Advertorial

Didukung KUR BRI, Pengusaha di Kudus Sukses Kembangkan Bisnis Jambu Citra

Kompas.com - 15/10/2024, 13:46 WIB

KOMPAS.com - Jambu citra, dengan bentuk menyerupai lonceng, daging buah tebal, kadar air tinggi, dan rasa manis, telah menjadi favorit masyarakat. Varietas unggulan ini berhasil diperkenalkan oleh petani di Desa Menawan, Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah (Jateng).

Awalnya, bibit jambu citra yang ditanam di Desa Menawan bukanlah varietas asli dari wilayah tersebut.

Salah satu petani lokal, Siswadi (43), menjelaskan bahwa desanya dulu menanam jambu air cincalo.

Namun, karena jambu cincalo kurang diminati pasar, seorang petani di desa tersebut mencoba berinovasi dengan membeli bibit dari Salaman, Magelang, tanpa mengetahui bahwa itu adalah jambu citra, yang ternyata sangat diminati di Jakarta.

"Akhirnya, para petani yang sebelumnya menanam padi, tebu, dan jambu cincalo beralih menanam jambu citra," ujar Siswadi dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa (15/10/2024).

Saat ini, hampir setiap warga di Desa Menawan memiliki pohon jambu citra, termasuk Siswadi, yang memanfaatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI untuk merawat pohon-pohonnya.

Siswadi menggunakan KUR untuk membeli pupuk, obat hama, dan jaring perangkap kelelawar.

Dia menyadari bahwa perawatan jambu citra harus dilakukan dengan hati-hati, termasuk mengatur jarak bunga sekitar 20 centimeter (cm) agar hasil panen optimal.

"Jambu dibungkus dengan plastik sebelum dipanen untuk melindunginya," jelasnya.

Siswadi juga memanfaatkan KUR dari BRI untuk membeli jaring perangkap guna melindungi jambu citra dari serangan kelelawar.

Secara bertahap namun konsisten, selama hampir enam tahun berprofesi sebagai petani jambu citra, Siswadi terus menerima dukungan KUR dari BRI.

Saat memulai, Siswadi hanya menanam 50 pohon jambu citra. Namun, setelah melihat tingginya permintaan pasar, ia kini memiliki sekitar 150 pohon yang mampu menghasilkan tiga ton jambu setiap kali panen.

Meskipun hasil panen menjanjikan, ia mengaku pernah mengalami kegagalan, seperti buah yang busuk atau terkena bintik hitam akibat serangan hama atau cuaca yang tidak menentu.

"Pernah gagal satu kwintal karena penyakit bintik hitam dan busuk, pengepul tidak mau terima," kata Siswadi.

Setiap kali panen raya, yang terjadi 2-3 kali setahun, Siswadi menjual hasil panennya ke pengepul yang mendistribusikannya ke Jakarta, seperti Kramat Jati, Ceger, Poris, hingga pedagang kaki lima.

"Pernah gagal satu kwintal karena penyakit bintik hitam dan busuk, pengepul tidak mau terima," kata Siswadi.

Setiap kali panen raya, yang terjadi dua sampai tiga kali setahun, Siswadi menjual hasil panennya ke pengepul yang mendistribusikannya ke Jakarta, seperti Kramat Jati, Ceger, Poris, hingga pedagang kaki lima.

BRI sebagai penyalur KUR terbesar di Indonesia, telah memberikan dukungan besar bagi petani di Desa Menawan, termasuk Siswadi.

Dia berharap jambu citra semakin dikenal di kota-kota lain dan akses KUR semakin mudah bagi pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang membutuhkannya.

Menurut Siswadi, KUR sangat membantu biaya perawatan pohon jambu citra.

BRI konsisten mendukung UMKM

Pada kesempatan terpisah, Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengatakan bahwa BRI konsisten mendukung UMKM dengan memberikan pembiayaan dan pendampingan usaha, termasuk upaya digitalisasi.

Hingga Agustus 2024, BRI telah menyalurkan KUR kepada 2,6 juta UMKM dengan total Rp 126,12 triliun, atau sekitar 76,44 persen dari target penyaluran 2024 sebesar Rp 165 triliun.

"Sebagian besar KUR disalurkan ke sektor produksi, seperti pertanian, perikanan, industri, dan jasa lainnya. Selain itu, BRI berhasil menjaga kualitas KUR dengan rasio kredit bermasalah (NPL) hanya 2,31 persen," ucapnya.

Penyaluran KUR BRI menunjukkan komitmen nyata untuk mendukung UMKM yang merupakan tulang punggung perekonomian nasional.

Dengan bunga rendah dan persyaratan mudah, KUR BRI diharapkan dapat meningkatkan akses pembiayaan bagi usaha mikro dan kecil yang membutuhkan modal untuk berkembang.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau