Lima Orang Disekap dalam Pembobolan ATM

Kompas.com - 15/05/2010, 15:04 WIB

MALANG, KOMPAS.com — Lima orang disekap dalam upaya pembobolan tiga mesin ATM di Jalan Tumenggung Suryo, Kota Malang, Sabtu (15/5/2010). Namun, gerombolan pelaku gagal membawa lari uang dari tiga mesin ATM tersebut karena diduga waktu mulai beranjak siang.

Upaya pembobolan tiga mesin ATM, yaitu Bank BCA, Bank BNI, dan Bank Mandiri, yang ketiganya berlokasi di Jalan Tumenggung Suryo, Kota Malang, diduga terjadi antara pukul 03.30-04.30 WIB. ATM BCA berlokasi di depan kantor Yayasan Penyandang Anak Cacat (YPAC), sedangkan ATM BNI dan ATM Mandiri berlokasi di depan Apotek Bengawan Solo yang berlokasi sekitar 500 meter dari lokasi ATM BCA.

"Dari keterangan para saksi, diduga lebih dari empat orang. Mereka datang mengendarai dua mobil Kijang Super berpelat merah. Namun, belum diketahui nomor polisi kendaraan itu. Saat ini kami tengah mendalami kasus ini lebih lanjut," tutur Kepala Kepolisian Resor Kota Malang Ajun Komisaris Besar Polisi Daniel TM Silitonga, Sabtu di Malang.

Pelaku pertama kali diduga berniat membobol ATM BCA terlebih dahulu. Di sana para pelaku sempat menyekap lima orang, yaitu tiga orang pengurus YPAC yang terdiri dari Lana Zulkarnain, Istiana (juru masak YPAC), dan Nurhayati; Hadi Santoso—seorang tukang becak yang biasa tidur di bangunan di belakang mesin ATM; serta Mustakim, satpam di sana.

Menurut Daniel, korban yang disekap dilumpuhkan dengan cara dibekap mulutnya dan ditutup mata. Ada di antara pelaku yang menakut-nakuti korban menggunakan pistol.

"Namun, pelaku tidak berhasil membawa kabur uang dari mesin ATM karena kemungkinan sudah mulai siang. Bagian mesin ATM terlihat rusak akibat coba dibobol," ujar Daniel.

Gagal menggasak mesin ATM pertama, pelaku langsung bergerak menuju ATM BNI dan Mandiri di depan Apotek Bengawan Solo Jalan Tumenggung Suryo 36, Kota Malang. Pelaku segera masuk ke mesin ATM BNI dan merusak tutup depan mesin ATM di sana. Di mesin ATM ini mereka juga gagal menggasak uang.

Belum puas dengan aksinya, komplotan pelaku bahkan sempat mencoba merusak mesin ATM Bank Mandiri yang berada persis di sebelah mesin ATM BNI. Namun, di sini mereka hanya sempat memutus kabel mesin ATM dan belum merusak fisik mesin ATM.

Kasat Reskrim Polresta Malang AKP Decky Hermansyah menuturkan bahwa pelaku diduga merupakan jaringan komplotan luar kota. Komplotan pelaku diduga merupakan jaringan luar kota. "Ini terlihat dari waktu aksi mereka yang antara pukul 03.30-04.30 dan itu sudah terlalu siang," ujar Decky.

Dengan kejadian ini, Decky menuturkan, delapan orang dimintai keterangan. Mulai dari satpam, korban yang disekap, dan sejumlah saksi lainnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau