Bagaimana Pil KB Bekerja

Kompas.com - 23/09/2010, 17:10 WIB

KOMPAS.com — Sejak pertama kali diperkenalkan pada tahun 1960, pil kontrasepsi telah menjadi bagian penting dalam meningkatkan kesejahteraan manusia. Berkat inovasi di bidang farmasi ini, laju pertumbuhan penduduk bisa ditekan, kesejahteraan dan akses kaum wanita pada pendidikan pun meningkat.

Cara kerja pil kontrasepsi merupakan ide ilmiah yang cemerlang. Hormon membuat tubuh "mengira" telah terjadi kehamilan sehingga pembuahan tidak terjadi. Pil kontrasepsi bekerja di dua tempat, yakni di otak dan sekeliling rahim, yaitu tuba falopi dan uterus.

Menurut penjelasan Prof dr Biran Affandi, SpOG, staf pengajar di Departemen Obstetri dan Ginekologi FKUI/RSCM, pada dasarnya pil kontrasepsi bekerja dengan tiga cara.

1. Menekan ovulasi dengan cara mengurangi aktivitas indung telur sehingga sel telur tidak bisa matang.

2. Hormon progrestin yang terdapat dalam pil KB akan mencegah penebalan endometrium (lapisan dalam rahim tempat menempelnya sel telur yang siap dibuahi sehingga pembuahan tidak akan terjadi.

3. Mengentalkan lendir di leher uterus (serviks) sehingga sperma tidak bisa menembusnya. "Selain sperma, virus dan bakteri juga tidak bisa masuk sehingga pil KB punya manfaat lain untuk mencegah infeksi penyakit," katanya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau