Advertorial

Upaya Digitalisasi BPJS Kesehatan dalam Mengakselerasi Program JKN

Kompas.com - 24/09/2024, 14:23 WIB

KOMPAS.com - Perkembangan teknologi informasi memegang peran krusial dalam mengoptimalkan pelaksanaan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Pengelolaan teknologi yang adaptif dan inovatif penting dilakukan dalam memastikan keberlanjutan dan efektivitas program ini.

Untuk menghadapi tantangan digitalisasi, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan telah melakukan berbagai transformasi digital. Hal ini bertujuan untuk mempermudah akses pelayanan dan meningkatkan kepuasan pelanggan.

Salah satu pilar utama dari transformasi tersebut adalah menerapkan nilai-nilai INISIATIF yang mencakup integritas, kolaborasi, pelayanan prima, dan inovasi.

Dengan pendekatan tersebut, BPJS Kesehatan berkomitmen untuk terus memberikan pelayanan terbaik bagi seluruh peserta.

Direktur Utama BPJS Kesehatan Ghufron Mukti mengatakan bahwa pihaknya telah memanfaatkan teknologi sebagai elemen utama untuk memberikan kemudahan kepada peserta.

Kemudahan tersebut meliputi pembukaan akses yang lebih luas serta penyederhanaan proses administrasi. Dengan demikian, pelayanan kesehatan program JKN menjadi optimal.

Ghufron menambahkan, inovasi dan integrasi teknologi yang dilakukan bertujuan untuk memastikan program JKN dapat memberikan manfaat yang maksimal bagi seluruh peserta.

Per 1 September 2024, jumlah peserta program JKN telah mencapai lebih dari 277 juta jiwa atau sekitar 98,67 persen dari total populasi Indonesia. Capaian ini berhasil membawa BPJS Kesehatan meraih predikat Universal Health Coverage (UHC) lebih cepat dari target yang ditetapkan pemerintah.

“Jumlah ini menjadi tolok ukur bagi kami untuk terus bertransformasi melalui digitalisasi demi meningkatkan kualitas layanan dan kepuasan peserta,” ujar Ghufron saat menyampaikan keynote speech di BizVision Week 2024, Surabaya, Jawa Timur, Senin (23/09/2024), sebagaimana dikutip dari siaran pers BPJS Kesehatan.

BPJS Kesehatan, lanjutnya, telah menghadirkan berbagai inovasi untuk memudahkan peserta dalam mengakses layanan kesehatan. Salah satunya melalui optimasi aplikasi Mobile JKN.

Aplikasi tersebut diperbarui secara rutin dengan fitur-fitur inovatif, termasuk i-Care JKN. Melalui fitur i-Care JKN, petugas medis bisa menelusuri riwayat kesehatan peserta selama satu tahun terakhir. Fitur ini juga memudahkan koordinasi dengan dokter untuk memberikan perawatan yang komprehensif.

Ada pula fitur-fitur lain, seperti telekonsultasi, skrining riwayat kesehatan, dan antrean online, yang diyakini mampu menjadi solusi dalam memudahkan akses layanan.

BPJS Kesehatan juga bisa mengembangkan layanan administratif non-tatap muka, yakni WhatsApp (PANDAWA), Voice Interactive JKN (VIKA), dan BPJS Kesehatan Care Center 165. Layanan ini bisa menjadi alternatif yang lebih praktis bagi peserta.

Ghufron menjelaskan, inovasi yang dihadirkan didasarkan pada customer journey. Pihaknya berupaya memastikan bahwa setiap inovasi yang kami dikembangkan dapat memenuhi kebutuhan peserta dan mudah diakses.

“Dengan komitmen BPJS Kesehatan terhadap transformasi mutu layanan, kami berharap, pengelolaan teknologi informasi ini dapat mendukung terciptanya pelayanan yang semakin mudah, cepat, dan merata,” tutur Ghufron.

Untuk menghadapi tantangan pada masa depan, BPJS Kesehatan terus melakukan perubahan strategis untuk memperkuat layanannya dengan mengembangkan fungsi pada fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) sebagai gatekeeper dalam layanan kesehatan.

BPJS Kesehatan pun berkomitmen untuk meningkatkan sinergi lintas lembaga dalam pemanfaatan teknologi demi pengoptimalan layanan kesehatan, khususnya program promotif dan preventif.

“Kehadiran BPJS Kesehatan sebagai badan hukum publik yang berada langsung di bawah Presiden menunjukkan keseriusan negara dalam memberikan jaminan sosial di bidang kesehatan demi menjaga kesejahteraan sosial masyarakat Indonesia. Dengan berbagai inovasi dan penghargaan yang didapat, BPJS Kesehatan siap untuk senantiasa memberikan jaminan kesehatan yang berkualitas bagi seluruh rakyat Indonesia,” sambungnya.

Wakil Rektor Bidang Akademik Universitas Ciputra Widya Utami mengapresiasi atas inovasi BPJS Kesehatan yang lebih mengutamakan digitalisasi pada program JKN.

Menurutnya, upaya transformasi digital tersebut sejalan dengan rencana strategis Universitas Ciputra untuk mengupayakan seluruh sivitas akademika menjadi user yang ahli dalam pemanfaatan artificial intelligence (AI).

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau