Advertorial

Manfaatkan KUR BRI, Zialova Batik Sukses Jadi Produsen Fesyen Lokal Favorit di Pekalongan

Kompas.com - 17/06/2024, 18:36 WIB

KOMPAS.com - Berkunjung ke Pekalongan tak lengkap rasanya bila tidak membeli batik sebagai buah tangan. Berbagai motif khas Pekalongan yang desain apik nan kekinian berhasil mencuri perhatian.

Produsen batik pun getol berinovasi menghadirkan produk yang sesuai kebutuhan pelanggan serta mengikuti perkembangan tren fesyen.

Salah satu produsen batik sekaligus fesyen lokal yang populer di Pekalongan adalah Zialova Batik. Berdiri sejak 2017, usaha batik yang dirintis Nur Afidatul Azimah menghadirkan produk fesyen beragam, mulai dari daster, gamis, hingga mukena.

Perempuan yang akrab disapa Afida itu menceritakan perjalanan dirinya mengembangkan bisnis yang berawal sebagai reseller.

Sewaktu menjadi penjahit rumahan, penjualan online belum begitu ramai sehingga Ia mencoba membuka toko online di marketplace.

“Saya dulu seorang penjahit rumahan. Karena saya tipe orang yang enggak bisa gini-gini saja, pada 2017 akhirnya mencoba jadi reseller. Saya jual kain batik yang saya ambil dari toko-toko, lalu saya foto sendiri dan diposting untuk marketplace,” ujar Afida dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Senin (17/6/2024).

Seiring waktu berjalan, pesanan pun semakin bertambah. Bermula dari satu hingga dua kodi, lanjut Afida, permintaan semakin bertambah hingga akhirnya mesti menyiapkan stok di rumah.

Ia pun mulai membuka toko di Pasar Banjarsari, Kota Pekalongan pada 2018. Tak disangka, upaya ini menjadi awal pelanggan dan reseller terus bertambah.

Zialova Batik menghadirkan beragam variasi produk yang sesuai dengan kebutuhan dan minat masyarakat saat ini.

Beberapa produk yang dihadirkan di antaranya mukena, daster, gamis, baju koko, dan sarung yang khusus disediakan untuk bulan Ramadan.

Produk Zialova sendiri sudah dipasarkan ke berbagai kota. Tak hanya sekitar Pekalongan, tetapi juga merambah ke luar kota dan luar pulau. Bahkan, produknya juga dibawa supplier dari Malaysia.

-Dok. BRI -

Pinjaman KUR BRI sebagai modal perputaran bisnis

Sebagai sosok yang merintis bisnis dari nol, Afida mengaku hal utama yang menjadi hambatan adalah keterbatasan modal.

Untungnya, pinjaman kredit usaha rakyat (KUR) dari BRI membantu usahanya semakin berkembang.

“Pada 2018 hingga 2019, saat di mana pesanan seragam makin banyak, saya bingung mencari modal tambahan. Kebetulan ada salah satu teman yang bekerja di BRI dan menawarkan brosur KUR. Saya hitung-hitung kok bunganya rendah sekali. Jadi, saya mengajukan KUR sehingga mendapatkan pinjaman sebesar Rp 10 juta,” ungkapnya.

Seiring kapasitas usahanya yang semakin besar dan banyaknya kebutuhan serta biaya lain untuk produksi, ia pun kembali mengajukan pinjaman KUR. Pihak BRI pun meningkatkan jumlah pinjaman.

Seluruh dana tersebut dimanfaatkan untuk modal tambahan operasional yang membantu perputaran keuangan usahanya.

Adapun Zialova Batik juga menjadi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) binaan Rumah BUMN.

Afida bercerita bahwa ia sering mendapatkan pelatihan yang sangat bermanfaat untuk mengembangkan usaha. Ia juga beberapa kali diajak berpartisipasi dalam event BRI untuk pameran.

Afida pun menaruh harapan besar terkait usaha rintisannya ini agar bisa terus berkembang dan memberikan manfaat untuk masyarakat sekitarnya.

“Semoga Zialova Batik semakin meningkat dan bisa buka cabang di luar kota, usaha semakin berkembang dan bisa ikut membantu menyejahterakan masyarakat sekitar. Karena kan kami ini produsen jadi banyak tenaga lokal dari masyarakat sekitar yang membantu, jadi semoga bisa semakin bermanfaat. Dan bagi wisatawan atau pemudik yang ke Pekalongan, monggo mampir ke outlet kami,” kata Afida.

Sebagai bank tersebsar dalam penyaluran KUR di Tanah Air, BRI konsisten dalam memberikan dukungan permodalan bagi pelaku UMKM.

Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengatakan, BRI juga memberikan pendampingan usaha dalam pengembangan produk hingga upaya digitalisasi pelaku UMKM.

“Kisah produsen sekaligus pelaku UMKM fashion Zialova Batik di Pekalongan ini menjadi salah satu contoh bagaimana pembiayaan yang diberikan serta pendampingan usaha yang kami berikan dapat mendorong kapasitas usaha pelaku UMKM,’’ kata Supari.

Seperti diketahui, BRI merupakan bank yang menjadi penyalur KUR terbesar di Indonesia. Sepanjang Januari hingga April 2024, BRI berhasil menyalurkan KUR senilai Rp 59,96 triliun kepada 1,2 juta debitur.

Pencapaian tersebut setara 36 persen dari target penyaluran KUR yang di-breakdown pemerintah kepada BRI pada 2024 sebesar Rp 165 triliun.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com