Foke Prihatin Pelecehan Seks di 'Busway'

Kompas.com - 02/08/2010, 19:27 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo mengaku prihatin dengan aksi-aksi mesum yang terjadi di dalam bus transjakarta. Hal tersebut dikatakannya, Senin (2/8/2010), menanggapi terus terjadinya aksi tak bermoral tersebut. 

"Saya prihatin dengan pelecehan seksual di busway oleh oknum-oknum yang tak bertanggung jawab," ujarnya kepada para wartawan di Balai Kota, Senin. Dikatakan Foke, bus transjakarta, sebagai ikon Ibu Kota, perlu mendapat perhatian yang lebih besar. Pengelola bus transjakarta, sambungnya, perlu mengedepankan keamanan, kenyamanan, keterjangkauan harga, dan keselamatan penumpang dalam memberikan pelayanan.

Kendati antrean penumpang di sebagian besar selter bus transjakarta telah dipisahkan, nyatanya aksi pelecehan seksual di dalam bus masih terjadi. Kejadian terakhir, Senin tadi, seorang pegawai negeri sipil berinisial DA diamankan setelah melakukan pelecehan seksual terhadap dua mahasiswa di bus transjakarta, tepatnya di Cempaka Putih, saat bus tengah menuju selter Harmoni.

Ini bukan kejadian pelecehan seksual pertama di bus transjakarta. Sebelumnya, beberapa kali pelecehan seksual telah terjadi. Semuanya dilakukan pelaku laki-laki terhadap korban perempuan. Hal tersebut menjadi salah satu alasan desakan agar antrean di bus transjakarta dipisah antara laki-laki dan perempuan.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Baca tentang
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Apresiasi Spesial
    Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
    Kolom ini tidak boleh kosong.
    Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
    Apresiasi Spesial
    Syarat dan ketentuan
    1. Definisi
      • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
      • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
    2. Penggunaan kontribusi
      • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
      • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
    3. Pesan & Komentar
      • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
      • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
      • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
    4. Hak & Batasan
      • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
      • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
      • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
    5. Privasi & Data
      • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
      • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
    6. Pernyataan
      • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
    7. Batasan tanggung jawab
      • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
      • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
    Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
    Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
    Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
    Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
    atau