Advertorial

Gelar Festival Pesona Sambelia, Tim KKN Mahasiswa UGM Gelorakan Kebudayaan Lombok Timur

Kompas.com - 07/08/2024, 13:26 WIB

KOMPAS.com – Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) sejatinya tidak hanya dilakukan mahasiswa demi memenuhi sistem kredit semester (SKS) atau sebagai syarat kelulusan. Akan tetapi, kegiatan ini juga merupakan ajang bagi sivitas akademika perguruan tinggi untuk terjun langsung ke masyarakat.

Contohnya, KKN yang dilakukan mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM). Mereka terjun langsung melaksanakan KKN di daerah terpencil guna mendalami persoalan di masyarakat.

Tak hanya itu, para mahasiswa UGM juga membantu menemukan solusi terkait persoalan itu dengan mempertimbangkan aspek keberlanjutan serta memaksimalkan beragam potensi daerah yang dimiliki.

Tim KKN mahasiswa UGM Melukis Sambelia dengan kode unit NB-002 terjun ke Desa Sugian dan Labuhan Pandan, Sambelia, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB). Mereka melakukan pengabdian selama 50 hari sejak Senin (1/7/2024) hingga Senin (19/8/2024).

Sebagai inisiator dan poros generasi muda, tim KKN UGM tersebut berupaya mempertahankan keberagaman suku Sasak dengan mengadakan Festival Pesona Sambelia.

Pengembangan kebudayaan dan tradisi lokal Suku Sasak

Mengusung tema “Melangkah Bersama, Warnai Kreativitas, Nyalakan Kebudayaan”, Festival Pesona Sambelia membawa angin segar bagi masyarakat Sambelia. Sebab, berbagai kebudayaan suku Sasak ditampilkan pada festival itu.

Tradisi budaya tersebut adalah pawai dulangan, penampilan tradisi peresean, penampilan gendang beleq, dan kebudayaan paleq manuk. Seluruh rangkaian kegiatan ini dilaksanakan di dua lokasi, yaitu Taman Wisata Air Kramat Suci di Desa Sugian dan Pantai Berandangan di Desa Labuhan Pandan, Kecamatan Sambelia, Kabupaten Lombok Timur.

Festival itu dihadiri Kepala Dinas Pariwisata Lombok Timur, Kepala Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Lombok Timur, Kepala Asosiasi Pengusaha Mikro Kecil dan Menengah Indonesia (APMIKIMMDO) Lombok Timur, Lembaga Sumber Daya Mitra, Camat Sambelia, Kepala Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Sugian dan Labuhan Pandan, serta Pemerintah Desa Sugian, Labuhan Pandan, dan Senanggalih.

Kepala Dinas Pariwisata Lombok Timur Widayat mengatakan, Festival Pesona Sambelia merupakan kegiatan yang positif dan wajib dilanjutkan secara mandiri oleh pemerintah desa di Kecamatan Sambelia pada masa mendatang. 

Menurut Widayat, hal tersebut sudah semestinya menjadi tanggung jawab pemerintah setempat sehingga terwujud efek keberlanjutan yang ditanamkan oleh mahasiswa UGM–sebagai peletak dasar pelaksanaan kegiatan ajang promosi kebudayaan dan tradisi daerah–kepada masyarakat Sambelia.

“Seluruh desa yang ada di Kecamatan Sambelia sudah sepatutnya menurunkan ego sektoral dengan meningkatkan inklusivitas untuk mendorong daya tarik kebudayaan dan potensi pariwisata lokal,” katanya dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Rabu (7/8/2024).

Respons positif masyarakat

Penyelenggaraan Festival Pesona Sambelia pun mendapatkan respons positif dari masyarakat sekitar. Pada acara pawai dulangan, misalnya, masyarakat berlomba-lomba untuk berpartisipasi menghias dan mengisi dulang yang ditempatkan di atas kepala para pembawa dulang dengan penuh keindahan dan kebanggaan. 

Pawai dulangan merupakan salah satu tradisi suku Sasak yang tinggal di Kecamatan Sambelia. dok. Tim KKN mahasiswa UGM Melukis Sambelia Pawai dulangan merupakan salah satu tradisi suku Sasak yang tinggal di Kecamatan Sambelia.

Tak hanya itu, masyarakat sekitar juga aktif dan semangat untuk turut serta mengirim para peserta pawai dulangan sembari menyusuri jalan menuju Pantai Berandangan.

Kepala Dusun Pulur, Desa Labuhan Pandan, Suarjo, mengatakan bahwa dulangan merupakan adat tradisi nenek moyang yang seharusnya dilestarikan, terutama oleh warga lokal. Dengan begitu, tradisi ini dapat membudaya ke anak cucu kelak. 

Suarjo menjelaskan, dulangan memiliki makna syukur atas rezeki dan kekayaan yang didapatkan. Rasa syukur ini disimbolkan oleh masyarakat yang menyimpan atau menyajikan berbagai hasil bumi dan makanan tradisional dalam setiap dulang.

Selain kegiatan kebudayaan dan tradisi yang dilaksanakan, tim KKN UGM Melukis Sambelia juga berupaya meningkatkan semangat, pengetahuan, dan keterampilan warga Sambelia dengan mengadakan sejumlah kegiatan, seperti jalan sehat, senam, lomba masak ikan antardesa, serta Sambelia Mencari Bakat.

Kemudian, lomba renang, lomba mewarnai, fashion show pakaian adat Lombok, pameran dan bazar usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), serta pameran interaktif luaran KKN.

Pemantik poros keberlanjutan

Seluruh rangkaian kegiatan Festival Pesona Sambelia merupakan inisiatif tim KKN UGM untuk meningkatkan partisipasi aktif masyarakat dalam melestarikan kebudayaan dan potensi lokal Kecamatan Sambelia. 

Melalui pelaksanaan kegiatan itu, tim KKN UGM menyediakan wadah bagi masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman terkait keberagaman budaya melalui pertunjukan seni, pameran, kuliner, dan perlombaan. 

Kegiatan itu pun mendapat dukungan dari pemangku kepentingan terkait lewat publikasi dan promosi daerah. Dengan begitu, festival tersebut dapat menjadi sarana meningkatkan daya tarik pariwisata sehingga berdampak positif untuk menggerakkan roda pergerakan ekonomi lokal Sambelia.

Tim KKN UGM berharap, pelaksanaan kegiatan Festival Pesona Sambelia dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat. Dengan demikian, mereka bisa bergerak secara mandiri dalam upaya mempromosikan kebudayaan, tradisi lokal, dan potensi daerah untuk mencapai efek keberlanjutan yang dicita-citakan. 

Partisipasi aktif mahasiswa dalam kegiatan itu pun merupakan upaya kontribusi atas pilar ke-17 Sustainable Development Goals (SDGs), yakni kemitraan untuk mencapai tujuan dengan bersinergi bersama desa.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau