Advertorial

Komitmen Axioo Ciptakan Tenaga Kerja Terampil Siap Pakai Lewat Axioo Class Program

Kompas.com - 11/06/2024, 17:00 WIB

KUNINGAN, KOMPAS.com – Sebagai jenama asli Tanah Air, Axioo Indonesia yang berada di bawah naungan PT Tera Data Indonusa, Tbk memiliki komitmen untuk menjadi perusahaan yang memberikan dampak positif, baik dari segi ekonomi maupun sosial.

Salah satu bukti keseriusan Axioo adalah dengan menyelenggarakan Axioo Class Program yang merupakan bagian dari program corporate social impact (CSI) perusahaan.

Axioo Class Program telah dihadirkan perusahaan sejak lebih dari 10 tahun silam. Melalui program tersebut, Axioo membantu pemerintah dalam menyiapkan tenaga kerja terampil, khususnya dari sekolah menengah kejuruan (SMK) agar sesuai dengan kebutuhan industri.

Di Axioo Class Program, perusahaan melakukan sinkronisasi kurikulum, menyelenggarakan workshop berkelanjutan bagi guru dan siswa, mengadakan pembelajaran berbasis IT, serta memvalidasi sertifikasi bertaraf internasional.

Untuk melihat implementasi program Axioo Class Program, pihak Axioo mengajak sejumlah awak media, termasuk Kompas.com, mengunjungi SMK Pertiwi Kuningan di Jawa Barat (Jabar). Sekolah ini telah menerapkan kurikulum dari program tersebut.

Saat berada di sana, tim Kompas.com dipandu langsung oleh Vice President Business Development and Strategic Partnership PT Tera Data Indonusa, Tbk Timmy Theopelus serta Kepala Sekolah SMK Pertiwi Kuningan Dea Ariana Vamitrianto.

Sebelum mulai melihat berbagai workshop yang diselenggarakan di sekolah tersebut, Timmy menjelaskan bahwa Axioo Class Program dihadirkan untuk meminimalkan kesenjangan antara dunia industri dan pendidikan, khususnya dengan SMK.

Program itu hadir beriringan dengan jurusan yang ada di SMK. Setiap tahun, Axioo Class Program hanya menerima sekitar 30 siswa per jurusan.

Siswa yang hendak masuk ke dalam program tersebut harus melalui serangkaian tes terlebih dahulu.

“Sekolah sering kali membuat lulusan yang tidak sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan oleh industri. Axioo Class Program hadir untuk menjembatani kesenjangan tersebut dan memastikan Indonesia tidak kekurangan SDM berkualitas,” ujar Timmy saat memandu awak media yang berkunjung ke SMK Pertiwi Kuningan, Rabu (5/6/2024).

Timmy menambahkan, pemilihan SMK sebagai sasaran Axioo Class Program bukan tanpa alasan. Selama ini, lulusan SMK menjadi penyumbang terbesar dari jumlah pengangguran yang ada di Tanah Air.

Menurut Timmy, fenomena tersebut sangatlah aneh, mengingat lulusan SMK didesain agar lebih siap kerja ketimbang sekolah lain yang setingkat, seperti Sekolah Menengah Atas (SMA) ataupun Madrasah Aliyah (MA).

Hadirkan “Kidzania” untuk Siswa

Agar dapat menghasilkan tenaga kerja terampil, Timmy menerangkan bahwa Axioo akan memfasilitasi sekolah yang bekerja sama dengan pihaknya.

Fasilitas tersebut akan ditempatkan pada area pelatihan atau training factory yang didesain khusus sesuai kebutuhan siswa.

Semua fasilitas yang diberikan pada setiap ruang pelatihan itu merupakan pemberian dari partner yang bekerja sama dengan Axioo.

Vice President Business Development and Strategic Partnership PT Tera Data Indonusa Timmy Theopelus bersama siswa SMK Pertiwi Kuningan.Dok. Kompas.com/Erlangga Satya Vice President Business Development and Strategic Partnership PT Tera Data Indonusa Timmy Theopelus bersama siswa SMK Pertiwi Kuningan.

Axioo Class Program sendiri menghadirkan tempat pelatihan yang betul-betul mirip seperti yang akan dihadapi para siswa di dunia kerja.

Hal tersebut terinspirasi dari konsep Kidzania yang menghadirkan berbagai simulasi pekerjaan bagi anak-anak.

“Di Kidzania, kan banyak anak-anak yang bermain sambil bekerja istilahnya. Itu yang kami hadirkan di sini. Jadi, mereka saat di sekolah tidak merasa sedang belajar, tapi bermain. Dengan begitu, mereka bisa lebih senang saat berada di kelas,” ucap Timmy.

Untuk diketahui, SMK Pertiwi Kuningan memiliki sejumlah area pelatihan yang terdiri dari berbagai sektor industri. Salah satunya adalah perbankan.

Dalam sekolah tersebut, salah satu bank swasta Indonesia menyumbangkan mesin ATM untuk dijadikan perangkat pelatihan bagi para siswa.

Selain itu, ada pula area robotik untuk mengakomodasi siswa yang tertarik untuk mempelajari program coding dan penerapannya.

Lalu, ada juga ruang mekanik bagi siswa yang tertarik dengan dunia otomotif. Ruangan ini dilengkapi dengan sejumlah kendaraan bermotor hasil pemberian dari salah satu produsen otomotif asal Jepang.

Ke depan, Axioo Class Program akan mengadakan kurikulum baru terkait penerapan artificial intelligence (AI).

“Sekarang kan di mana-mana sudah AI. Makanya, kami akan tambahkan ke kurikulum. Nama programnya AI for Youth agar siswa juga semakin siap menyambut industri 5.0. Kami akan membuka tiga lab khusus AI berstandar internasional, salah satunya di SMK Pertiwi,” tutur Timmy.

Timmy menambahkan, hingga 2023, Axioo Class Program telah menjangkau 989 institusi pendidikan vokasi dan non-vokasi.

Program tersebut juga berhasil menelurkan sebanyak 3.145 dosen dan guru serta 18.516 siswa dan alumnus.

“(Sebanyak) 90 persen lebih siswa dan siswi lulusan Axioo Class Program itu langsung terserap oleh industri. Sekitar 50 persen pegawai di Axioo sendiri juga merupakan lulusan dari Axioo Class Program. Jadi, mereka yang punya kompetensi itu kami ajak bergabung juga,” tuturnya.

Pada kesempatan itu, Dea mengapresiasi Axioo Class Program yang diadakan di SMK Pertiwi Kuningan karena berpengaruh besar dalam meningkatkan kompetensi siswa dan siswi di sekolahnya.

“Kami sangat terbantu melalui fasilitas yang diberikan melalui Axioo Class Program. Namun, hal terpenting yang kami dapatkan dari program ini bukan fasilitasnya, melainkan ilmu yang mereka berikan. Siswa dan guru-guru di sini jadi banyak belajar,” ucap Dea.

Pada masa mendatang, tambah Dea, SMK akan menambahkan jumlah kelas baru untuk memfasilitasi siswa dengan berbagai minat.

Selain itu, sekolah tersebut juga berencana untuk membuat business center agar para murid dapat mempraktikkan teori yang sudah mereka pelajari di kelas.

Business center ini konsepnya sama dengan mahasiswa kedokteran yang langsung praktik langsung di dunia nyata. Tentu para siswa akan didampingi oleh mentor atau guru. Selain untuk memberikan pengalaman, fasilitas ini juga bisa jadi simulasi bagi untuk mengetahui dunia kerja itu bagaimana,” ujar Dea.

Axioo Future Creature Hub

Usai berkunjung ke SMK Pertiwi Kuningan, tim Kompas.com juga diajak untuk mengunjungi Axioo Future Creature Hub yang ada di Bandung, Jabar.

Axioo Future Creature Hub sendiri memiliki fungsi yang tak jauh berbeda dengan Axioo Class Program.

Perbedaannya, pada tempat tersebut, Axioo menyediakan pembelajaran bagi siswa dan guru yang ingin belajar mandiri tanpa terikat sekolahnya.

Selain itu, Axioo Future Creature Hub merupakan gerbang awal bagi pihak yang ingin bergabung dengan Axioo Class Program.

Siswa magang yang ada di Axioo Future Creature Hub.Dok. Kompas.com/Erlangga Satya Siswa magang yang ada di Axioo Future Creature Hub.

Semua pihak, baik sekolah, guru, maupun siswa yang ingin bergabung dalam Axioo Class Program harus mendaftarkan dirinya terlebih dahulu melalui Axioo Future Creature Hub.

Education Manager Axioo Indonesia Lingga Imanda Fuedsi mengatakan, setiap pihak yang mendaftar Axioo Class Program akan diseleksi terlebih dahulu.

“Tak serta-merta kami terima. Mereka yang mendaftar harus menyelesaikan tes dari kami dulu. Lalu, mereka juga harus memaparkan idenya. Kami juga menilai attitude dari pendaftar. Untuk siswa, terpenting itu bukan kepintaran, melainkan sikap mau belajar dan tahan banting. Sebab, di dunia kerja kan juga seperti itu,” kata Lingga.

Lingga menambahkan, mayoritas siswa yang magang ataupun menimba ilmu melalui Axioo Class Program langsung terserap ke dunia kerja.

Menurut pengakuannya, jumlah siswa yang berhasil terjun ke dunia kerja melalui program tersebut mencapai 99 persen.

“Rata-rata memang langsung tersalurkan. Dengan catatan, kuota pekerjaan dari pihak atau perusahaan yang bekerja sama dengan kami itu memang tersedia. Karena itu, program kami ini juga direkomendasikan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek),” ucapnya.

Lewat semua yang diberikan melalui Axioo Class Program, khususnya di Axioo Future Creature Hub, Lingga berharap dapat semakin menjembatani dunia pendidikan dengan industri. Utamanya, bagi sekolah yang minim fasilitas.

“Tempat ini kan wadah bagi mereka yang kurang mampu. Kami ingin membantu mereka agar bisa lebih adaptif terhadap teknologi dan industri. Jadi, mereka begitu lulus nanti bisa bersaing dan lebih siap kerja sehingga bisa langsung direkrut oleh partner kami,” jelas Lingga.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com