Penunggakan Royalti Hanya Puncak Gunung Es

Kompas.com - 12/08/2008, 12:41 WIB

JAKARTA,SELASA - Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) dan Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) menilai penunggakan royalti oleh beberapa perusahaan tambang batu bara hanyalah puncak gunung es dari kisruh regulasi pertambangan di Indonesia. Oleh karena itu, Koordinator Nasional Jatam Siti Maimunah mengatakan kebijakan pencekalan yang dilakukan pemerintah terhadap perusahaan-perusahaan bermasalah tersebut tidaklah cukup.

"Mencekal nggak akan ngefek (memberikan efek) karena banyak dari mereka yang juga sudah pensiun. Yang ada, pemerinta harusnya mengerahkan aparat untuk menutup dan memberhentikan perusahaan-perusahhaan tersebut," ujar Maimunah dalam keterangan pers di Jakarta, Selasa (12/8).

Begitu banyak permasalahan yang belum diselesaikan oleh perusahaan-perusahaan tambang batu bara tersebut. Walhi mencatat PT Kideco Jaya yang bermasalah dalam hal tunggakan royalti ternyata juga belum membayar jaminan reklamasi sebesar 2 juta dollar AS. Sedangkan PT Arutmin belum membayarkan penggantian lahan seluas 13.000 hektar di Kalsel. "Bahkan audit BPK menunjukkan kualitas air di daerah Arutmin dan Kideco tidak penuhi standar," ujar Pengkampanye Tambang Walhi Pius Ginting pada kesempatan yang sama.

Kontrak Karya Pertambangan Melemahkan Maimunah menambahkan bahwa bentuk Kontrak Karya Pertambangan baik KKB maupun PKP2B menempatkan pemerintah pada posisi dilematis. Kontrakor memiliki kedudukan yang secerajat dengan pemerintah selaku prinsipal dalam kontrak. Hal ini menyebabkan kontrol pemerintah atas kegiatan pertambangan menjadi sangat lemah.

Akhirnya, perusahaan selalu sembunyi di balik aturan kontrak setiap kali dimintai pertanggungjawaban atas kelakuan buruknya. Menurut Maimunah, hal ini harusnya sudah menjadi pengalaman berharga pemerintah misalnya dalam kasus larangan kegiatan tambang di areal hutan lindung atau kasus pencemaran Teluk Buyat oleh PT Newmont Minahasa Raya

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau