Advertorial

Lewat Festival Sulsel Menari, Pemprov Sulsel Raih Dua Rekor MURI

Kompas.com - 13/06/2024, 12:28 WIB

KOMPAS.com – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Selatan (Sulsel) meraih dua rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) pada Festival Sulsel Menari yang dilaksanakan di Lego-lego, Center Point of Indonesia (CPI) Makassar, Rabu (12/6/2024).

Adapun rekor tersebut dicatatkan pada kategori Penari Pelajar Terbanyak dan Penggunaan Baju Bodo Terbanyak.

Pada gelaran itu, sebanyak 24.913 pelajar di 24 kabupaten kota menarikan tari Paddupa secara serentak dengan mengenakan baju bodo—baju adat khas Sulawesi Selatan.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sulsel Muhammad Arafah mengatakan bahwa Festival Sulsel Menari sekaligus raihan rekor MURI tersebut berhasil berkat dukungan dari Dinas Pendidikan dan organisasi perangkat daerah (OPD) lain, khususnya arahan dari Penjabat (Pj) Gubernur Zudan Arif Fakrulloh.

"Saya kira, pencapaian rekor dunia itu tidak lepas dari kerja keras teman-teman dan juga arahan dari Bapak Gubernur Zudan Arif Fakrulloh yang tidak henti-hentinya mendukung dan memonitor setiap gerak langkah kami sehingga kegiatan ini bisa terlaksana dengan baik," ucap Arafah dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Rabu.

Pada gelaran itu, lanjut dia, masing-masing kabupaten atau kota mengutus seribu penari, bahkan lebih.

"Saya merasa senang, bangga, dan terharu karena rupanya kekompakan kami yang sesuai dengan tema Sulsel Menari, yakni 'South Sulawesi in Harmony"', ujarnya.

Pencatatan rekor MURI itu sekaligus memproklamasikan bahwa tari Paddupa merupakan tarian khas dari Sulawesi Selatan. Begitu pun dengan baju bodo yang kerap digunakan pada hari-hari penting atau momen bersejarah serta acara besar lain.

Arafah mengatakan bahwa Festival Sulsel Menari memiliki dampak secara ekonomi, khususnya kepada mereka yang bergerak di bidang kesenian, bahkan sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

Salah satu penari pelajar dari SMA Katolik Rajawali Jeni Frans mengaku bangga bisa ambil bagian dalam tersebut dan membawa nama baik sekolah. Selain itu, para peserta juga bisa saling mengenal penari dari sekolah lain, sekaligus menambah pengalaman pribadi.

"Kami latihan kurang lebih seminggu. Semoga melalui kegiatan ini, tarian daerah lebih dilestarikan lagi," tuturnya.

-- -

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com