MADIUN, KOMPAS.com- Istilah PST mungkin belum sepopuler PSK atau pekerja seks komersial. Padahal, dalam hal penularan HIV/AIDS, PST atau pekerja seks terselubung ini bisa lebih berbahaya.
Selain jumlahnya banyak, keberadaan PST juga sulit dipantau karena mobilitasnya yang tinggi. Mereka sering berpindah lokasi kerja, bahkan berpindah kota.
Direktur Program Yayasan Bambu Nusantara, sebuah lembaga swadaya masyarakat yang melakukan pendampingan terhadap pengidap HIV/AIDS, Andrianus Uran, Selasa (11/10/2011), mengatakan, praktek PST ini marak di Kota Madiun, Jawa Timur.
Mereka biasa ditemukan di tempat-tempat hiburan malam. Usia dan statusnya beragam, mulai dari remaja, mahasiswi, hingga ibu rumah tangga.
"Hingga saat ini sudah 171 orang PST yang kita dampingi. Di luar sana masih ada ratusan yang tidak terpantau karena terkendala koordinator atau mami yang sering menghalang-halangi jika kami ingin melakukan konseling," ujarnya.
Sementara itu, jumlah pengidap HIV/AIDS di Kota Madiun tahun 2011 telah mencapai 141 orang. Jumlah pengidap ini terus naik setiap tahun. Bahkan jauh dibandingkan dengan tahun 2006 lalu di mana hanya ditemukan 4 pengidap.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang