KOMPAS.com - Indonesia mengedepankan inkulsivitas dan sinergi dengan berbagai pihak, termasuk China.
Salah satu wujud kerja sama inklusif Indonesia tecermin lewat proyek-proyek yang ada di dalam kerangka kerja sama Inisiatif Sabuk dan Jalan atau Belt and Road Initiative (BRI).
Proyek-proyek tersebut merupakan proyek nasional Indonesia yang disinergikan dengan China melalui BRI. Adapun salah satu kerja sama yang diwujudkan melalui Belt and Road Initiative, yakni di bidang kesehatan, khususnya bidang medis.
Kerja sama tersebut juga dilakukan dalam rangka melatih para pekerja profesional di bidang medis guna membekali kompetensi tingkat tinggi.
Menteri Kesehatan Indonesia, Budi Gunadi Sadikin, memimpin langsung delegasi Tanah Air mengunjungi Universitas Zhongnan guna bertukar pikiran dengan pelaku usaha medis di China.
Untuk memperdalam kerja sama medis antara China dan Indonesia sekaligus memperkuat persahabatan kedua negara, diselenggarakan pula "Pertemuan Kerja Sama Medis Tiongkok-Indonesia dalam Inisiatif One Belt One Road" pada Sabtu (15/6/2024).
Pertemuan tersebut bertujuan untuk mendorong kemajuan dan perkembangan di bidang medis di Indonesia. Selain itu, menggali secara mendalam serta mendorong implementasi kerjasama antara pemerintah Indonesia dan Universitas Central South di bidang medis.
Chairman Sinocare Healthcare, Co., Ltd (Sinocare), Li Shaobo, turut menghadiri pertemuan kerja sama China-Indonesia itu.
Adapun Li Shaobo merupakan alumnus Universitas Zhongnan yang sukses berkiprah di industri medis.
Pada kesempatan tersebut, Li Shaobo membahas serta mendorong kerja sama di bidang medis antara China dan Indonesia.
"Selama ini kami merasakan betapa besar tekad pemerintah dan rakyat Indonesia untuk meningkatkan tingkat kesehatan nasional. Kami juga menyaksikan potensi besar Indonesia di bidang kesehatan medis," ujar Li Shaobo dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Kamis (27/6/2024).
Sebagai informasi, pertemuan tersebut juga memuat upaya memperdalam pertukaran budaya, teknologi, kerja sama medis kehidupan, dan pengembangan bakat antara pemerintah Indonesia dengan universitas dan perusahaan China.
Momentum tersebut sekaligus menjadi contoh di mana para pemimpin mewujudkan kerja sama antara China dan Indonesia guna mewujudkan kolaborasi ke tingkat yang lebih luas.
Li Shaobo berharap, kerja sama dengan mitra di Indonesia dapat mewujudkan operasional bisnis industri medis di Indonesia.
"Kami turut berkomitmen menyediakan produk dan layanan berkualitas tinggi yang terjangkau untuk sistem kesehatan Indonesia. Terutama, guna mengatasi penyakit diabetes," kata Li Shaobo.
Sebagai mitra penting dalam inisiatif "One Belt One Road", Indonesia telah mencapai banyak hasil dalam kerjasama dengan China di bidang ekonomi, budaya, teknologi, dan medis.
Untuk bersama-sama menghadapi tantangan kesehatan masyarakat global yang semakin serius, yaitu diabetes, Sinocare mendirikan anak perusahaan dan membentuk tim lokal di Indonesia untuk menjalankan operasi lokal.
Hal itu bertujuan untuk menyediakan produk pengujian yang akurat, stabil, dan berbiaya efektif serta layanan berkualitas tinggi bagi tenaga medis dan pasien diabetes di Indonesia.
Sejak didirikan pada 2002, Sinocare berkomitmen untuk memanfaatkan teknologi biosensor untuk penelitian dan pengembangan produk serta layanan bagi penyakit kronis, seperti diabetes.
Upaya tersebut mencakup pemantauan individu hingga pencegahan dan pengendalian diabetes di tingkat pelayanan kesehatan primer, serta manajemen diabetes menyeluruh di rumah sakit.
Li Shaobo menilai, upaya tersebut merupakan wujud dukungan pihaknya kepada Indonesia untuk mencapai tujuan pencegahan dan pengendalian penyakit kronis diabetes.
"Saya berharap, China dan Indonesia dapat mengeksplorasi lebih banyak peluang kerja sama dan membuka babak baru dalam bidang medis," tutur Li Shaobo.
Pengembangan produk medis untuk diabetes
Dalam pengembangan teknologi medis, Sinocare tidak hanya mempromosikan adopsi secara luas pemantauan glukosa darah di China dan memastikan setiap pasien diabetes memiliki akses pada meteran glukosa.
Lebih dari itu, Sinocare turut memfasilitasi adopsi inovasi teknologi pemantauan glukosa di negara-negara di benua Eropa, Amerika, dan Asia Tenggara.
Adapun negara yang telah menggunakan teknologi besutan Sinocare, antara lain Amerika Serikat (AS), Jerman, Inggris, Prancis, Spanyol, Italia, Filipina, dan Malaysia. Adopsi teknologi medis di berbagai negara dapat terwujud berkat kolaborasi di kancah internasional.
Dalam 10 tahun terakhir, Sinocare telah meningkatkan kerja sama dalam edukasi diabetes dan promosi produk di negara-negara Asia Tenggara.
Pada 2022, perangkat pemantauan glukosa darah dinamis Sinocare iCare diluncurkan secara global dan saat ini telah terdaftar di Indonesia.
Melalui inovasi teknologi, produk Sinocare telah berkembang dari pemantauan glukosa darah sesaat menjadi pemantauan berkelanjutan. Bermula dari pemantauan satu indikator glukosa darah menjadi pemantauan multi-indicator, termasuk hemoglobin terglikasi, lipid darah, asam urat, dan tekanan darah.
Selain itu, Sinocare telah beralih dari sekadar pemantauan ke solusi digital berbasis internet of things (IoT) dan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) guna mendorong transformasi manajemen diabetes global dari deteksi menuju manajemen digital.
Tidak hanya itu, Sinocare juga menjalankan misi untuk membantu pasien diabetes dan penyakit kronis terkait di seluruh dunia guna meningkatkan kualitas hidup mereka.
Di bidang produk pemantauan gula darah diabetes, Sinocare saat ini menempati peringkat pertama di China dan keempat di dunia.
Rinciannya sebagai berikut, produk tes hemoglobin terglikasi sendiri menempati peringkat pertama di dunia, produk tes asam urat cepat menempati peringkat pertama di dunia, dan peringkat tiga besar di dunia untuk produk tes lipid darah cepat.
Adapun bisnis Sinocare mencakup di 34 provinsi dan kota di China, serta 135 negara dan wilayah di seluruh dunia.
Selama bertahun-tahun, Sinocare melalui pendirian yayasan bersama Universitas Central South dan mengembangkan kerjasama industri-akademi, telah mendorong inovasi teknologi, pengembangan bakat, dan peningkatan industri.