Dalam 4 Bulan, Tujuh Pesawat TNI Alami Kecelakaan

Kompas.com - 12/06/2009, 17:51 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Mendung masih saja menggelayuti dunia penerbangan di Indonesia. Kecelakaan lagi-lagi harus dialami moda transportasi udara (pesawat dan helikopter) khususnya yang melibatkan operator militer. 

Baru Senin (8/6) kemarin, kita mendengar kabar jatuhnya helikopter jenis Bolkow-105 buatan PT Dirgantara Indonesia (DI) tahun 1988  milik TNI AD di Cianjur, Jawa Barat, yang menewaskan tiga orang. Pada Jumat (12/6) siang ini, lagi-lagi helikopter milik TNI mengalami nasib naas sehingga merenggut korban jiwa.  

Helikopter Puma SA 330 dengan nomor registrasi H 3306 jatuh di lapangan rumput Lanud Atang Sendjaja, Bogor, hari ini pukul 14.10, setelah perbaikan sejak pukul 09.00 pagi tadi.

Memang ironis, kecelakaan yang dialami pesawat militer justru sering terjadi dalam beberapa bulan terakhir. Menurut catatan Kompas.com, dalam kurun waktu empat bulan terakhir, setidaknya sudah tujuh kecelakaan menimpa pesawat-pesawat TNI yang merupakan alat utama sistem persenjataan (alutsista). 

Rangkaian kecelakaan ini tidak saja menimbulkan kerugian material. Dari tujuh rentetan peristiwa kecelakaan ini, setidaknya sudah ada total 131 korban meninggal dunia.  

Berbagai pihak menilai berjatuhannya korban akibat kecelakaan pesawat atau helikopter TNI merupakan tanda waspada terhadap kondisi alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang dimiliki oleh Indonesia. Meski begitu, Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono mengatakan bahwa usia alutsista bukan merupakan penyebab utama atas banyaknya kecelakaan pesawat TNI akhir-akhir ini.  

Yang pasti, dengan rentetan kecelakaan ini, pemerintah dapat segera mempertimbangkan untuk secara bertahap mulai melakukan modernisasi alutsista TNI.


Berikut Rentetan Daftar Kecelakaan Alutsista Sepanjang 2009:

7 Maret 
Helikopter latih Pusdik Penerbangan Angkatan Darat jenis Hughes C300 HL 4098 milik jatuh di Kelurahan Tugurejo, Tugu Semarang. Tidak ada korban jiwa dalam kecelakaan ini.

6 April  
Pesawat TNI AU jenis Fokker F-27 Troopship nomor registrasi A-2703 jatuh dan terbakar di Lanud Husein Sastranegara, Bandung Jawa Barat. Korban tewas 6 awak pesawat dan 18 prajurit.

28 April
Pesawat latih TNI Angkatan Laut jenis TB-10 Tobago mendarat darurat di tengah muara sungai Silandak, Kota Semarang, Jawa Tengah. Mesin pesawat mati di ketinggian 1.000 kaki atau 330 meter (tidak ada korban jiwa).

11 Mei
Empat roda belakang pesawat Hercules 130 B milik TNI AU terlepas dan terpental hingga menghantam seorang warga dan satu rumah di dekat Bandara Wamena, Kabupaten Jawijaya, Papua (tak ada korban jiwa).

20 Mei
Sebuah pesawat angkut jenis C-130 Hercules Alpha 1325 jatuh dan terbakar di desa Geplak Kecamatan karas, Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Korban jiwa mencapai 101 orang. Sebanyak 99 orang adalah awak pesawat, dua warga sipil.

8 Juni
Helikopter jenis Bolkow-105 buatan PT Dirgantara Indonesia (DI) tahun 1988  milik TNI AD mengangkut lima perwira jatuh dalam penerbangan pulang dari lokasi latihan Kopassus di Pagelaran Cianjur menuju Markas Pusat Pendidikan Pasukan Khusus (Pusdikpassus) di Batujajar, Bandung. Korban tewas mencapai tiga orang dan dua lainnya luka.

12 Juni
Helikopter Puma SA 330 dengan nomor registrasi H 3306 jatuh di lapangan rumput Lanud Atang Sendjaja, Bogor, pukul 14.00 setelah sempat menjalani perawatan. Hingga Jumat (12/6) pukul 17.00, sudah ada tiga orang tewas.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Halaman Selanjutnya
Halaman:
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau