Advertorial

Tingkatkan Literasi Digital Masyarakat, Kemenkominfo Gelar Workshop #MakinCakapDigital

Kompas.com - 09/08/2024, 20:29 WIB

KOMPAS.com — Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menyelenggarakan kegiatan flagship #MakinCakapDigital 2024 sebagai bagian dari program Literasi Digital di Indonesia di Lapangan Pallantikang, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Sabtu (20/7/2024).

Kegiatan penguatan keterampilan digital masyarakat Indonesia itu mengangkat tema "Membangun Ketahanan dan Inovasi di Ruang Digital".

Seminar daring tersebut menghadirkan sejumlah narasumber, yaitu Bupati Maros Chaidir Syam, Wakil Bupati Maros Suhartina Bohari, Ketua Tim Indonesia Makin Cakap Digital Indriani Rahmawati, key opinion leader (KOL) Syamsu Rizal dan Muh Arie Anugrah, serta Kepala Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Pejuang Republik Indonesia (UPRI) Andi Asy'hary J Arsyad.

Kegiatan itu didukung oleh Pemerintah Kabupaten Maros serta melibatkan Komunitas Maros For Fun x babylow Garage, Mitologi Bumi Sulawesi, Brotherhood 99% Indonesia x Wacloth.id, CyberSpeed Indonesia Chapter Maros, Ekspedisi Pelosok Negeri, dan Celebes Street Art.

Berdasarkan survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada 2023, pengguna internet di Indonesia mencapai 215,62 juta atau setara 78,19 persen dari total populasi Indonesia. Pertumbuhan yang masif ini membuka ruang yang lebih luas terhadap potensi meningkatnya penyalahgunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dan internet.

Pengukuran status literasi digital Indonesia pada 2023 di 38 provinsi melaporkan bahwa kemampuan masyarakat Indonesia dalam memanfaatkan TIK semakin membaik dalam satu tahun terakhir.

Indeks literasi digital Indonesia pada awal 2023 ada di level 3,54 dari skala 1-5. Secara umum, literasi digital masyarakat Indonesia berada di level "sedang". Indeks ini sedikit meningkat jika dibandingkan 2020 yang berada di level 3,46.

Chaidir mengatakan, budaya digital merupakan salah satu aspek penting di tengah pesatnya pertumbuhan teknologi digital. Budaya digital yang positif dapat membantu masyarakat memanfaatkan teknologi digital secara maksimal dan meminimalkan risikonya.

"Manfaat budaya digital yang positif adalah mampu meningkatkan literasi digital, berkomunikasi secara online dengan aman dan bertanggung jawab, melindungi privasi dan keamanan data, menjadi konsumen digital yang cerdas, serta bisa berpartisipasi aktif dalam masyarakat digital," ujarnya dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Jumat (9/8/2024).

Suhartina menambahkan, selain budaya digital, kecakapan digital juga tidak kalah penting. Kecakapan digital yang dimaksud adalah kemampuan untuk menggunakan teknologi digital secara efektif dan efisien untuk menyelesaikan tugas, berkomunikasi, serta berinovasi.

"Kecakapan digital adalah kunci untuk sukses di era digital. Dengan mengembangkan kecakapan digital, kita dapat membuka peluang baru, meningkatkan kehidupan, serta membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik," ucapnya.

Terkait masifnya penggunaan teknologi digital, Asy'hary menjelaskan cara mengamankan perangkat digital dari ancaman kejahatan siber.

Menurutnya, dalam bermedia sosial, terdapat risiko timbulnya kejahatan siber, mulai dari pencurian identitas, penipuan online, peretasan akun, hingga munculnya tindak kriminalitas yang berawal dari unggahan informasi di media sosial.

"Oleh karena itu, penting untuk membuat kata sandi yang kuat berupa kombinasi huruf dan angka. Jangan lupa aktifkan pengamanan dua langkah verifikasi untuk setiap akun digital yang kita miliki," ungkapnya.

Hal senada disampaikan Indriani. Menurutnya, keamanan siber bisa diwujudkan lewat pemahaman atau literasi digital yang mumpuni. Keterampilan teknis terkait teknologi digital pun harus terus ditingkatkan.

Sementara itu, Syamsu Rizal mengatakan bahwa literasi digital tidak sekadar memahami dan pandai mengoperasikan aspek digital (teknis dan nonteknis), tetapi juga memahami memanfaatkanya untuk pemenuhan kebutuhan dan mencapai tujuan. Kebutuhan dan tujuan itu bisa diperoleh lewat proses seleksi, saring atau filtering, dan keterampilan personal gatekeeper.

"Setiap orang harus mampu menjawab tantangan zaman dengan terus melakukan pembaruan informasi. Di era serbadigital sekarang ini, setiap orang harus mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman," tuturnya.

Arie Anugrah mengatakan, pesatnya perkembangan digital menuntut pengguna untuk terus meningkatkan kompetensi digital. Kompetensi itu meliputi mengasah kemampuan membaca data, menggunakan aplikasi, dan mempelajari kemampuan khusus melalui teknologi digital, seperti public speaking, digital marketing, dan inovasi lain.

Untuk diketahui, lokakarya Literasi Digital merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi oleh Kemenkominfo.

Informasi lebih lanjut mengenai Gerakan Literasi Digital dapat diakses melalui website literasidigital.id, akun Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Page, dan kanal Youtube Literasi Digital Kominfo.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau