KOMPAS.com — Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung, diwakili oleh Inspektur Provinsi Lampung Fredy, menghadiri Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah secara virtual di Dinas Kominfotik Provinsi Lampung, Rabu (02/10/2024).
Pelaksana tugas (Plt) Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Tomsi Tohir mengingatkan kepada pemerintah daerah agar lebih cermat dalam memantau perkembangan inflasi di wilayahnya masing-masing.
“Kami minta setiap daerah untuk lebih memperhatikan perkembangan inflasi di wilayahnya masing-masing. Lakukan koordinasi yang baik, dan pelaksanaan yang pasti, jangan biarkan berlalu begitu saja. Hasil yang sudah dicapai harus kita pertahankan,” ujar Tomsi dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Senin (21/10/2024).
Sementara itu, Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti dalam paparannya menegaskan bahwa BPS selalu menjaga independensi dan terbebas dari intervensi dalam penghitungan inflasi yang dilakukan.
“Kami selalu bertanggung jawab atas hasil inflasi yang kami hitung. Semua tahapan proses penghitungan inflasi tersebut terus dan tetap kami lakukan sesuai dengan pedoman berstandar internasional,” tegas Amalia.
Amalia juga menegaskan bahwa BPS terus menjamin secara ketat kualitas hasil data yang dipublikasikan dalam setiap tahapan proses penyediaan statistiknya.
Ia kemudian menyampaikan bahwa pada bulan September 2024, Indonesia mengalami deflasi sebesar 0,12 persen, dengan inflasi year-on-year (yoy) sebesar 1,84 persen dan inflasi tahun kalender sebesar 0,74 persen.
Menurut Amalia, penurunan harga di tingkat konsumen yang menyebabkan deflasi pada September 2024 disumbang oleh beberapa komoditas yang mengalami peningkatan pasokan, yakni kelompok makanan, minuman dan tembakau, serta kelompok transportasi.
“Penurunan harga di sektor makanan, seperti cabai merah, cabai rawit, daging ayam ras, dan telur ayam ras, memberikan kontribusi besar terhadap deflasi. Selain itu, penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) non-subsidi yang menyesuaikan harga minyak internasional juga menjadi faktor penting dalam deflasi ini,” jelas Amalia.
Dalam laporannya, Amalia juga menjelaskan bahwa deflasi pada September 2024 merupakan yang terdalam dalam lima tahun terakhir, dengan 24 provinsi mengalami deflasi dan 14 provinsi lainnya mencatat inflasi.
"Deflasi yang terjadi dalam 5 bulan terakhir secara umum disumbang oleh penurunan harga komoditas bergejolak," tutur Amalia. (ADV)