Warga Bali Protes BBM Lewat Ogoh-ogoh Nazaruddin dan Angie

Kompas.com - 09/03/2012, 15:58 WIB

DENPASAR, KOMPAS.com - Menjelang Hari Raya Nyepi, beberapa hari ini warga Bali mulai merakit ogoh-ogoh, boneka kayu raksasa yang akan diarak saat malam Nyepi. Jika biasanya ogoh-ogoh berbentuk raksasa, atau makhluk menyeramkan, seorang warga di Denpasar justru membuat ogoh-ogoh mirip Nazaruddin dan Angelina Sondakh yang sedang berboncengan naik sepeda onthel.

Uniknya, ogoh-ogoh ini diberi nama Miss Wisma 2012, sesuai dengan kasus korupsi wisma atlet yang menyeret keduanya ke ranah hukum. Ogoh-ogoh mirip Angelina Sondakh terlihat memakai selempang bertuliskan Miss Wisma 2012, sementara Nazaruddin mengenakan topi petani seperti yang ia kenakan saat melakukan teleconference di Kolombia silam.

Komang Tenaya, warga Banjar Tegal Sari, Dangin Puri, Denpasar yang memiliki ide membuat ogoh-ogoh ini mengaku kesal dengan tingkah laku para koruptor yang selama ini menyengsarakan rakyat. Menurut pria 40 tahun ini, rencana kenaikan BBM juga disebabkan ulah koruptor yang merugikan negara hingga triliunan rupiah.

"Kalau uang-uang hasil koruptor dikumpulin kan bisa digunakan untuk subsidi BBM, jadi pemerintah tidak perlu menaikkan harga BBM," jelas Tenaya, yang menganggap selama ini koruptor telah merampok APBN yang mengakibatkan APBN tidak sehat dan muncul rencana kenaikan BBM.

Ogoh-ogoh ini dibuat sejak 2 bulan lalu dengan biaya sekitar Rp 2 juta. " Ini yang buat anak-anak SD, SMP, urunan pakai uang jajan mereka, bukan pakai uang korupsi," ucapnya.

Pria yang berprofesi sebaga wiraswasta ini berharap para pejabat di DPR lebih mementingkan kesejahteraan rakyat dibanding perut mereka sendiri.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Baca tentang
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Apresiasi Spesial
    Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
    Kolom ini tidak boleh kosong.
    Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
    Apresiasi Spesial
    Syarat dan ketentuan
    1. Definisi
      • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
      • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
    2. Penggunaan kontribusi
      • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
      • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
    3. Pesan & Komentar
      • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
      • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
      • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
    4. Hak & Batasan
      • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
      • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
      • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
    5. Privasi & Data
      • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
      • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
    6. Pernyataan
      • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
    7. Batasan tanggung jawab
      • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
      • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
    Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
    Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
    Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
    Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
    atau