KOMPAS.com - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI meluncurkan program inovatif “Zero Waste to Landfill” yang melibatkan kolaborasi luas dengan berbagai pihak terkait. Program ini merupakan bagian dari komitmen BRI terhadap pembangunan berkelanjutan.
Program Zero Waste to Landfill dirancang untuk mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan dan memastikan pengelolaan sampah secara bertanggung jawab. Dengan demikian, sampah tidak berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA) yang semakin terbatas.
Direktur Kepatuhan BRI A Solichin Lutfiyanto menjelaskan bahwa program tersebut bertujuan untuk membangun budaya keberlanjutan di perusahaan dengan meningkatkan kesadaran dan kapasitas pekerja mengenai dampak sampah.
“BRI secara aktif mengedukasi pekerja tentang dampak negatif dari sampah yang tidak dikelola dengan baik,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Rabu (21/8/2024).
Melalui Green Team di unit kerja BRI, lanjut Solichin, pekerja diajak memahami berbagai jenis sampah, termasuk sampah organik, seperti sisa makanan dan dedaunan, anorganik berupa kertas, plastik, gelas, dan logam, serta sampah residu, seperti pembalut, puntung rokok, dan styrofoam.
Ia menjelaskan, Green Team BRI berperan sebagai role model dan akselerator dalam penerapan gaya hidup berkelanjutan baik di lingkungan internal perusahaan maupun eksternal.
Mereka melakukan edukasi dan kampanye tentang isu keberlanjutan, mencakup aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola. Jaringan Green Team BRI bahkan tersebar di seluruh wilayah operasional BRI hingga regional office (RO).
Sebagai bagian dari inisiatif tersebut, BRI menerapkan sistem segregasi sampah di lingkungan perusahaannya, dimulai dari Gedung Kantor Pusat BRI di Sudirman dan Gedung TSI BRI di Ragunan.
Sampah dipilah sesuai jenisnya, organik, anorganik, dan residu sejak dari sumbernya sehingga mempermudah proses daur ulang dan mengurangi jumlah sampah yang masuk ke TPA.
Untuk memotivasi pekerja dalam praktik Zero Waste to Landfill, BRI juga menyediakan mesin reverse vending machine (RVM) di gedung Kantor Pusat BRI dan Menara BRILiaN.
Mesin tersebut memungkinkan pekerja untuk mendaur ulang botol plastik dengan imbalan poin reward yang bisa ditukar dengan hadiah menarik.
Pada tahap awal implementasi di Juli 2024, RVM telah mengumpulkan lebih dari 3.700 botol plastik bekas, dengan potensi penghindaran emisi sebesar 367 kilogram (kg) karbon dioksida ekuivalen (CO2e). Hal ini menunjukkan antusiasme pekerja terhadap keberlanjutan.
Kolaborasi dalam pengelolaan sampah
Kolaborasi dengan berbagai pihak menjadi kunci untuk kesuksesan Program Zero Waste to Landfill.
BRI menjalin kemitraan strategis dengan pihak ketiga yang ahli dalam pengelolaan sampah. Hal ini untuk memastikan semua jenis sampah, termasuk plastik, kertas, dan organik, dikelola dengan baik dan tidak berakhir di TPA.
Selama 2023, program tersebut berhasil mengurangi sampah yang terbuang di TPA sebanyak 50 ton per bulan, dengan total sampah yang terdaur ulang mencapai 591 ton, dan potensi penghindaran emisi sebesar 441 ton CO2e.
Sampah organik, seperti sisa makanan dan dedaunan, diolah menjadi maggot dan kompos. Produk maggot yang dihasilkan dari sampah organik mencapai 5 ton, sementara kompos yang diproduksi mencapai 40 ton.
Sampah plastik yang didaur ulang sebanyak 109 ton, dan sampah kertas didaur ulang sebesar 72 ton.
Selain itu, BRI berhasil mengolah 350 ton sampah residu menjadi sumber energi terbarukan menggunakan teknologi refuse derived fuel (RDF).
Inisiatif tersebut tidak hanya mengurangi volume sampah secara signifikan tetapi juga menghasilkan energi bersih yang memberikan dampak positif bagi lingkungan.