Menkominfo: Polisi Harus Panggil Trio Artis

Kompas.com - 09/06/2010, 15:18 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com Menteri Komunikasi dan Informatika mendesak agar aparat kepolisian menindak tegas pelaku penyebaran serta pemeran video esek-esek mirip artis Nazriel Irham alias Ariel, Luna Maya, dan Cut Tari. Saat ditemui di Bandara Soekarno-Hatta, Tifatul meminta agar kepolisian segera memanggil ketiganya sebagai pihak yang diduga menjadi pemeran dalam video porno tersebut untuk dimintai keterangan.

"Kalau menurut saya, penyelidikan bisa dimulai dari video itu sendiri. Kalau ini kan memang orang yang ada di video itu sudah jelas. Diawali oleh pemanggilan orangnya. Saya minta polisi segera panggil," ungkap Tifatul di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Rabu (9/6/2010). Saat ditemui media, Tifatul baru saja dari Denpasar, Bali.

Tifatul juga meminta agar kepolisian segera memanggil saksi ahli untuk memastikan keaslian gambar tersebut. Menurut dia, kasus ini perlu diusut secara tuntas. Pasalnya, peredaran video tersebut sudah meresahkan masyarakat.

"Jika terbukti, maka penyebar dan pelaku perlu dihukum berat karena banyak masyarakat yang resah atas terjadinya banyak peng-upload-an di internet dan Facebook. Ini kalau sudah disebarkan kepada umum akan dikenai sanksi," ungkapnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Baca tentang
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Apresiasi Spesial
    Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
    Kolom ini tidak boleh kosong.
    Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
    Apresiasi Spesial
    Syarat dan ketentuan
    1. Definisi
      • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
      • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
    2. Penggunaan kontribusi
      • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
      • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
    3. Pesan & Komentar
      • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
      • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
      • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
    4. Hak & Batasan
      • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
      • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
      • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
    5. Privasi & Data
      • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
      • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
    6. Pernyataan
      • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
    7. Batasan tanggung jawab
      • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
      • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
    Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
    Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
    Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
    Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
    atau