Advertorial

HSBC Indonesia Berkomitmen Jembatani Investasi Dalam dan Luar Negeri

Kompas.com - 06/06/2024, 16:53 WIB

KOMPAS.com - Selama dua dekade terakhir, ekonomi Indonesia mengalami pertumbuhan yang pesat. Rata-rata pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia per tahun mencapai lima persen.

Hal itu menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia. Pertumbuhan ini didorong oleh berbagai faktor.

Pertama, stabilitas politik dan ekonomi yang membaik. Indonesia telah mengalami stabilitas politik dan ekonomi yang signifikan sejak keluar dari krisis keuangan 1997-1998. Ini menciptakan lingkungan yang kondusif bagi investasi dan pertumbuhan ekonomi.

Kedua, meningkatnya permintaan domestik. Pertumbuhan kelas menengah Indonesia telah meningkatkan permintaan domestik untuk barang dan jasa, mendorong pertumbuhan sektor-sektor ekonomi seperti manufaktur, perdagangan, dan jasa.

Ketiga, kebijakan pemerintah yang pro-investasi. Pemerintah Indonesia telah menerapkan berbagai kebijakan untuk menarik investasi asing dan domestik, termasuk penyederhanaan regulasi, pemberian insentif pajak, dan pembangunan infrastruktur.

Pertumbuhan ekonomi yang masif itu tidak terlepas dari kepercayaan investor global terhadap Indonesia. Melalui skema Penanaman Modal Asing (PMA), investasi dari luar negeri telah memberikan kontribusi signifikan terhadap beberapa sektor.

Pertama, aliran masuk PMA telah meningkatkan jumlah modal yang tersedia untuk investasi di Indonesia, memungkinkan pembangunan infrastruktur baru, perluasan usaha yang sudah ada, dan penciptaan usaha baru.

Kedua, transfer teknologi. Investor asing seringkali membawa teknologi baru ke Indonesia, yang dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi perusahaan Indonesia.

Ketiga, PMA telah menciptakan lapangan kerja baru di berbagai bidang, termasuk manufaktur, konstruksi, dan jasa.

Kelancaran aliran masuk PMA ke Indonesia didukung oleh fasilitas yang disediakan bank-bank dengan jaringan internasional. HSBC, misalnya, tidak hanya menyediakan layanan perbankan, tetapi juga menawarkan berbagai solusi komprehensif untuk memfasilitasi investasi dan perdagangan internasional.

Pengalaman HSBC dalam mendukung perdagangan global telah mencapai 140 tahun di Indonesia. HSBC memiliki keahlian dan pengalaman luas dalam penyediaan berbagai fasilitas dan sistem pembayaran lintas negara yang aman, efisien, dan tepercaya.

Hal itu dapat membantu perusahaan Indonesia dalam melakukan ekspor dan impor dengan mudah dan lancar, sehingga meningkatkan daya saing mereka di pasar global.

HSBC juga berperan penting dalam memfasilitasi investasi ekuitas swasta di Indonesia. HSBC memiliki tim ahli berpengalaman dalam membantu investor lokal dan internasional menemukan peluang investasi yang menarik di berbagai sektor, termasuk menyediakan layanan pendukung, seperti due diligence dan corporate advisory untuk memastikan kelancaran proses investasi.

Bagi perusahaan Indonesia yang ingin berekspansi ke luar negeri, HSBC menawarkan berbagai layanan konsultasi menyeluruh yang mencakup analisis pasar, identifikasi mitra bisnis, dan dukungan regulasi.

Dengan keahlian dan jaringan globalnya yang luas, HSBC dapat membantu perusahaan Indonesia mencapai tujuan bisnis mereka di pasar internasional, terutama di kawasan Association of Southeast Asian Nations (ASEAN).

Ilustrasi pembangunan infrastruktur Dok. Shutterstock Ilustrasi pembangunan infrastruktur

HSBC berkomitmen untuk terus mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia melalui berbagai inisiatif. HSBC terus berinvestasi dalam pengembangan infrastruktur dan teknologi untuk meningkatkan kualitas layanannya, serta aktif dalam berbagai program kemitraan dengan pemerintah dan sektor swasta untuk mendorong investasi dan menciptakan lapangan kerja.

Indonesia tidak hanya menarik perhatian pada destinasi pariwisatanya, tetapi juga pada sektor investasinya.

Dengan pertumbuhan ekonomi yang stabil, populasi yang besar, kebijakan yang mendukung investasi, dan komitmen pemerintah terhadap PMA, Indonesia menjadi negara yang menarik di mata investor asing.

Beberapa hal lain yang menarik dari Indonesia dalam hal investasi adalah posisi strategisnya di Asia Tenggara. Indonesia menyumbang 41 persen populasi ASEAN dan 66 persen ekonomi ASEAN. Tak heran, Indonesia memiliki keunggulan tersendiri.

Selain itu, rencana untuk peningkatan kontribusi dari energi terbarukan sebesar 40 persen pada tahun 2045 membuat Indonesia semakin menarik perhatian para investor. Ini menjadi upaya ambisius pemerintah untuk menjadikan Indonesia negara dengan ekonomi terbesar kelima di dunia pada tahun 2045.

Industri hulu-hilir jadi magnet

Pengembangan industri hulu-hilir berbasis sumber daya alam di Indonesia telah menjadi magnet bagi para investor.

Dalam peta jalan industri hulu hilir yang mencakup 21 komoditas potensial, termasuk mineral penting untuk baterai, yang disusun oleh Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Indonesia membutuhkan investasi sebesar 545,3 miliar dollar AS hingga tahun 2040 untuk mengembangkan industri hulu hilir di delapan sektor prioritas, termasuk mineral dan kehutanan.

Pemerintah telah membuat peta jalan industri hilir yang mencakup delapan sektor dan 21 komoditas di Indonesia. Industri manufaktur tengah didorong untuk berkembang lebih jauh. Kementerian Investasi/BKPM bertanggung jawab untuk mengundang investasi berkualitas ke Indonesia.

Hal itu dikatakan Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal BPKM Nurul Ichwan. Menurutnya, BKPM menyediakan layanan end-to-end bagi investor yang tertarik dengan Indonesia.

“Layanan ini mencakup penyediaan informasi tentang iklim investasi, peraturan, peluang investasi, dan potensi mitra investasi. Kami juga bertugas mengeluarkan lisensi untuk menjalankan bisnis di Indonesia serta mendukung investor hingga terkait pemangku kepentingan selama implementasi dan proses investasi,” ujar Ichwan.

Untuk mendukung investasi di industri tersebut, Managing Director Head of Wholesale Banking HSBC Indonesia Riko Tasmaya menjelaskan bahwa Indonesia tidak bisa hanya mengandalkan bonus demografi dan perlu memanfaatkan pembangunan industri hulu-hilir berbasis sumber daya alam yang sudah kaya ini. Salah satu yang sudah dilakukan adalah menaikkan ekonomi ke rantai nilai manufaktur.

Kebijakan untuk melarang ekspor bijih nikel membantu Indonesia naik ke level lain. Larangan ini telah memicu investasi domestik, terutama di sektor kendaraan listrik (EV).

“Bersama dengan ini akan datang peluang untuk membangun ekosistem pertambangan, pemurnian, dan pasokan yang terintegrasi dengan investasi yang ditujukan dalam logam dan ruang EV diperkirakan sebesar 75 miliar dollar AS,” jelas Riko.

Laporan HSBC Global Research, Indonesia Advantages, memperkirakan tambahan investasi sebesar 30 miliar dollar AS dalam logam olahan selama lima tahun ke depan dan peningkatan ekosistem EV dengan nilai investasi sebesar 45 miliar dollar AS yang diharapkan dapat menambahkan pertumbuhan potensial Indonesia, mendorongnya dari 5,3 persen saat ini menjadi 5,8 persen pada 2028.

Berakar dalam pasar sebagai bank internasional dengan pengalaman mencapai 140 tahun di Indonesia dan konektivitas internasional yang kuat yang mencakup lebih dari 60 negara di seluruh dunia, HSBC telah bertindak sebagai gerbang.

Komitmen mendukung pengembangan EV

Ilustrasi pabrik mobil listrik Dok. Shutterstock Ilustrasi pabrik mobil listrik

Dengan GDP lebih dari 1 triliun dollar AS dan cadangan nikel terbesar di dunia, Indonesia menarik perhatian perusahaan-perusahaan asing sebagai tempat investasi yang menjanjikan.

Riko berpendapat, Indonesia berada dalam posisi yang membanggakan.

“HSBC, sebagai bank internasional terkemuka di ASEAN, berkomitmen untuk mendukung baik perusahaan lokal maupun asing yang ingin berinvestasi di sektor ini,” tuturnya.

Menurut data dari Kantor Menteri Koordinator Investasi dan Kemaritiman, Indonesia saat ini menjadi produsen mobil penumpang nomor satu di dunia. Hal ini menunjukkan potensi besar Indonesia dalam industri otomotif, terutama kendaraan listrik.

“Dengan arus Foreign Direct Investment (FDI) yang kuat ke negara ini dan minat global dalam EV dan energi terbarukan, Indonesia berada dalam posisi yang baik untuk pertumbuhan,” imbuh Riko.

Pemerintah Indonesia telah menetapkan target ambisius untuk produksi kendaraan listrik, dengan harapan mencapai emisi nol netto pada 2060 atau lebih awal.

Diperkirakan bahwa Indonesia akan memiliki kapasitas produksi baterai EV sebesar 140 gigawatt-jam, dengan kapasitas produksi EV per tahun mencapai 600.000 mobil listrik dan 2,5 juta sepeda motor listrik pada 2030.

Data tersebut menunjukkan komitmen pemerintah dalam mendorong pertumbuhan industri EV di Indonesia.

Namun, tantangan tetap ada dalam menghadapi persaingan dengan baterai EV lainnya, seperti baterai ferrofosfat lithium (LFP) yang lebih murah. Riko menekankan pentingnya integrasi proses dan teknologi berkelanjutan untuk menghindari dampak lingkungan yang merugikan.

“Investor perlu memperhatikan inovasi teknologi secara terus menerus untuk membuat baterai berbasis nikel lebih kompetitif,” katanya.

Untuk memanfaatkan potensi pasar Indonesia yang menjanjikan, HSBC menawarkan dukungan penuh kepada perusahaan-perusahaan yang ingin berinvestasi di sektor EV.

“HSBC, dengan pengalaman lebih dari 140 tahun di Indonesia, telah membangun hubungan yang kuat dengan klien-klien lokal dan internasional. Kami siap membantu perusahaan-perusahaan dalam menavigasi pasar yang dinamis ini,” kata Riko.

Fasilitasi investasi masuk Indonesia

Ilustrasi produksi minimum kemasan di sebuah pabrik Dok. Shutterstock Ilustrasi produksi minimum kemasan di sebuah pabrik

Selain berfokus mendukung investasi di sektor EV, HSBC Indonesia juga menaruh minat untuk membantu perusahaan asing mengembangkan usaha pada sektor makanan dan minuman di Tanah Air.

HSBC Indonesia menjembatani masuknya investasi dari luar secara riil. Salah satu contohnya adalah memfasilitasi kembalinya PepsiCo ke Indonesia.

HSBC membantu pembangunan pabrik PT Pepsico Indonesia Foods and Beverages yang baru di Cikarang, Jawa Barat.

Pabrik tersebut akan memiliki area seluas 60 ribu meter persegi dan diharapkan mampu membantu Pemerintah Indonesia dalam upaya membuka dan menambah lapangan kerja baru.

“Kami bangga dapat mendukung komitmen investasi jangka panjang PepsiCo di Indonesia dengan menjadi banking partner dalam pembangunan fasilitas manufaktur PepsiCo di Cikarang, Jawa Barat,” terang Riko.

Riko menambahkan, sebagai bank internasional berpengalaman dari 140 tahun di Indonesia dan mempunyai kekuatan jaringan global di lebih dari 60 negara, HSBC Indonesia berkomitmen untuk terus mendukung pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Salah satunya, dengan memfasilitasi investasi asing langsung ke Indonesia.

Dorong ekspansi start-up

Di samping memfasilitasi investasi masuk ke Indonesia, HSBC Indonesia juga mendorong usaha lokal untuk memperluas pasar ke luar negeri. Salah satunya, dengan menjadi rekan bagi eFishery, start-up yang fokus pada sektor perikanan.

HSBC merupakan mitra penting bagi eFishery dalam perjalanannya menuju ekspansi internasional. HSBC memiliki kehadiran yang kuat di berbagai wilayah di seluruh dunia, dari Eropa hingga Asia, sehingga memahami lanskap bisnis kawasan tersebut.

Pendiri eFishery Gibran Huzaifah bahkan menyebut HSBC sebagai "penunjuk arah" bagi perusahaan dalam perjalanan internasionalnya. HSBC memenuhi semua kebutuhan perbankan eFishery dan memiliki pemahaman yang mendalam tentang berbagai pasar, membantu eFishery dalam ekspansi yang ditargetkan.

Kemitraan HSBC dan eFishery menghadirkan sejumlah manfaat. Pertama, eFishery mampu mendorong ekspansi bisnis yang lebih cepat dan terarah dengan memilih pasar yang tepat dan menerapkan strategi yang efektif.

Kedua, HSBC mampu menyediakan berbagai layanan keuangan yang dibutuhkan eFishery untuk beroperasi di berbagai negara. Ketiga, melalui kolaborasi dengan HSBC, eFishery bisa meningkatkan citra sebagai perusahaan yang berkomitmen terhadap keberlanjutan.

Selain memiliki jaringan internasional yang luas untuk mendukung ekspansi global, HSBC membantu eFishery memilih periode, lokasi, dan metode yang sesuai untuk merambah bisnisnya ke luar negeri.

Hal ini ditopang dengan pengalaman HSBC dalam menyediakan layanan perbankan digital kepada nasabah di berbagai negara.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com