Advertorial

DPRD Surabaya Dukung Pemkot Kembangkan Kota Lama

Kompas.com - 20/06/2024, 12:53 WIB

KOMPAS.com - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Surabaya memberikan dukungan penuh terhadap inisiatif Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya untuk mengembangkan Wisata Kota Lama sebagai destinasi wisata baru di Surabaya.

Wakil Ketua DPRD Surabaya Laila Mufidah mengungkapkan bahwa Kota Lama memiliki nilai sejarah bagi peradaban bangsa Indonesia.

Ia mengapresiasi langkah Pemkot Surabaya menghidupkan Surabaya Utara dengan sentuhan wisata heritage, menciptakan ikon baru yang diharapkan dapat meningkatkan perekonomian warga Surabaya.

“Geliat ekonomi di Surabaya Utara akan terdorong cepat dengan dibukanya Wisata Kota Lama Surabaya. Pergerakan ekonomi warga juga akan terangkat naik,” ujar Laila dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Kamis (20/6/2024).

Hal itu bisa dilihat dari semakin banyaknya pengunjung yang datang, meskipun masih belum resmi dibuka.

Rencananya, destinasi Wisata Kota Lama akan resmi diluncurkan pada Minggu (23/6/2024). Berlokasi di Surabaya Utara, kawasan Kota Tua Surabaya relatif tidak banyak kendaraan.

Menurut Laila, pembukaan Wisata Kota Lama Surabaya dapat menjadi momentum bagi Pemkot Surabaya untuk memberikan stimulus terbaik bagi kesejahteraan warga.

“Wisata Kota Lama Surabaya harus diorientasikan bagaimana bisa sejahterakan warga. Tetap prioritaskan pelaku ekonomi kerakyatan di daerah sekitar. PKL dan warga sekitar harus menjadi prioritas. Gedung-gedung kuno yang ada juga harus diisi dengan aktivitas,” tandas Laila.

Ia juga mengingatkan agar ada program edukasi merawat sejarah di kawasan Kota Lama, seperti pemasangan sirine pengingat saat jam operasional malam ditutup. Ini untuk menghindari penyalahgunaan tempat wisata.

“Saya mengamati perkembangan ini dengan baik. Sudah banyak pengunjung. Dinas Perhubungan (Dishub) Surabaya juga harus menyediakan tempat parkir yang memadai dan nyaman bagi pengunjung,” kata Laila.

Eksotisme wisata Kota Lama

Pesona gedung tua dengan panorama eksotik memikat pengunjung pengunjung yang datang ke kawasan tersebut. Mereka dapat menikmati pengalaman baru berswafoto dengan latar bangunan kuno yang autentik.

Dinas Kebudayaan Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disbudporapar) Surabaya akan mengemas kawasan wisata Kota Lama Surabaya dengan sensasi lebih seru, yakni dengan membuka jeep tour dan bike tour.

Pengunjung bisa berswafoto di spot terbaik, seperti Pos Bloc Surabaya, Gedung Maybank, Gedung PTPN XI, De Javasche Bank, dan Hotel Arcadia. Ada juga opsi untuk berkeliling menggunakan sepeda, baik sewa ataupun bawa sendiri.

Wisata Kota Lama Surabaya terus dikembangkan. Selain kawasan Eropa zaman kolonial, ada juga kawasan Pecinan dan Arab yang menjadi pembeda dari wisata kota tua lainnya. Semua kawasan ini terhubung karena jaraknya yang relatif dekat.

Zona Eropa meliputi Jalan Kalimas, Jalan Veteran, Jalan Sikatan, dan Jalan Rajawali. Zona tersebut menawarkan bangunan organisasi dan perkantoran etnis Eropa di masa kolonial, serta Penjara Kalisosok peninggalan Belanda yang masih berdiri hingga kini.

Kemudian, Zona Pecinan meliputi Jalan Karet, Jalan Kembang Jepun, hingga Jalan Panggung. Zona tersebut menawarkan bangunan peninggalan etnis Tionghoa yang dulu menjadi pusat perdagangan mereka.

Sementara, Zona Arab menjangkau Jalan Pegirian, Jalan Sasak, hingga Jalan KH Mansyur. Zona tersebut menawarkan nuansa Arab karena memang menjadi organisasi etis Arab di Surabaya, termasuk makam Sunan Ampel.

Laila meyakini bahwa wisata Kota Lama Surabaya akan lebih hidup dibanding kota lain. Selain ada tiga kawasan etnik yang terintegrasi, generasi Arek-arek Suroboyo juga lebih kreatif.

Agar tidak menjadi wisata pasif, pengelola harus menggandeng generasi kreatif kota ini menjadi bagian dari destinasi. Mereka akan mengisi setiap momen dan menghibur pengunjung, termasuk musisi jalanan Surabaya.

“Saya yakin, jika di Kota Tua Jakarta ada live music menghibur, di sini akan jauh lebih menghibur. Surabaya adalah gudangnya musisi kreatif. Nyaman menikmati malam bersama live music sambil lesehan di udara terbuka dengan latar gedung tua,” kata Laila.

Agar pengunjung semakin berkesan dan membawa pulang pengalaman yang menyenangkan, sajian kuliner harus disesuaikan.

Aneka makanan jadul harus disajikan khusus, dan makanan khas Suroboyo harus diperkuat. Selain itu, kawasan Kota Lama Surabaya juga harus menyediakan tempat nongkrong yang berkelas.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau