KOMPAS.com - Indonesia sedang mengalami transformasi keterampilan yang signifikan. Penelitian LinkedIn menunjukkan bahwa 70 persen keterampilan yang dibutuhkan untuk pekerjaan di Tanah Air akan berubah pada 2030.
Fenomena tersebut dipicu oleh meningkatnya penggunaan kecerdasan buatan (AI) generatif. Karyawan di Indonesia menunjukkan minat yang besar untuk memanfaatkan alat AI dengan lebih efektif di tempat kerja.
Berdasarkan riset serupa, sebanyak 92 persen pekerja pengetahuan di Indonesia sudah menggunakan beberapa bentuk AI, melebihi rata-rata global sebesar 75 persen.
Oleh karena itu, pemerintah menggencarkan upaya dalam menyiapkan tenaga kerja di masa mendatang demi mewujudkan Indonesia sebagai negara maju pada tahun 2045, sesuai visi Indonesia Emas 2045.
Untuk mendukung terwujudnya visi tersebut, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memimpin pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 guna memastikan transformasi sosial, ekonomi, dan tata kelola pemerintahan yang merata di seluruh negeri.
Saat ini, Kementerian BUMN sedang meningkatkan keterampilan talenta Indonesia agar bisa bersaing secara global dengan menyediakan fasilitas LinkedIn Learning bagi lebih dari satu juta karyawan di 140 perusahaan.
Upaya itu bertujuan mengatasi kesenjangan keterampilan dan tantangan digital di sektor BUMN.
Pada awal 2024, BUMN dan Forum Human Capital Indonesia (FHCI) bermitra dengan LinkedIn Learning. Kemitraan ini bertujuan agar karyawan BUMN dapat bertanggung jawab atas pengembangan diri masing-masing dengan mengoptimalkan platform pengembangan keterampilan yang didukung oleh AI dari LinkedIn.
Deputi Bidang Usaha Sumber Daya Manusia dan Teknologi Informasi Kementerian BUMN Tedi Bharata mengatakan, keputusan pihaknya bermitra dengan LinkedIn Learning didasari tujuan untuk meningkatkan keterampilan karyawan BUMN dalam skala besar.
Menurutnya, platform tersebut menyediakan berbagai topik dan rangkaian pembelajaran yang dapat memenuhi kebutuhan keterampilan di semua sektor.
“Kami mendapatkan fleksibilitas tinggi untuk menciptakan jalur pembelajaran yang telah disesuaikan dengan berbagai tingkat keterampilan sehingga perusahaan dapat menawarkan pengalaman belajar yang komprehensif untuk semua karyawan,” tuturnya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Jumat (11/10/2024).
Hal itu, lanjut Tedi, akan membantu BUMN membangun visi berkelanjutan agar semua karyawan dapat belajar secara mandiri.
Strategi BUMN di era AI
Di tengah lanskap bisnis yang selalu berkembang pesat, kemampuan beradaptasi dan pengembangan pola pikir sangat penting untuk mengimbangi kemajuan teknologi.
Contohnya, keterampilan teknologi informasi yang dulu terbatas pada bidang-bidang tertentu, sekarang diperlukan oleh semua orang dari tingkat dasar hingga menengah.
Sejak kemunculan ChatGPT, keterampilan di bidang AI pun berkembang di hampir semua lini pekerjaan, tak terbatas untuk profesional teknis.
Di tingkat global, LinkedIn menemukan bahwa pekerjaan dengan jumlah talenta yang paling banyak melek AI meliputi penulis konten (33 persen), desainer grafis (27 persen), dan manajer pemasaran (24 persen).
BUMN memahami urgensi menyiapkan tenaga kerja Indonesia dalam menghadapi perubahan tersebut.
Workplace Learning Report 2024 dari LinkedIn menemukan bahwa 4 dari 5 orang ingin belajar lebih banyak tentang cara menggunakan AI dalam profesi mereka.
Sebanyak 75 persen pekerja yang memahami teknologi telah menggunakan AI dalam menjalankan profesinya. Teknologi ini dinilai mampu meningkatkan kemampuan mereka untuk fokus pada tugas-tugas yang lebih strategis dan produktivitas secara keseluruhan.
Indonesia Country Lead LinkedIn Rohit Kalsy menyampaikan, penelitian LinkedIn menemukan bahwa 92 persen pemimpin Indonesia mengakui pentingnya adopsi AI untuk menjaga keunggulan kompetitif perusahaan mereka. Angka ini lebih tinggi dari rata-rata global sebesar 79 persen.
“Namun, hampir setengah dari pemimpin ini khawatir perusahaan mereka tidak memiliki visi dan rencana yang jelas untuk menerapkan AI,” jelasnya.
Rohit mengatakan, BUMN Indonesia berkomitmen untuk menjembatani kesenjangan tersebut dengan membangun kesadaran yang lebih besar tentang AI, serta keterampilan penting yang dibutuhkan setiap BUMN independen untuk bersaing dengan yang terbaik di dunia.
“Ini mencakup baik keterampilan teknis maupun keterampilan lunak, memungkinkan para profesional untuk mengotomatisasi tugas-tugas yang lebih membosankan dan repetitif dengan AI, serta fokus pada pekerjaan kolaboratif yang lebih manusiawi yang menekankan pemikiran kreatif dan komunikasi yang efektif,” paparnya.
Dengan lebih dari 23.000 kursus yang dirancang berbasis 41.000 jenis keahlian, LinkedIn Learning mampu mendukung peningkatan keterampilan yang lebih luas.
Platfom tersebut tidak hanya untuk keahlian teknis, tetapi juga untuk meningkatkan keterampilan personal yang sangat penting dalam meningkatkan kompetensi kepemimpinan dan manajerial di dalam ekosistem BUMN.
Hal itu juga selaras dengan nilai-nilai Amanah, Kompetensi, Harmonis, Loyalitas, Adaptabilitas, dan Kolaborasi (AKHLAK) yang diusung Menteri BUMN Erick Thohir.
Ia meyakini bahwa nilai-nilai tersebut akan memperkuat budaya kerja BUMN dan meningkatkan kinerja ekonomi jangka panjang.
Penelitian LinkedIn menunjukkan bahwa secara global, sebanyak 8 persen dari para profesional yang memiliki keterampilan soft skill tertentu akan mendapat kenaikan jabatan lebih cepat dibandingkan mereka yang hanya memiliki keterampilan teknis.
Oleh karena itu, memprioritaskan soft skills menjadi semakin penting untuk membangun karier dan bisnis yang kuat seiring dengan perkembangan AI di masa mendatang.
Pendekatan berbasis data
Dengan memanfaatkan analisis yang terperinci dan dapat disesuaikan di platform LinkedIn Learning, Kementerian BUMN berencana mengambil pendekatan berbasis data untuk meningkatkan pengembangan profesional talenta di masa mendatang.
Langkah itu termasuk menganalisis profil untuk mengidentifikasi kesenjangan keterampilan yang selaras dengan kebutuhan perusahaan, serta menentukan keterampilan yang sedang tren untuk disesuaikan dengan program pelatihan.
Dengan begitu, platform LinkedIn dapat memberikan informasi tentang bagaimana kinerja perusahaan BUMN di setiap sektor dibandingkan dengan perusahaan sejenis dalam hal keterampilan yang paling banyak diminati di sektor tersebut, keterampilan digital, keterampilan AI, dan keterampilan lingkungan, sosial dan tata kelola.
LinkedIn menawarkan wawasan berharga tentang bagaimana perusahaan BUMN di berbagai sektor berkinerja dibandingkan dengan rekan-rekan mereka secara global.
Wawasan tersebut meliputi keterampilan yang paling dibutuhkan sektor tertentu, keterampilan digital, keterampilan AI, dan keterampilan Environmental, Social and Governance (ESG).
Data berharga itu memberikan peta jalan bagi sektor korporat yang lebih luas di Indonesia, mengidentifikasi area kunci yang perlu diperkuat ataupun kekuatan yang sudah ada untuk lebih ditingkatkan.
Misalnya, analisis data LinkedIn telah menemukan bahwa perusahaan BUMN di industri manufaktur mengungguli rekan-rekan global dalam keterampilan manajemen proyek, komunikasi, dan keterampilan analitis.
Secara global, platform LinkedIn Learning terus diperbarui dengan menghadirkan rata-rata 60 kursus baru setiap minggunya untuk membantu para pembelajar mengembangkan keterampilan yang paling dibutuhkan saat ini.
Selain itu, platform yang memiliki 1 miliar anggota di seluruh dunia dan lebih dari 28 juta anggota di Indonesia itu juga akan memberikan wawasan yang lebih luas mengenai bakat, keterampilan, dan tren pembelajaran di Indonesia.
LinkedIn juga akan menyelenggarakan pelatihan kepemimpinan untuk memberi kiat-kiat praktis dan rekomendasi bagi para pimpinan eksekutif dari Kementerian BUMN dan FHCI.
Pembelajaran mandiri dan peningkatan keterampilan berkelanjutan
Budaya belajar telah melekat pada nilai Kementerian BUMN melalui HC Architecture BUMN, Core Values AKHLAK, dan Employee Value Proposition BUMN.
Saat ini, Kementerian BUMN bekerja sama dengan FHCI, BSE, LinkedIn Learning, dan berbagai BUMN, menyelenggarakan BUMN Learning Festival yang berlangsung hingga Selasa (15/10/2024.
Acara bertema “Membangun Budaya Belajar Berkelanjutan” itu terdiri dari tiga rangkaian kegiatan, yaitu Self Learning, Learning Roadshow, dan Learning Race. Seluruh kegiatan ini berorientasi pada peningkatan kompetensi insan BUMN.
Inisiatif tersebut bertujuan meningkatkan kemampuan karyawan, memudahkan proses berbagi pengetahuan, meningkatkan antusiasme belajar, mendorong respons proaktif terhadap perubahan, dan menumbuhkan budaya belajar yang kuat demi meningkatkan kinerja perusahaan.
Tedi menyampaikan, Kementerian BUMN adalah lembaga pemersatu yang unggul dalam menciptakan standar pembelajaran dan budaya peningkatan kemampuan yang berkesinambungan di antara perusahaan dan karyawan di Indonesia.
“Kami ingin bekerja dengan ekosistem yang lebih beragam untuk mewujudkan upaya kolektif dalam meningkatkan talenta berskala global,” imbuhnya.
Menurut Tedi, pembelajaran mandiri bukan sekadar keinginan, melainkan juga kebutuhan untuk meningkatkan daya saing Indonesia ke depan.
“Dengan memanfaatkan data dari LinkedIn dan LinkedIn Learning, kami dapat mengembangkan proses pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan spesifik dari setiap sektor dan industri BUMN,” tandasnya.
Melalui cara tersebut, sambung Tedi, pihaknya dapat membangun tenaga kerja yang siap menghadapi masa depan dan mendorong pertumbuhan serta inovasi di Indonesia.
“ini menjadi salah satu alasan kami menggandeng LinkedIn Learning sebagai mitra strategis dalam pelaksanaan BUMN Learning Festival,” tandasnya.