Sejumlah sektor menjadi prioritas pembangunan, di antaranya pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan pekerjaan umum.
Sekretaris Daerah Provinsi Jabar Herman Suryatman menekankan bahwa konektivitas menjadi salah satu kunci utama kemajuan daerah perbatasan.
Hal itu ia sampaikan saat menghadiri Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Daerah Perbatasan Jabar–Jateng Tahun 2025 di Kantor Gubernur Bale Jaya Dewata, Kota Cirebon, Kamis (8/5/2025).
Ia menilai keterhubungan antara Jabar dan Jateng dalam berbagai sektor pembangunan harus berjalan lancar dan optimal.
Menurut Herman, Gubernur Jabar Dedi Mulyadi menargetkan agar pembangunan di Jabar dimulai dari wilayah perbatasan.
"Pak Gubernur menginginkan daerah perbatasan itu menjadi daerah yang paling maju," ujar Herman dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Kamis (24/7/2025).
Ia menambahkan, wilayah perbatasan sebagai pintu gerbang masuk dan keluar Jawa Barat harus menjadi etalase yang merepresentasikan kemajuan daerah. Tujuan akhirnya adalah peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Pemprov Jabar pun menetapkan target untuk menyelesaikan peningkatan kualitas dan kapasitas jalan hingga 2026, termasuk di wilayah perbatasan.
"Ke depan, di daerah perbatasan, salah satu cirinya adalah jalannya harus leucir mulus. Bukan cuma jalan, kita juga akan bangun gapura-gapura selamat datang yang baik," tutur Herman.
"Mudah-mudahan itu jadi sugesti yang mendorong kemajuan sosial, ekonomi, dan budaya. Ujungnya tentu kesejahteraan masyarakat," lanjutnya.
Dalam kesempatan itu, Herman juga mengajak Pemprov Jateng untuk memanfaatkan keberadaan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati di Kabupaten Majalengka yang lokasinya strategis dan dekat dengan perbatasan Jabar–Jateng.
"Eksportir Jateng jangan sungkan manfaatkan Kertajati. Kami juga ada Pelabuhan Patimban, mari kita saling memanfaatkan konektivitas yang ada," ujarnya.
Herman berharap, kerja sama perdagangan kedua provinsi dapat berlangsung saling menguntungkan. Dengan potensi komoditas unggulan masing-masing, Jabar dan Jateng diharapkan bisa memenuhi kebutuhan satu sama lain secara adil dan seimbang.
Ia juga menyoroti pentingnya penyediaan kesempatan kerja yang merata bagi angkatan kerja dari kedua provinsi.
"Hubungan kerja sama ini harus seimbang dan adil. Itu hanya bisa tercapai kalau kedua belah pihak bersama-sama bekerja keras," kata Herman.
Menurutnya, hubungan itu harus benar-benar terasa manfaatnya. Oleh karena itu, pembangunan harus ditopang oleh sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni, infrastruktur yang memadai, serta manajemen pembangunan yang efektif.
"Musrenbang ini harus menjadi alat untuk mengakselerasi pembangunan daerah, termasuk di wilayah perbatasan Jabar-Jateng," tegasnya.
Senada dengan Herman, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jabar Dedi Mulyadi menyampaikan bahwa seluruh wilayah perbatasan di Jabar harus memiliki infrastruktur yang layak.
"Selain itu, kualitas layanan kesehatan dan pendidikan juga harus lebih baik," katanya.
Dedi menjelaskan bahwa konsep pembangunan yang diusung oleh Gubernur Jabar adalah memulai pembangunan dari wilayah perbatasan, kemudian menyebar ke wilayah tengah.
"Jadi, kalau konsep yang beliau sampaikan adalah bagaimana pembangunan itu dimulai dari perbatasan terlebih dahulu secara circle, kemudian langsung menuju ke tengah," jelasnya.
Dengan pendekatan tersebut, seluruh permasalahan pembangunan di Jabar diharapkan dapat diselesaikan secara bertahap dan menyeluruh, dimulai dari perbatasan.
Sementara itu, Kepala Bappeda Jawa Tengah Harso Susilo menyatakan kesiapan Pemprov Jateng untuk meningkatkan potensi dan layanan publik di daerah perbatasan.
Ia menyebut, sektor yang akan disinergikan di antaranya adalah infrastruktur, pendidikan, kesehatan, dan sektor lainnya yang mendukung kesejahteraan masyarakat.
"Kami siap bersinergi demi pembangunan yang berkemajuan," ujar Harso.