600 meter persegi (m2),” ungkap Pak Yanto yang juga menjabat sebagai Ketua Klaster Jambu Kristal Tanwidjie dalam siaran pers, Senin (3/6/2024).

Pak Yanto mengatakan, awalnya dia mengolah tanah yang mendekati 1 hektar (ha) untuk komoditas pepaya, jambu, dan beberapa buah-buahan lain. Kemudian, bersama 20 orang rekan-rekan satu klaster, mereka melakukan pengajuan KUR BRI pada 2018-2019.

“Per orang mendapatkan Rp 25 juta untuk diimplementasikan di tanah garapan masing-masing. Demikian pula untuk cicilan pengembalian, besarannya tergantung perorangan,” lanjutnya.

Berbekal modal KUR BRI, Pak Yanto merasakan lebih fokus mengurus kebun jambu kristalnya. Program itu membantunya dari segi pendanaan sekaligus merealisasikan cita-citanya sebagai petani penghasil komoditi yang diminati masyarakat.

Dalam sekali panen, kebun seluas 6.600 m persegi Yanto mampu menghasilkan enam kuintal jambu kristal kualitas A yang dijual Rp 11.000 per kilogram (kg) dan kualitas B yang dipasarkan Rp 10.000 per kg.

Pak Yanto melayani pasar lokal, supplier, reseller, sampai pasar modern. Lewat keikutsertaan menjadi nasabah KUR BRI, dia merasakan sektor ekonomi keluarga terangkat.

“Dari hasil pertanian yang tidak menentu, KUR membuat penghasilan lebih jelas. Apalagi bila kelak cicilan sudah lunas,” tukasmya.

Berkat pendanaan KUR BRI yang berbuah perbaikan ekonomi dan kepastian usaha jambu kristal tanpa biji, Pak Yanto diundang mewakili klaster regional di bazar klaster Mantriku UMKM BRILiaN, Yogyakarta pada 2021. 

“Secara ekonomi terangkat, sedangkan untuk penjualan difasilitasi secara gratis. Jadi, kalau ingin maju, termasuk mendapatkan permodalan, sebagai petani bisa mengandalkan KUR BRI,” ujarnya.

Pak Yanto mengatakan, untuk akses transaksi, aplikasi, serta koneksi perkreditan KUR sangat membantu dan mudah direalisasikan.

Pemberdayaan di depan pembiayaan

Pada kesempatan terpisah, Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengungkapkan, mayoritas KUR BRI disalurkan ke sektor produksi dengan proporsi mencapai 55,95 persen.

"Secara umum, strategi bisnis mikro BRI pada 2024 akan fokus pada pemberdayaan berada di depan pembiayaan,” ungkapnya.

Supari mengatakan, BRI sebagai bank yang berkomitmen kepada UMKM telah memiliki kerangka pemberdayaan yang dimulai dari fase dasar, integrasi, hingga interkoneksi.

BRI juga terus mengakselerasi penyaluran KUR kepada pelaku UMKM di Indonesia.

Sepanjang Januari hingga April 2024, BRI berhasil menyalurkan KUR senilai Rp 59,96 triliun kepada 1,2 juta debitur.

Pencapaian tersebut setara 36 persen dari target penyaluran KUR yang di-breakdown pemerintah kepada BRI pada 2024, yakni sebesar Rp 165 triliun.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau