KOMPAS.com - Para pedagang bunga di Pasar Bratang, Kota Surabaya, Jawa Timur (Jatim), sempat sepi pembeli.
Jangankan untuk membeli, orang-orang yang melintas di sekitar area Pasar Bratang saja langsung menutup hidung lantaran aroma tak sedap sampah yang menyeruak. Ini terjadi lantaran kondisi lapak para pedagang bunga berada di lahan pembuangan sampah.
Ketua Klaster Bunga Bratang Agus Subali bercerita, pada mulanya tempat yang dijadikan para pedagang bunga untuk mencari penghasilan adalah lokasi pembuangan sampah sementara dari masyarakat sekitar.
"Kemudian, ada beberapa orang sesepuh kami yang membuka lahan sebagai lapak (menjual tanaman). Lama-kelamaan muncul komunitas penjual bunga," ujar Agus dalam keterangan pers yang diterima Kompas.com, Sabtu (6/7/2024).
Lantaran punya kepentingan yang sama, yakni untuk memiliki tempat berjualan yang nyaman, sekaligus memperbaiki perekonomian, Klaster Bunga Bratang pun mulai terbentuk.
Anggota Klaster Bunga Bratang pun berinisiatif agar lokasi tempat mereka berjualan bisa semakin dikenal masyarakat luas dan ramai pembeli.
Melihat potensi Klaster Bunga Bratang, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI memberikan bantuan pada empat tahun silam.
Berkat bantuan tersebut, kini lapak milik 70 pedagang di Klaster Bunga Bratang berubah signifikan.
"Kami sudah 35 tahun menjadi pedagang bunga di Pasar Bratang. Dulu belum tertata rapi seperti sekarang. Baru beberapa tahun belakangan lokasinya jadi indah seperti ini. Kami juga sangat terbantu dengan adanya bantuan dari BRI," kata Agus.
Ruang berbagi dunia hortikultura
Agus mengungkapkan, sejak ada pengembangan dan penataan, lokasi berniaga Klaster Bunga Bratang menjadi lebih baik dan nyaman.
Tak sekadar nyaman, lanjut Agus, Klaster Bunga Bratang pun turut menciptakan ekosistem yang baik bagi para anggotanya. Mereka juga tak sungkan untuk saling berbagi informasi edukatif mengenai dunia hortikultura.
Pertukaran informasi dengan semangat membangun itu pun biasa dilakukan di gazebo yang merupakan salah satu fasilitas yang diberikan BRI untuk Klaster Bunga Bratang.
"Kami di sini biasa ngobrol-ngobrol dan rapat di gazebo. Jadi kalau ada pedagang senior bisa saling memberikan masukan kepada teman yang baru,” kata Agus.
Selain bantuan fasilitas gazebo, lanjutnya, pedagang bunga Pasar Bratang juga mendapat bantuan akses modal dari BRI berupa kredit usaha rakyat (KUR) dengan pembayaran bunga ringan. Besaran pinjaman bervariasi tergantung dari masing-masing pedagang.
Tentunya, lanjut Agus, dengan adanya bantuan tersebut, otomatis perekonomian para pedagang ikut terbantu.
Hal itu dapat dilihat dari para pedagang yang dapat mencukupi kebutuhan pokok keluarga sekaligus memberikan pendidikan layak bagi buah hati mereka.
"Kalau dulu pedagang bunga di sini tidak mampu untuk menyekolahkan anak sampai jenjang yang lebih tinggi. Alhamdulilah, dengan adanya usaha ini, kami bisa memberikan pendidikan sekolah kepada anak-anak hingga kuliah. Selain itu, teman-teman pedagang juga bisa membeli rumah tinggal. Ekonomi kami semakin membaik," katanya.
Selain menguntungkan Klaster Bunga Bratang, kegiatan pembinaan dan pemberdayaan dari BRI juga memberikan kenyamanan kepada para pembeli tanaman hias.
Hal itu berkat kehadiran fitur digital berupa pembayaran non-tunai yang mempermudah penjual dan pembeli dalam bertransaksi.
“Kini customer tidak perlu menyediakan uang tunai. Sekarang sudah ada QRIS, jadi bisa langsung transaksi antara pedagang dan customer sehingga sama-sama dimudahkan," kata Agus.
Sebelumnya, lanjut Agus, Klaster Bunga Bratang juga mendapat pembinaan dan pelatihan dari BRI terkait sistem penjualan menggunakan QRIS.
Agus berharap, lewat pemberdayaan BRI, Klaster Bunga Bratang bisa terus mendapat dukungan dan pendampingan untuk mengembangkan usaha.
Kolaborasi pun dapat terjalin dalam jangka panjang untuk membantu penjualan bunga makin laris manis.
"Seiring kemajuan zaman, kami diberikan kemudahan dalam penjualan ataupun dibantu branding supaya tidak ketinggalan zaman," katanya.
Pendampingan BRI lewat Klasterhidupku
Sementara itu, Direktur Mikro BRI Supari mengungkapkan bahwa BRI berkomitmen untuk terus mendampingi dan membantu pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) lewat program Klasterkuhidupku.
Dengan begitu, kata dia, UMKM diharapkan dapat berkembang sehingga menginspirasi pelaku usaha di daerah lain.
"Kami berkomitmen memberikan pendampingan dan membantu pelaku UMKM. Tidak hanya berupa modal usaha, tetapi juga melalui pelatihan-pelatihan usaha dan program pemberdayaan lainnya, sehingga UMKM dapat tumbuh dan berkembang," ungkap Supari.