Advertorial

Metode “Teaching Power Plant” dari President University

Kompas.com - 27/12/2016, 09:13 WIB

Perkuliahan umumnya masih identik dengan duduk di kursi dalam sebuah ruangan, namun tidak pada School of Mechanical Engineering di President University. Metode yang digunakannya adalah menerjunkan langsung para mahasiswanya dalam pencarian solusi generik problematika dan tantangan dunia industri dalam kondisi riil lapangan.

Metode pembelajaran terbaru ini sengaja diramu dan mengimplementasikan oleh President University dalam mempersiapkan mahasiswa dan mahasiswi Indonesia menjadi Insinyur berkelas dunia. Pengembangan metode ini dimulai dari mata kuliah Engineering Thermodynamic di mana pembelajarannya tidak hanya mengandalkan penjabaran yang bersumber dari buku (text book),

Metode perkuliahan yang dinamakan dengan “Teaching Power Plant” ini melibatkan peserta didik pada dinamika realitas industri secara langsung. Berkolaborasi dengan Bekasi Power yang terletak di Kawasan Industri Jababeka, Instalasi Pembangkit Listrik dari Bekasi Power menjadi subjek pembelajaran.

Proyek Pembangkit Listrik berkapasitas 130 mw yang mulai dibangun dan beroperasi sejak tahun 2007, saat ini sedang mempersiapkan pembangunan  pembangkit tahap ke-3 berikutnya dengan kapasitas yang sama. Pembangkit Listrik yang ada saat ini terdiri dari turbin gas 6B yang modern buatan General Electric Energy dengan kapasitas masing-masing 40-42 mw berdasarkan rating ISO.

-

Lebih dari itu, kelengkapan pembangkit ini bertambah istimewa dengan adanya dua generator uap dari Thermax Babcock and Wilcox Limited. Siklus gabungan ini dilengkapi oleh turbin uap dari Shin Nippon dengan kapasitas 46-50 mw yang didorong oleh suhu uap bertekanan tinggi dari kedua generator uap, yang memanfaatkan energi panas dari gas buang dari turbin-turbin gas, sehingga total kapasitasnya mencapai 130 mw.

Dalam proses pembelajaran, peserta didik dikondisikan untuk melihat, mengeksplorasi pengalaman para ahli, serta menganalisis lalu menyimpulkan prinsip kerja Rankine cycle, Brayton cycle, Heat Recovery Steam Generator dan lainnya langsung di PLTGU System di Bekasi Power.

Proses pembelajaran ini berlangsung selama tiga bulan, dan proporsinya mencapai 40 persen dari perkuliahan satu semester. Pada bagian akhir perkuliahan, seluruh peserta didik ditugaskan untuk menuliskan dan mempresentasikan hasil analisis mulai dari prinsip kerja hingga problematika lapangan dari masing-masing instalasi yang ada berdasarkan penguasaan basis teori terkait.

Pada akhirnya, mahasiswa mendapat umpan balik dari pimpinan perusahaan dalam hal ini Bekasi Power.

-

Metode pembelajaran ini mendapat respons positif dari Technical Advisor sekaligus Pembimbing Lapangan peserta didik, Margiono Mustofa. Menurutnya dengan menjadikan ‘power plant’ Bekasi Power ini sangat kondusif dan baik sebagai media pembelajaran lapangan bagi mahasiswa.

Pengamat energi Askar Triwiyanto juga berharap di masa yang akan datang, model pembelajaran ‘Problem based Learning’ yang diterapkan ini bukan hanya menjadi pengalaman berkesan saja bagi masing-masing peserta. Metode pembelajaran ini nantinya akan sangat menunjang proses penyediaan SDM ahli guna menyukseskan Program listrik 35000 mw.

“Ketergantungan pada SDM asing pun dapat dikurangi,” tutup Askar. (Adv)

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com