TANGERANG, KOMPAS.com – Sekolah Pelita Harapan (SPH) Lippo Village mengadakan Pameran Applied Science Academy (ASA) di Aula Gedung SPH, Kabupaten Tangerang, Banten, Senin (3/6/2024) hingga Rabu (5/6/2024).
Pada ajang tahunan tersebut, 28 hasil proyek siswa kelas 10-12 tingkat sekolah menengah atas (SMA) dipamerkan.
Semua penelitian tersebut dikategorikan menjadi 6 bidang, yakni physical and mental health; biotechnology and bioinformatics; food science and technology; pharmacy and natural science; computer science, artificial intelligence (AI), robotics; serta sustainability.
Pemimpin dan pembimbing ASA Dr Eden Steven PhD menyampaikan, pameran ASA merupakan ajang eksibisi untuk memperkenalkan karya-karya inovatif ilmuwan muda dari SPH yang tergabung dalam ASA.
Dr Eden menjelaskan pendirian ASA dilatarbelakangi oleh keinginan untuk menangani tantangan masyarakat yang mendesak. Terlebih, teknologi dan ilmu pengetahuan berkembang begitu cepat.
Menurutnya, kurikulum klasik tidak memiliki ruang untuk menyesuaikan dan menuntaskan tantangan-tangan tersebut.
“Oleh karena itu, kami membuat inisiatif baru lewat ASA agar para siswa bisa memperkuat pembelajaran mereka di sekolah dengan mengaplikasikannya pada masalah yang nyata,” ujar Dr Eden dalam sambutannya di acara pembukaan pameran, Senin (3/6/2024).
ASA, ungkapnya, mendorong siswa SPH untuk mengeksplorasi hal-hal yang belum diketahui dan menemukan ide segar yang melampaui batas-batas pengetahuan.
Ide-ide segar, lanjut fisikawan Indonesia yang meraih gelar PhD Fisika dari Florida State University pada 2012 tersebut, memiliki kekuatan untuk mempertanyakan status quo serta memecahkan masalah mendesak pada masyarakat.
Menurut Dr Eden, pada era teknologi yang sangat maju, kemampuan untuk berpikir out of the box sangat penting. Pemikiran ini tidak hanya untuk menciptakan solusi, tetapi juga untuk mengidentifikasi masalah yang nyata di masyarakat.
Program ASA SPH, lanjutnya, didedikasikan untuk membina generasi pemecah masalah di masa depan serta membekali mereka dengan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk sukses dalam pembelajaran dan kehidupan profesional mereka di masa depan.
Dengan mendorong berpikir kritis, keterampilan komunikasi, dan adaptabilitas, ASA mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan kompleks dengan percaya diri.
"Program ASA memperkuat dan mengkontekstualkan materi pelajaran melalui model pembelajaran berbasis penelitian setelah pembelajaran di kelas berakhir,” ujar Dr Eden.
Di program ASA, murid SPH mendapatkan bimbingan dari para profesional bidang sains terapan, seperti energi terbarukan, bioteknologi, ilmu komputer, dan ilmu pangan.
Tak hanya itu, ASA juga bekerja sama dengan research center dari Universitas Pelita Harapan (UPH) untuk menghadirkan mentor-mentor yang sesuai dengan bidang penelitian.
“Selama enam tahun terakhir, sebanyak 80 ilmuwan muda ASA telah menghasilkan 98 ide penelitian yang orisinal dan segar,” ungkap Dr Eden dalam sambutannya.
Riset ilmiah tersebut juga telah menembus dunia internasional. Satu karya siswa telah dipublikasikan dalam jurnal internasional dan dua riset masih dalam tahap referee review.
Kemudian, enam makalah siswa lain telah dipresentasikan di simposium internasional dan telah diterbitkan pula dalam jurnal prosiding internasional.
Inovasi unik dan menarik di Pameran ASA 2024
Sama seperti penyelenggaraan tahun sebelumnya, eksibisi ASA kali ini memamerkan inovasi unik dan menarik. Ada penggunaan robot dan AI untuk membuat peralatan olahraga, eksplorasi di bidang psikologi dan keamanan digital, serta pengembangan alat pengumpul energi yang memanfaatkan tetesan hujan.
Ada pula penemuan potensial obat alami dari tumbuhan asli Indonesia hingga pembuatan sistem penyaringan udara menggunakan limbah plastik daur ulang.
Terdapat pula beberapa proyek yang patut disoroti pada pameran kali ini. Salah satunya adalah penelitian tentang penggunaan Al berbasis suara yang memanfaatkan bunyi papan ketik untuk memperoleh data.
Temuan awal menunjukkan bahwa teks yang diketik dapat diuraikan berdasarkan suara papan ketik. Hal ini memicu diskusi tentang peningkatan keamanan desain keyboard di masa depan untuk mengurangi risiko peretasan akustik.
Selain itu, ada penemuan unik untuk mengatasi masalah prokrastinasi atau kebiasaan menunda pekerjaan. Salah satu murid SPH, Nabila Tjiptadjaja memanfaatkan algoritma heuristik untuk mengembangkan sistem manajemen tugas dan penjadwalan yang cemerlang.
Aplikasi tersebut pun bisa membantu pengguna mengatasi kecenderungan menunda-nunda dengan menawarkan solusi praktis.
“Ada orang yang bisa kerja 5 jam langsung selesai. Ada pula yang 3 jam masih belum selesai. Jadi, algoritma pada aplikasi ini sangat applicable dan telah menggunakan teknik-teknik psikologi terbukti (proven psychological techniques) untuk menawarkan solusi praktis,” ujar Nabila menjelaskan temuannya.
Selain itu, ada temuan konsep baru dalam menangkap energi terbarukan dari rintik hujan.
“Saat terkena kulit, kita merasa sedikit sakit karena rintik yang jatuh agak kencang akibat pengaruh gravitasi. Vibrasi tersebut kami konversikan menjadi energi listrik,” tutur Dr Eden.
Karena kebaruannya, ASA pun mempertimbangkan akan mematenkan temuan tersebut.
Dapat apresiasi
Research Professor Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan dosen Universitas Mercu Buana Deni Shidqi Khaerudini yang hadir dalam pembukaan pameran mengapresiasi inovasi dari murid-murid SPH.
Deni merasa kagum dengan anggota ASA dan proyek-proyek luar biasa yang telah mereka kerjakan.
“Saya kaget. Meski masih di bangku SMA, riset yang mereka kerjakan sudah setara dengan riset penelitian S2 dan S3,” ujar Deni.
Apresiasi serupa juga diutarakan oleh pendiri Lippo Group Mochtar Riadi. Sebagai sekolah yang berada dalam naungan Yayasan Pendidikan Pelita Harapan (YPPH) besutan Lippo Group, ia berbahagia melihat siswa-siswi SPH meraih prestasi yang dipamerkan pada ASA Ke-6.
Inisiatif tersebut menunjukkan komitmen yang kuat dari sekolah dalam mengembangkan minat dan bakat siswa di bidang sains dan teknologi.
Salah satu alumnus ASA angkatan 2023, Phoebe Bintoro, merasakan manfaat mengikuti program ASA. Mahasiswa Jurusan Natural Sciences (Ilmu Alam) Universitas Cambridge, Inggris, tersebut mengaku bahwa ASA telah memperkaya pengetahuannya.
“Berkat ASA, saya melihat ilmu dan penelitian bukan sebagai beban atau persyaratan untuk sekadar meningkatkan portofolio, melainkan sebagai wadah kreatif dan intelektual untuk mengubah dunia," ujar Phoebe.
Bila anak Anda tertarik di bidang sains, terutama sains terapan, Anda bisa mendaftarkan anak ke SPH. Temukan potensi tak terbatas dari minat dan bakat anak Anda dengan mengunjungi laman sph.edu/contact.