MARCELO Bielsa termasuk pelatih papan atas. Pelatih asal Argentina ini kini menjadi pahlawan Cile, setelah membawa negeri itu ke putaran final Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan.
Termasuk pelatih yang inovatif, tapi juga keras dan kadang terkesan aneh. Pekerja keras yang tak kenal lelah yang kemudian dijuluki "El Loco" (Si Gila). Disiplin, juga kreatif. Itu pula sebabnya, dia tetap dihormati pemainnya, bahkan juga lawan.
Sebagai pemain, dia sebenarnya kurang cemerlang. Sebab, baru empat tahun berkarier, dia harus pensiun karena cedera. Justru karena itu, dia bisa langsung fokus meniti karier pelatih dan terbukti sukses.
Mengawali karier pelatih dengan menangani mantan klubnya, Newell's Old Boys, dia langsung sukses. Timnya mampu juara Liga Argentina, juga masuk final Piala Libertadores 1992.
Menangani Timnas Argentina mulai 1998, penampilan timnya sangat impresif di babak kualifikasi Piala Dunia 2002. Bahkan, Argentina dianggap calon juara sangat favorit. Bielsa pun mengatakan, Argentina akan gagal jika pulang tanpa gelar juara. Namun, secara mengejutkan, Gabriel Batista dkk tersingkir di putaran pertama.
Namun, Bielsa kemudian mengembalikan reputasinya dengan membawa Argentina meraih medali emas sepak bola di Olimpiade Athena 2004. Itu gelar pertama buat Argentina.
Kemampuannya melatih dianggap kreatif. Bahkan, Bielsa dianggap menemukan beberapa gaya, teknik, dan strategi sepak bola. Sehingga, dia punya ciri khas tersendiri. Jika selama ini permainan Argentina hanya punya dua kiblat, Billardistas dan Menottistas (mengacu kepada Carlos Billardo dan Luis Cesar Menotti), kini ada kiblat baru: Bielsistas.
Selalu berusaha sempurna dan kerja keras menjadi kelebihannya. Dia selalu berusaha mempelajari lawan dengan baik. Selain itu, Bielsa juga tak segan mendengarkan pendapat para pemain, sehingga dia amat dihormati.
Secara taktis, Bielsa suka menggunakan tiga penyerang. Formasinya bisa 3-3-1-3 atau 3-1-2-1-3. Terkadang dia juga menggunakan formasi berlian di sektor gelandang. Dan, dia sangat suka sepak bola menyerang.
"Sepak bola menyerang cara paling sederhana untuk memenangkan pertandingan dan sukses. Di Argentina, kami menyadari hal itu. Wajar jika kami lebih bermain terbuka dan menyerang," kata Bielsa.
Itu pula yang dia terapkan dalam tim Cile. Setidaknya, dia sudah terbukti membawa Cile tampil impresif.
Jika sukses bersama Cile, maka Bielsa akan semakin besar namanya. Kesalahan di Piala Dunia 2002 bisa terobati atau terbayar. Tapi, dia mengaku sudah melupakannya.
"Saya tak menggunakan kesempatan ini untuk balas dendam atas kegagalan di Piala Dunia 2002. Yang terpenting dalam Piala Dunia adalah memastikan para pemain dalam kondisi terbaik. Itu akan sangat tergantung banyak faktor. Saya berharap, Cile akan berada dalam kondisi terbaik nantinya," ujarnya. (*)
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang