Indonesian rock star stands trial over web sex videos

Cut Tari: The Man was Ariel

Kompas.com - 13/12/2010, 19:10 WIB

BANDUNG, KOMPAS.com - An Indonesian court played sequences from a rock star’s sex videos at his trial on Monday for allegedly spreading the clips on the Internet in breach of an anti-pornography law.

The closed hearing also heard testimony from television celebrity Cut Tari, 33, who told reporters outside court that she had admitted to having sex with singer Nazril Ariel, 29, in one of the videos.

If convicted, Ariel faces 12 years in jail and fines of up to six billion rupiah (672,000 dollars) for offences including distributing pornography on the Internet.

“I confessed that it was me in the video and the man was Ariel,” said Tari, wearing a black blazer and accompanied by her husband.

Reporters were not allowed inside the courtroom in Bandung, West Java, but they were allowed to peer through the windows. They saw Tari approach the bench to view a brief segment of one of the offending videos on a laptop.

The trial is being held behind closed doors to protect public morals in the mainly Muslim country, where the sex scandal — dubbed “Peterporn” after Ariel’s band Peterpan — has caused a national sensation. A second X-rated video widely distributed online earlier this year apparently features Ariel with another television personality, Luna Maya, 27.

Defence lawyer Alfian Bonjol said however that Ariel denied appearing in the steamy sex tapes. “My client denied that it was him in the video,” he told reporters, dismissing Tari’s testimony without further explanation.

Prosecutor Rusmanto said that according to Tari’s testimony, the video was made between 2005 and 2006. The clips have been viewed by hundreds of thousands of people online and sparked fears about immorality spreading among the Southeast Asian country’s youths through the Internet.

Islamic hardliners have called for the rock’n’roll singer to receive the maximum punishment. Some have called for Tari to be publicly stoned to death for adultery. About 40 Muslim extremists shouted slogans outside the court and trampled on pictures of Ariel, Maya and Tari.

Ariel has been detained since he surrendered to police on June 22 amid a media circus over the explicit videos. Neither Maya nor Tari has been charged with any offence. Both women have lost lucrative marketing deals as a result of the scandal.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Baca tentang
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Apresiasi Spesial
    Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
    Kolom ini tidak boleh kosong.
    Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
    Apresiasi Spesial
    Syarat dan ketentuan
    1. Definisi
      • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
      • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
    2. Penggunaan kontribusi
      • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
      • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
    3. Pesan & Komentar
      • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
      • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
      • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
    4. Hak & Batasan
      • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
      • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
      • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
    5. Privasi & Data
      • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
      • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
    6. Pernyataan
      • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
    7. Batasan tanggung jawab
      • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
      • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
    Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
    Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
    Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
    Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
    atau