Advertorial

Lestarikan Kekayaan Budaya, PNM dan Kementerian BUMN Adakan Kompetisi Racik Jamu

Kompas.com - 13/06/2024, 14:10 WIB

KOMPAS.com - PT Permodalan Nasional Madani (PNM) dan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengadakan kompetisi racik jamu kekinian, Herb Eupheria Fest, di Sarinah, Jakarta, Sabtu (22/6/2024) dan di Living World Mall, Bali, Sabtu (29/6/2024).

Kompetisi tersebut diselenggarakan untuk pelestarian dan pengembangan aset dan budaya bangsa, khususnya jamu yang berakar dari rempah Tanah Air. Ajang lomba itu juga merupakan kelanjutan dari program Pengembangan Kapasitas Usaha (PKU) melalui studi banding dan pelatihan pembuatan jamu tradisional olahan yang dilakukan beberapa waktu lalu.

Direktur Utama PNM Arief Mulyadi mengatakan, jamu sebagai aset bangsa harus dilestarikan, dimanfaatkan, dan terus dikembangkan. Pelestarian ini bisa dilakukan melalui komunikasi dan promosi jamu dalam perspektif sosial-ekonomi. Dengan demikian, jamu dapat menjadi produk yang relevan dengan berkembangnya zaman.

Kompetisi tersebut, lanjut Arief, diharapkan dapat menumbuhkan semangat nasionalisme dalam memanfaatkan dan mengembangkan jamu berbasis inovasi teknologi.

Penyelenggaraan kompetisi tersebut juga diharapkan dapat memupuk minat masyarakat, terutama generasi muda, terhadap jamu. Dengan begitu, jamu bisa terus dilestarikan dan dikembangkan sebagai bagian dari kekayaan budaya Indonesia.

“Indonesia sangat kaya akan sumber daya alam. Di 26 provinsi di luar Pulau Jawa, telah ditemukan 24.927 tumbuhan lokal berkhasiat obat dan 13.665 jenis ramuan tradisional. Potensi ini merupakan modal pengembangan sosial dan ekonomi yang sangat besar,” papar Arief dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Kamis (13/6/2024).

Kompetisi racik jamu kekinian terbuka untuk peserta berusia 17-45 tahun dengan syarat memiliki pengetahuan dasar alam meracik jamu tradisional. Hadiah yang ditawarkan adalah Rp 5 juta untuk juara pertama, Rp 3 juta untuk juara kedua, dan Rp 2 juta untuk juara ketiga.

Peserta yang sudah mengikuti lomba di Jakarta tidak bisa mengikuti lomba di Bali.

Arief pun mengajak masyarakat untuk bangga dengan keberadaan jamu sebagai kekayaan budaya Indonesia.

"Mari kita jadikan jamu sebagai tuan rumah yang baik di negeri sendiri dan bahkan bisa menjadi tamu agung di negara lain," imbuhnya.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau