KOMPAS.com - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI terus berupaya menciptakan dampak positif melalui praktik environmental, social, and governance (ESG) dalam setiap aspek operasional bisnisnya.
Pada semester I-2024, portofolio kredit untuk sektor berkelanjutan mencapai Rp 793,6 triliun, atau 65,2 persen dari total pembiayaan dan investasi corporate bond BRI.
Direktur Kepatuhan BRI A Solichin Lutfiyanto mengungkapkan pentingnya memastikan bahwa seluruh portofolio investasi dan pinjaman selaras dengan standar ESG.
"Dalam menyalurkan kredit berkelanjutan, BRI berfokus pada penyaluran kredit kepada Kegiatan Usaha Berkelanjutan (KKUB), dengan total kredit ke sektor sosial mencapai Rp 699,8 triliun dan Kredit Usaha Berwawasan Lingkungan (KUBL) sebesar Rp 89,8 triliun," ujarnya lewat siaran pers, Jumat (20/9/2024).
Pernyataan tersebut disampaikan Solichin dalam acara Media Briefing Penguatan BUMN Menuju Indonesia Emas bertajuk “Memaksimalkan Peran Lembaga Jasa Keuangan di Era ESG” di Sarinah, Jakarta Pusat, Kamis (12/9/2024). Acara ini turut dihadiri oleh Ekonom Ryan Kiryanto.
KUBL mencakup sektor pengelolaan sumber daya alam hayati dan penggunaan lahan yang berwawasan lingkungan senilai Rp 60,83 triliun, transportasi hijau sebesar Rp 11,47 triliun, dan energi terbarukan senilai Rp 6,48 triliun, serta sektor KUBL lainnya sebesar Rp 11 triliun.
“Sebagai institusi keuangan yang berkomitmen terhadap keberlanjutan, BRI telah mengambil berbagai langkah strategis untuk memastikan seluruh portofolio investasi dan pinjaman selaras dengan standar ESG,” ujar Solichin.
Ia menyebutkan salah satu langkah tersebut adalah identifikasi pemberian kredit untuk sektor hijau yang mengacu pada kategori KUBL.
Langkah tersebut sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 51 Tahun 2017 mengenai Penerapan Keuangan Berkelanjutan, serta POJK Nomor 60 Tahun 2017 tentang Penerbitan Green Bond.
Dalam penyaluran kredit, BRI mengacu pada loan portfolio guidelines (LPG) yang menetapkan persyaratan kredit, termasuk penggunaan daftar periksa terkait aspek ESG.
Aspek ESG juga menjadi bagian dari proses know your customer (KYC), yang memastikan calon debitur tidak memiliki isu lingkungan, sosial, hukum, atau litigasi.
“BRI mengadopsi pendekatan komprehensif dalam menilai risiko ESG, mulai dari identifikasi sektor berisiko tinggi hingga penerapan standar yang ditetapkan regulator untuk memitigasi dampak negatif pada lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan,” tutur Solichin.
Upaya BRI dalam penilaian risiko ESG, termasuk LPG Pre-Screening dan Loan Sub-sector Policy.
Apresiasi dari Ekonom
Pada kesempatan yang sama, Ekonom Ryan Kiryanto mengapresiasi komitmen BRI dalam menerapkan prinsip ESG.
Ia menyatakan bahwa BRI telah berhasil mengintegrasikan prinsip ini ke dalam operasionalnya secara transparan dan berdampak nyata.
"BRI adalah contoh cemerlang dari sebuah institusi keuangan yang tidak hanya memenuhi standar ESG, tetapi juga menunjukkan dedikasi konsisten dalam penerapannya,” ucap Ryan.
Perusahaan bersandi BBRI ini diakui mampu mendorong sektor perbankan lain untuk mengikuti jejak mereka. Dengan kinerja yang mengesankan, BRI telah menjadi teladan dalam industri perbankan di Indonesia.
"BRI adalah contoh nyata bagaimana institusi keuangan dapat berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan dan menciptakan dampak positif melalui praktik ESG yang baik,” imbuhnya.
Dengan pengakuan dari berbagai pihak, BRI semakin memperkuat posisinya sebagai pemimpin dalam penerapan prinsip ESG di sektor perbankan, menunjukkan bahwa keberhasilan dalam keberlanjutan bukan hanya sebuah tujuan, tetapi bagian integral dari strategi dan operasional perusahaan.