KOMPAS.com - Mengelola fasilitas akomodasi seperti hotel dengan konsep tanpa limbah atau zero waste bukanlah tugas yang mudah. Dibutuhkan dedikasi tinggi, inovasi, dan komitmen untuk menciptakan lingkungan hidup yang sehat.
Operasional hotel tidak dapat menghindari menghasilkan air limbah. Ini perlu dikelola dengan baik untuk menghindari dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat sekitar.
Air limbah yang tidak diolah sebelum dibuang ke badan air dapat berdampak buruk. Salah satunya, mengurangi kemampuan alami badan air untuk membersihkan diri (self purification).
Kondisi itu dapat menyebabkan kelangkaan air bersih dan meningkatkan risiko eutrofikasi, yang berpotensi membahayakan kehidupan akuatik karena berkurangnya oksigen terlarut dalam air.
Selain berdampak pada lingkungan, pengelolaan limbah cair yang kurang baik juga dapat menimbulkan masalah sosial dan ekonomi, seperti ancaman terhadap kesehatan masyarakat dan kerugian ekonomi di sektor perairan.
Untuk mengatasi tantangan tersebut, telah banyak penelitian yang menggunakan teknologi effective microorganism (EM) untuk membantu pengolahan limbah.
Teknologi tersebut mengintegrasikan bioteknologi dengan teknik spesifik lingkungan yang dapat meningkatkan kualitas air dan mengurangi kontaminasi tanah yang sering kali dipengaruhi oleh limbah cair.
Pemurnian limbah secara alami (self purification) dapat terhambat jika jumlah limbah tinggi dan tidak diolah dengan baik. Kondisi ini dapat mengubah ekosistem mikroorganisme dan menimbulkan gejala, seperti bau tak sedap, air yang keruh, dan timbulnya lendir berlebihan.
Mikroorganisme dalam limbah tidak lagi berfungsi untuk membersihkan limbah seperti yang diharapkan, tetapi justru menghasilkan gas metana yang beracun bagi lingkungan.
Oleh karena itu, diperlukan penerapan bioteknologi lingkungan yang tepat dan efektif. Hal itu akan membantu dalam proses pengolahan limbah dengan memanfaatkan mikroorganisme yang dapat bekerja secara efisien.
Kompas Gramedia Xpress (KGX) sebagai bagian dari Kompas Gramedia yang bergerak di bidang logistik, turut aktif dalam menjalin kolaborasi dengan Indonesia Hotel General Manager Association (IHGMA) untuk mempromosikan keberlanjutan lingkungan, khususnya dalam bidang usaha baru yaitu distributor yang berfokus pada lingkungan.
Kolaborasi itu diwujudkan dalam gelaran acara bertajuk “GREENATION: Green Collaboration” di Institut Pariwisata Trisakti, Jakarta, Rabu (12/6/2024). Acara ini dihadiri oleh manajemen hotel dan pelaku industri hotel dari seluruh wilayah Jakarta.
Acara tersebut diisi oleh sejumlah pembicara, di antaranya Direktur KGX Amelia Angelica, Dean Artotel Group Learning Center Alexander Yoan, serta dua praktisi lingkungan, yakni Manager Kompas Gramedia Group of Manufacture Ir Y Nugrahanto Tri Wibowo, SE, MM, QHSE, dan Direktur PT Hensmar Multikarya Utama Hendry Yu.
Pada acara tersebut, Amelia Angelica menyoroti bahwa saat ini Indonesia menghadapi krisis lingkungan yang mengkhawatirkan. Melihat hal itu, KGX berkomitmen untuk secara aktif melestarikan lingkungan, serta mengurangi emisi karbon dan polusi dengan melebarkan sayap bisnis sebagai distributor produk ramah lingkungan.
"Kami menaruh perhatian lebih pada kelestarian lingkungan. Sebagai jawaban dari tantangan perubahan iklim, salah satu langkah nyata KGX adalah menjadi distributor produk ramah lingkungan," ujar Amelia dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Senin (24/6/2024).
KGX pun bekerja sama dengan Hensmar untuk mengatasi dampak negatif dari limbah dapur restoran dan hotel yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan.
Hendry menyebut bahwa produk pengurai limbah yang diproduksi bersifat biologis dengan memanfaatkan mikroorganisme dan dinilai lebih efektif dibanding pengurai limbah kimiawi.
"Hensmar menyediakan produk ramah lingkungan yang menggunakan mikroorganisme, sehingga penguraian minyak menjadi bersih dan aman untuk dibuang ke saluran pembuangan," kata Hendry.
Pernyataan tersebut didukung oleh Nugrahanto yang menuturkan bahwa penggunaan bakteri dekomposer aerob lebih efektif dalam proses penguraian limbah.
"Selain lebih hemat biaya dibandingkan dengan penggunaan zat kimia, penggunaan bakteri juga lebih efisien dalam mengurai minyak sehingga menjaga kelestarian ekosistem dan keseimbangan alam," tambah Nugrahanto.
Forum diskusi tersebut secara umum diharapkan dapat meningkatkan kesadaran kolektif dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan saat ini. Dengan begitu, manfaatnya dapat dirasakan di masa depan.
Langkah aktif itu mencerminkan komitmen KGX dalam kapasitasnya sebagai industri logistik, serta sektor perhotelan untuk bekerja sama dengan para pemangku kepentingan untuk menjaga hubungan baik. Tidak hanya dengan lingkungan, tetapi juga dengan masyarakat luas.