Advertorial

Unggul Hasilkan Agen Perubahan, Monash University Indonesia Gelar Wisuda Angkatan Kedua

Kompas.com - 23/07/2024, 18:00 WIB

KOMPAS.com – Kampus internasional pertama di Tanah Air, Monash University Indonesia, menggelar upacara wisuda angkatan kedua di Jakarta, Jumat (19/7/2024).

Berbeda dengan wisuda perdana beberapa waktu lalu, upacara peneguhan gelar di Monash University Indonesia kali ini diikuti jumlah lulusan lebih besar dan beragam.

Wisuda tersebut juga menandai pencapaian akademis 56 orang lulusan yang siap memberi berkontribusi signifikan untuk mengatasi berbagai tantangan dalam mencapai visi Indonesia Emas 2045.

Sebanyak 48 mahasiswa yang diwisuda merupakan lulusan Monash University Indonesia pada program Master of Business Innovation, Master of Data Science, Master of Public Policy and Management, dan Master of Urban Design.

Sementara, delapan mahasiswa lain yang berpartisipasi pada gelaran wisuda tersebut berasal dari Monash University Malaysia dan Monash University Australia.

Momentum penting tersebut dihadiri sejumlah perwakilan pemerintah, industri, organisasi internasional, serta keluarga para wisudawan.

President Monash University Indonesia Profesor Matthew Nicholson mengatakan, wisuda kali ini merupakan perayaan pencapaian para mahasiswa pascasarjana.

Acara tersebut juga menjadi wujud komitmen perguruan tinggi dalam menghasilkan alumnus dengan kompetensi mumpuni untuk mengatasi tantangan global, seperti perubahan iklim, keamanan geopolitik, dan pembangunan komunitas.

“Melalui berbagai riset berkelanjutan oleh para staf profesional bersama mahasiswa yang berbakat, kami berusaha memberikan kontribusi aktif dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045. Tak hanya itu, Monash University kini meraih dua penghargaan baru, yakni peringkat ke-37 di QS World University Rankings dan masuk dalam jajaran top 50 Peringkat Universitas Global Terbaik USNWR 2024-2025,” ujar Matthew dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Senin (22/7/2024).

Dari Kiri-Kanan: Tantia Dian Permata Indah, Coo And Vice-President (Operations And Enterprise); Professor Matthew Nicholson, Pro Vice-Chancellor And President (Indonesia); Dr Megan Clark Ac, Chancellor Monash University; Dr. Sofyan A. Djalil, S.H., M.A., M.Ald, Former Minister Of Agrarian Affairs And Spatial Planning Of Indonesia; Dwi Larso, Direktur Beasiswa LPDP; Mr John Simpson Am, Deputy Chancellor, Monash University. Dok. Monash University Indonesia Dari Kiri-Kanan: Tantia Dian Permata Indah, Coo And Vice-President (Operations And Enterprise); Professor Matthew Nicholson, Pro Vice-Chancellor And President (Indonesia); Dr Megan Clark Ac, Chancellor Monash University; Dr. Sofyan A. Djalil, S.H., M.A., M.Ald, Former Minister Of Agrarian Affairs And Spatial Planning Of Indonesia; Dwi Larso, Direktur Beasiswa LPDP; Mr John Simpson Am, Deputy Chancellor, Monash University.

Pada kesempatan sama, Deputy Vice Chancellor (International) dan Senior Vice President of Monash University, Profesor Craig Jeffrey, mengapresiasi kerja keras dan dedikasi para lulusan.

“Selamat kepada mahasiswa atas pencapaian yang luar biasa. Kesuksesan mereka menjadi bukti kerja keras mereka di Monash University Indonesia yang merupakan sebuah permata dalam mahkota jaringan kampus global Monash University,” kata Jeffrey.

Keterampilan dan pengetahuan relevan

Lulus dari program-program magister yang relevan dengan industri, alumnus Monash University Indonesia dibekali keterampilan dan pengetahuan yang sejalan dengan lanskap industri yang terus berkembang.

Bekal tersebut diberikan guna memastikan mereka berada di garis depan kemajuan dan pembangunan Indonesia.

Hal itu juga menjawab tantangan yang ditemukan dalam riset PricewaterhouseCoopers (PwC) bertajuk “Asia Pacific Workforce Hopes and Fears Survey 2024” yang mengungkap bahwa separuh angkatan kerja global, termasuk dari Indonesia, rentan terdampak perubahan akibat kemajuan pesat teknologi, seperti kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).

Chief Operations Officer (COO) Monash University Indonesia Tantia Dian Permata Indah mengaku bangga atas pencapaian para wisudawan serta peran penting yang akan mereka emban untuk membawa Indonesia bersaing di kancah global.

“Kami optimistis, berbekal keterampilan dan pengetahuan yang tepat, para lulusan Monash University Indonesia tidak hanya siap terjun menekuni karier dan aspirasi yang mereka inginkan, tetapi juga berada di garis terdepan dalam menciptakan inovasi dan peluang untuk mendorong pembangunan dan kemajuan Indonesia,” terang Tantia.

Ubah dunia jadi lebih baik

Untuk diketahui, dalam kurun waktu tiga tahun sejak beroperasi pada Oktober 2021, Monash University Indonesia telah berkembang pesat dengan menawarkan delapan program yang relevan dengan industri, termasuk dua program tambahan terbaru, yakni Master of Marketing and Digital Communications dan Master of Sustainability.

Selain itu, Monash University Indonesia juga terdaftar sebagai tujuan program beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) dalam negeri dan Australia Awards Indonesia melalui Nusantara Scholarship.

Reputasi Monash University juga baru-baru ini meningkat signifikan lewat raihan peringkat global ke-3diQS World University Rankings dan top 50 dalam Peringkat Universitas Global Terbaik USNWR 2024-25.

Dengan berbagai reputasi baik yang ditorehkan, bergabung dengan Monash University Indonesia akan membuka peluang baru bagi calon mahasiswa pascasarjana untuk berkontribusi sebagai bagian dari barisan changemaker terkemuka dunia.

Partner and Managing Director Puyo Group Gary Evano yang juga merupakan lulusan Master of Business Innovation Monash University Indonesia turut mengungkapkan peran penting almamaternya dalam perjalanan dirinya menggeluti dunia bisnis.

Partner and Managing Director Puyo Group Gary Evano bersama Chancellor Monash University Dr Megan Clark Ac,. Dok. Monash University Indonesia Partner and Managing Director Puyo Group Gary Evano bersama Chancellor Monash University Dr Megan Clark Ac,.

“Monash University Indonesia memberi saya kesempatan mengenyam pendidikan berkelas dunia secara lokal, tempat saya juga dipertemukan dengan ekosistem yang melibatkan pengusaha, praktisi, dan akademisi,” tutur Evano.

Evano menilai, ekosistem tersebut menjadi tempat kelahiran ide-ide inovasi dan ekspansi yang dipraktikkan di lapangan.

“Lingkungan universitas yang inklusif juga mendukung eksplorasi saya untuk terus mengasah potensi entrepreneurship saya dalam mewujudkan pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan,” ungkapnya.

Dimiliki sepenuhnya oleh Monash University serta beroperasi dengan dukungan nyata dari pemerintah Indonesia dan Australia, Monash University Indonesia hadir memberi ruang penciptaan kolaborasi penelitian yang menarik, pengembangan profesional tingkat lanjut bagi para lulusannya, dan peluang komersial bagi industri.

Inklusivitas tersebut terbuka untuk berbagai keahlian sehingga calon mahasiswa tidak perlu ragu untuk mengenyam pendidikan tinggi di Monash University Indonesia sebagai salah satu universitas terbaik dunia.

Informasi lebih lengkap tentang pendaftaran calon mahasiswa pascasarjana Monash University Indonesia bisa didapatkan dengan mengklik di sini.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau