Advertorial

Berkat Pendampingan PNM, Produk Abon Ikan Tongkol Ini Sukses di Pasaran

Kompas.com - 04/02/2025, 18:01 WIB

KOMPAS.com – Abon adalah makanan tradisional Indonesia khas pulau Bali dan Jawa yang berbentuk serat-serat seperti kapas dan berwarna coklat.

Makanan kering tersebut umumnya dibuat dari daging yang dikeringkan, disayat-sayat, dibumbui, kemudian digoreng.

Meski umumnya berbahan dasar daging sapi atau ayam, tapi ada juga abon ikan yang kini mulai menjadi favorit masyarakat.

Pengusaha ultramikro asal Tarogong Kidul, Garut, Jawa Barat (Jabar), yang mengembangkan abon ikan tongkol, Ida Ridawati, mengatakan bahwa abon jenis ikan juga mendapat sambutan baik dari masyarakat layaknya abon sapi atau ayam.

Hal tersebut terlihat dari tingginya antusiasme masyarakat saat dirinya coba mengembangkan produk abon ikan tongkol dengan merek Twinnietwoes pada 2018.

“Merek abon saya ini Twinnietwoes karena terinspirasi dari anak kembar saya. Jadi, Twinnietwoes mengandung arti kembar,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa (4/2/2025).

Namun, meski punya rasa yang khas dan disukai semua kalangan, abon ikan tongkol diakuinya masih jarang ditemui di pasaran.

Ida pun mengenang masa awalnya dalam menjual abon ikan yang kala itu banyak mengalami kesulitan.

Awalnya, ia kesulitan memasarkan produknya sehingga membuatnya cukup kewalahan.

Meski begitu, Ida tidak menyerah dan melakukan berbagai upaya agar usahanya bisa tetap berkembang. Salah satunya, dengan bergabung sebagai nasabah dari PT Permodalan Nasional Madani (PNM).

Keputusan itu jadi langkah tepat. Sebab, Ida mendapat berbagai pelajaran penting dari PNM agar produknya bisa dikenal secara luas, mulai dari memperbaiki pengemasan, mengurus dokumen perizinan usaha, hak kekayaan intelektual, hingga sertifikasi sehat dan halal.

Sejak saat itu, orang-orang pun mulai mengenal dan percaya pada produk abon tongkol Twinnietwoes

Selain itu, untuk membuat produknya bisa diterima di masyarakat luas, Ida juga mengenalkan ritual makan sehat ala abon tongkol.

“Saya cantumkan lima ritual makan sehat, mulai dari cuci tangan, baca doa, makan pakai tangan kanan, makan bersama orang terdekat, hingga repeat order. Ternyata, ini cukup efektif untuk mengenalkan produk ikan tongkol Twinnietwoes,” terang Ida.

Atas kemajuan yang dirasakan oleh usahanya itu, Ida pun berterima kasih kepada PNM karena telah membantu mengembangkan Twinnietwoes agar jadi lebih menarik.

Selain itu, PNM juga berjasa dalam membantu pemasaran produk abon tongkol dari Twinnietwoes.

Di sisi lain, Ida sebagai nasabah PNM Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) juga mendapatkan apresiasi dari Direktur Utama PNM Arief Mulyadi.

Bagi Arief, usaha rumah tangga seperti Ida memiliki potensi besar untuk bisa menembus pasar nasional dan internasional jika mau berupaya lebih.

“Mental ibu-ibu pengusaha rumahan ini perlu terus dibangun agar tumbuh rasa percaya diri dan optimistis bahwa usahanya bisa bersaing bahkan sampai ekspor. Itulah pentingnya membangun jejaring usaha supaya saling sinergi, berbagi inspirasi, dan menghasilkan kreatifitas yang menarik perhatian publik,” jelas Arief.

Arief menambahkan, PNM akan terus berkomitmen dalam membantu usaha rumah tangga agar bisa naik kelas.

“Komitmen tersebut tecermin dari pemberian modal, bukan hanya finansial, tetapi juga intelektual dan sosial guna memberi nilai tambah,” ucapnya.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau