Advertorial

Punya Modal Kuat, BRI Siap Bagikan Dividen Tinggi

Kompas.com - 02/09/2024, 14:59 WIB

KOMPAS.com - Direktur Utama (Dirut) PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI Sunarso mengungkapkan bahwa BRI akan membagikan dividen sambil mempertahankan rasio pembayaran dividen yang optimal, mengingat kekuatan permodalan perusahaan yang masih solid.

"BRI memperoleh tambahan modal sebesar Rp 41 triliun dari right issue untuk pembentukan Holding Ultra Mikro (UMi) bersama PT Permodalan Nasional Madani (PNM) dan PT Pegadaian," ujarnya lewat siaran pers, Senin (2/9/2024).

Pernyataan tersebut disampaikan Sunarso dalam Public Expose (Pubex) Live 2024 di Jakarta, Kamis (29/8/2024). 

Selain itu, dia menjelaskan, rasio kecukupan modal BRI tercatat mencapai 25,13 persen pada akhir triwulan II-2024. Dengan permodalan yang kuat BRI merasa tidak perlu menahan laba.

"Saya sebagai chief executive officer (CEO) percaya bahwa selama lima tahun ke depan, laba BRI yang diperoleh layak dibagikan dalam bentuk dividen. Karena apa? Karena kami tidak perlu menahan laba untuk memperkuat modal, karena modalnya sudah sangat kuat," imbuh Sunarso.

Pembagian dividen BRI nantinya akan bergantung pada persetujuan dari berbagai otoritas, termasuk Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Kementerian Keuangan (Kemenkeu), dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

"Dividen BRI pasti akan berada di level yang tinggi, karena itu tidak menjadi masalah bagi permodalan BRI. Jika rasio pembayaran dividen tinggi, itu harus dilakukan. Namun, apakah pembayaran dilakukan sekaligus atau dicicil dalam bentuk interim, akan bergantung pada persetujuan otoritas," sambungnya.

Kinerja positif BRI

Dalam acara tersebut, Sunarso juga menunjukkan optimisme terhadap kinerja positif BRI pada masa depan.

Optimisme tersebut didorong oleh pencapaian BRI Group yang mencatatkan kinerja positif hingga triwulan II-2024.

Dengan pertumbuhan yang selektif dan prudent, BRI berhasil mencatat laba sebesar Rp 29,90 triliun pada akhir triwulan II-2024.

Pencapaian tersebut didukung oleh penyaluran kredit BRI yang mencapai Rp 1.336,78 triliun, tumbuh 11,20 persen year-on-year (YoY).

Segmen usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) masih mendominasi penyaluran kredit BRI, dengan kontribusi mencapai 81,96 persen dari total penyaluran kredit, atau sekitar Rp 1.095,64 triliun.

Pertumbuhan kredit yang signifikan tersebut juga mendorong peningkatan aset BRI sebesar 9,54 persen YoY menjadi Rp 1.977,37 triliun.

Strategi penyaluran kredit yang selektif dan prudent telah memungkinkan perusahaan untuk mempertahankan kualitas kredit yang diberikan.

“Rasio loan at risk (LAR) tercatat membaik atau turun dari 14,94 persen pada akhir triwulan II-2023 menjadi 12,00 persen pada akhir triwulan II-2024. Sementara itu, rasio kredit bermasalah (NPL) berada di kisaran 3,05 persen dengan rasio NPL coverage yang memadai pada level 211,60 persen,” jelas Sunarso.

Dalam hal pendanaan, dana pihak ketiga (DPK) BRI tercatat tumbuh 11,61 persen YoY menjadi Rp 1.389,66 triliun.

Dana murah, seperti CASA (tabungan dan giro), masih mendominasi struktur DPK BRI dengan porsi CASA mencapai 63,17 persen dari total DPK BRI.

“Dengan fundamental keuangan yang baik, serta kemampuan BRI dalam melayani masyarakat yang semakin luas, ditambah adanya sumber pertumbuhan baru dari UMi, BRI optimistis dapat terus menorehkan kinerja positif dan berkelanjutan,” ucap Sunarso.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau