Menuju Swasembada

Pangan 2017

Kementerian Pertanian Republik Indonesia bertekad untuk mewujudkan pertanian industrial unggul berkelanjutan berbasis sumber daya lokal demi meningkatkan kemandirian pangan, ekspor dan kesejahteraan petani.

KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO - Berbagai jenis makanan khas Maluku Utara yang berbahan dasar sagu, ubi, dan ikan tampil dalam pesta kuliner masakan Maluku Utara di Festival Teluk Jailolo, 2013, di Jailolo, Halmahera Barat, Maluku Utara, Sabtu (18/5/2013). Festival yang rutin diadakan setiap tahun ini bertujuan untuk mengangkat budaya suku-suku di Halmahera Barat dan juga potensi pariwisatanya.
Kamis, 31 Oktober 2013

Sumber Pangan Lokal Kunci Ketahanan Pangan


PADANG, KOMPAS.com - Diversifikasi pangan dan pendayagunaan sumber pangan lokal diyakini menjadi kunci penting tercapainya ketahanan pangan demi sistem pangan yang kontinu.

"Demi sistem pangan berkelanjutan, penggunaan dan diversifikasi sumber daya pangan lokal menjadi kunci tercapainya ketahanan pangan dan gizi seimbang di tingkat nasional dan lokal," kata Kepala Perwakilan Badan Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) Mustafa Imir dalam acara puncak Peringatan Hari Pangan Sedunia di Padang, Kamis (31/10/2013).

Mustafa mengatakan, sebuah sistem pangan terdiri dari lingkungan, masyarakat, institusi, dan proses dimana produk pertanian diproduksi, diolah, dan dibawa ke konsumen. Segala aspek dalam sistem pangan akan berpengaruh pada ketersediaan dan akses terhadap keberagaman, makanan bergizi, serta kemampuan konsumen untuk memilih diet yang sehat.

Sistem pangan yang berkelanjutan, ucap Mustafa, bergantung pada petani dari segi produksi. Sebagian besar produk pangan primer dihasilkan oleh petani kecil.

"Lebih dari 70 persen produk pangan dasar dihasilkan oleh petani kecil. Tulang punggung ketahanan pangan adalah petani kecil. Sistem pangan berkelanjutan juga dibangun oleh dan bergantung pada petani kecil dalam hal produksi," ujar Mustafa.

Lebih lanjut, tantangan yang harus dihadapi oleh dunia dan Indonesia adalah ketidaktahanan pangan dan gizi buruk. Faktor penyebab langsung gizi buruk sangat kompleks, termasuk diantaranya:
- tidak cukupnya persediaan pangan yang aman, beragam, dan bergizi.
- kurangnya akses air bersih, sanitasi, dan layanan kesehatan.
- tidak tepatnya pemberian makanan pada anak dan pilihan diet untuk orang dewasa.

"Untungnya kita sudah memiliki pengetahuan dan pengalaman tentang bagaimana mengatasi isu-isu ini agar dapat memastikan ketahanan pangan dan gizi dengan komitmen kuat dari pemerintah dan para pemangku kepentingan terkait," ujar Mustafa.